2. Who are You??

891 77 2
                                    

*Kriing!

Bel baru saja berbunyi dan semua murid disetiap penjuru kelas berlomba menuju kantin dan mengisi perut mereka yang kosong.

Termasuk kelas Bulan, semua keluar meninggalkan kelas tersisa hanya Bulan dan Jejef disini.

"Kamu engga ke kantin?" Tanya Jejef dengan nada pelan

"Engga, kalo lo mau duluan aja gua gak mood ke kantin" Balas Bulan tanpa menatap Jejef dan memilih bermain hp

"Mau nitip? Aku bisa traktir"

What The--

Baru pertama kali bertemu dan juga belum berkenalan tapi sudah main traktir??

Bulan terhenyak lalu menatap Jejef kaget dan ponselnya ia taruh agak kasar membuat Jejef kebingungan.

"Kenapa? Aku salah ya?" Tanya Jejef polos

"Ya jelas salah lah! Poin pertama gua gatau siapa lo dan poin kedua dan paling utama yaitu kita belum kenalan" Ujar Bulan sembari menaikkan satu halis

"Tadi udah kan aku didepan?" Tanya Jejef lagi

"Argh! Whatever!!"

Bulan yang merasa kesal itu langsung naik ke meja belakang lalu loncat ke bangku belakang karena Jejef menghalangi jalannya kemudian berjalan dengan langkah lebarnya keluar kelas meninggalkan Jejef sendirian.

'Atractive girl, i like it'

.⋆★ ۰ ໋࣭  ✿⁠  ۰ ໋࣭★ ⋆.

Bulan menikmati suasana sambil mendengarkan lagu kesukaannya melalui earpods yang terpasang disatu telinganya.

Namun nampaknya suasana tenang yang Bulan rasakan sepertinya sirna karena tepat ditengah lapangan saat Bulan tak sengaja menoleh ke samping kiri terdapat kerumunan murid yang nampak ricuh termasuk geng onar ada disana.

Memang, Bulan awalnya tidak memperdulikan peristiwa tersebut dan kembali melanjutkan langkahnya. Tapi sepertinya Bulan mengenali dengan baik siapa sosok murid yang berada ditengah kerumunan tersebut.

"Itu Jejef kan??!!"

Tak ayal Bulan langsung berlari menuju kerumunan tersebut sambil meneriaki nama Jejef, alhasil gadis tersebut menjadi pusat perhatian satu sekolah.

"Stop!! Apaan lu pada beraninya main keroyokan?!" Bentak Bulan melerai perundungan

"Wah, wah, wahh siswi most wanted ngebela si cupu?" Ucap si ketua geng bertepuk tangan

"Dia temen sebangku gua, apapun yang bersangkutan sama gua berarti milik gua! Paham lu?! Soal most wanted gua gak peduli sama julukan gua itu!"

Ucapan Bulan sukses membuat satu lapangan mendadak hening seketika, lalu Bulan menarik tangan Jejef pergi dari sana menuju halaman belakang sekolah yang jarang didatangi murid.

"Jejef!! Lo itu cowok!! Kenapa gak lawan mereka??! Lo suka ditindas? Iya??! Please se nerdy apapun lo tetep harus lawan kalo lo ngerasa dibully Jef!!" Ujar Bulan kesal sekaligus khawatir

"Maafin aku Lan, tapi aku gabisa beladiri" Ucap Jejef sangat pelan terdengar merasa bersalah

"Haduuh!! Baru kali ini gue ketemu cowok se pasrah lo, Jef"

Bulan yang merasa sangat kesal itu secara tidak sadar menarik kerah kemeja seragam Jejef membuat jarak antar keduanya menipis.

Tarikan dari Bulan rupanya membuat sebuah benda terjatuh dari saku celana seragam milik Jejef yang tak lain adalah sebuah dompet kecil berwarna biru dongker yang terdapat lencana polisi.

Ketika Bulan hendak menunduk kebawah untuk melihat benda apakah tersebut, relfek Jejef mengangkat dagu Bulan dan sedikit menariknya membuat Bulan sangat terkejut.

"J-jangan dilihat, bukan apa-apa kok"

Deru nafas hangat Jejef begitu terasa menerpa wajah cantik Bulan, tatapan Jejef ketika bertemu dengan tatapannya begitu teduh dan nyaman membuat Bulan terhipnotis dengan tatapan tersebut.

Mata indah Jejef membuat Bulan melupakan penampilannya yang begitu cupu dan berantakan, Bulan secara tidak sadar menikmati tatapan teduh dari seorang Jejef Athala.

"Woi!! Cupu!!"

Keduanya terkejut secara bersamaan ketika suara si perundung tersebut mulai mendekat, rupanya para perundung tersebut mengikuti keduanya hingga kemari.

Dengan kecepatan gesit, Jejef mengambil barang miliknya yang terjatuh lalu memasukkannya ke dalam saku kemudian menarik Bulan ke balik tembok untuk bersembunyi dalam hitungan detik tanpa jeda.

Sungguh relfek yang bagus!

Jejef yang panik itu rupanya menyandarkan Bulan ditembok dan mengunci pergerakan Bulan dan terus mengawasi keadaan luar, sedangkan Bulan merasa sangat gugup saat ini karena jarak keduanya amat sangat tipis.

*Kosrak!

"Cupu!! Bulan!!"

Gawat!

Suaranya semakin mendekat membuat Jejef mau tidak mau merapatkan tubuhnya dengan Bulan ke tembok supaya tidak terlihat oleh si perundung pemilik nama Arzen Maheswara.

Sesekali melihat ke depan, Jejef menatap Bulan yang tingginya hanya se dada nya itu dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan, yang pasti tatapan Jejef sangatlah dalam.

"Je--

*Chup

Mata Bulan terbelalak seketika saat Jejef mencium bibirnya dan menahannya cukup lama dikarenakan suara Bulan yang cukup stereo dan nyaris membuat Arzen menoleh kemari.

Jejef menahan kecupannya cukup lama sampai Arzen dipastikan benar-benar pergi dari sini barulah Jejef melepas kecupannya.

"M-maaf..m-maafin aku..s-suaramu stereo tadi dan dia nyaris liat kesini karena suaramu...s-sekali lagi maafkan aku"

Jejef menatap Bulan penuh perasaan bersalah dan ibu jari tangan kanannya bergerak menyeka air liur yang tersisa di tepi bibir Bulan.

"L-lu bukan sembarang nerdy, s-siapa lu??"

Bersambung...

New Cast

Arzen Maheswara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arzen Maheswara

My Intel Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang