5 - Normal 2x

22 0 0
                                    

Najel masuk ke apartemen milik kakaknya, chanyeol. Oh iya, apakah aku sudah memberitahumu bahwa lelaki itu sudah menjadi penghuni penjara? Dan melimpahkan sejumlah hutang kepadaku yang aku pun terseok-seok membayarnya. Pintar sekali dia. Dan apartemen ini umurnya tak lama lagi. Mungkin nanti najel akan menjadi gelandangan atau semacamnya tanpa rumah.

Najel menghela napas kemudian mematung. Melihat punggung laki-laki yang ia kenal sedang duduk di sofa.

"Sejak kapan ke sini?"

Jungkook menoleh, ia bangun mendekati najel dan memegang kedua pundaknya. "Kamu kemana?"

Tak mungkin kan Najel berkata kalau habis berpergian ke pantai gyeongpo bersama orang lama. Sehingga Najel menjawab seadanya.

"Beli corndog dekat pantai gyeongpo, setelah itu pulang."

Jungkook menghela napas, pundaknya pun ikut turun. Dilihat dari raut muka jungkook, pria itu memasang wajah khawatir.

"Sama siapa?"

"Sendirian."

Jungkook melihat kedua kaki Najel tampak kotor. "Pasir?"

"Kan dekat pantai."

"Aku lagi ngidam makan corndog gyeongpo, jadi pergi ke sana sendirian."

"Oke," Jungkook mengangguk. Daripada buntut persoalan ini semakin panjang, lebih baik dia mengakhirinya.

"Aku mandi dulu ya."

"Oke."

***

Setelah mandi, najel hendak membersihkan pakaian kotornya tadi. Tapi dirinya terkejut bahwa ada jaket milik V yang ternyata tadi ia kenakan. Bahkan wangi parfum laki-laki menempel di jaket tersebut.

Najel menepuk jidatnya pelan. Ia tidak mahir dalam berbohong atau memang jungkook yang....? Ah sudahlah, malu sedikit tidak apa-apa lah ya.

Najel berjalan ke ruang tengah sambil mengeringkan rambut. Disana Jungkook telah menghidangkan makanan.

"Kuharap kamu lapar," kata jungkook, sementara Najel telah duduk bersebrangan dengannya.

"Masih kok, perutku elastis!"

Jungkook menyimpulkan senyuman.

"Ngomong-ngomong."

"Hm?" sahut jungkook.

"Apa kau tidak sibuk?"

Jungkook menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Cukup sibuk."

"Lalu kenapa kau ke tempat ini? Sudah berapa lama?"

Jungkook melihat jam tangannya. "Hanya tiga puluh menit sebelum kamu tiba."

"Aku tidak ingat, kapan terakhir kali nasi aku masak maupun kuhangatkan."

Jungkook menyimpulkan senyuman kaku. "Lupakan soal itu, mari makan."

"Kau berbohong kuki, aku tidak suka."

"Maaf."

"Untuk apa? Meminta maaf berarti benar kan, berbohong?" Najel melihat hidangan lalu berucap. "Aku jadi tak selera makan."

Najel bangun dari tempatnya menuju sofa. Ia duduk menyilangkan kaki disana lalu membuka ponsel. Jungkook merespon reaksi itu dengan mendatanginya.

"Mau?" Jungkook menyodorkan kimbap dengan sumpit yang ia pakai.

Awalnya najel menghiraukan. Tapi karena corndog yang beberapa jam yang lalu ia makan belum mengisi penuh perutnya, najel menerima suapan tersebut.

"Nggak marah lagi, kan?" tanya Jungkook.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang