03

4 0 0
                                    


KEBETULAN ATAU TAKDIR?

~oO~O~Oo~

"kolonel ingin bertemu denganmu Lahilla"

Ucapan George mengejutkan Lahilla saat selesai melaksanakan doa, membuat wanita itu kebingungan mencari cara untuk meresponnya

Senyuman dan tatapan Damian terlihat berbeda jauh dengan tatapan yang dia berikan sebelumnya, sorot matanya terlihat ramah membuat Lahilla bertanya - tanya apakah ini orang yang sama dengan sebelumnya?

"Dengan hormat izinkan saya memperkenalkan diri my lord, nama saya Lahilla"

Pembicaraan mereka dimulai untuk pertama kalinya.

"Lahilla ya. nama yang indah"

pria itu membuka suara untuk pertama kalinya setelah sekian lama mereka bertemu, terlihat kepribadiannya berubah menjadi sangat berbeda. dengan suaranya terdengar sedikit serak

"penampilanmu sangat indah tempo hari. aku sangat menyukai tarianmu"

"terima kasih atas pujiannya my lord"

"sepertinya Kolonel terpesona dengan penampilanmu lahilla. benar kan kolonel?"

george marton tiba - tiba membuka suara bercanda tanpa adanya formalitas diantara keduanya.

Kali ini Lahilla hanya bisa berpura - pura tersenyum mendengar seluruh perkataan count yang menurutnya berlebihan dan membuatnya risih

"ya kau benar"

senyum Lahilla memudar saat mendengar perkataan itu. pria yang tadi menatapnya penuh kebencian saat ini berubah menjadi pria yang memuji- mujinya

"matamu sangat unik ya"

"ya?"

Celetuk Lahilla reflek saat mendengar ucapan Damien lagi

"aku bilang warna matamu sangat unik"

Lahilla terdiam sebelum matanya sedikit terbelalak dan akhirnya menyadari sesuatu. pria itu tau dengan asal usul dirinya.

Warna mata merah bata yang hanya dimiliki oleh darah pemimpin Aschene di setiap keturunannya

"ya banyak orang yang berkata seperti itu. saya berasal dari romala dan mata ini saya dapatkan dari mendiang ibu saya"

dia segera membuat alasan secara natural agar tidak dcurigai oleh Damian

"benarkah seingat saya suku Romala sudah lama dimusnahkan oleh Aschene"

terkejut mendengar ucapan Damian yang tanpa basa - basi. dia tidak tau bagaimana cara meresponnya.

"dulu aku pernah bertemu dengan orang - orang yang memiliki warna mata sepertimu"

bagaikan petir yang menyambar ia akhirnya semakin tersadar. pria itu secara terang - terangan mengungkit kehidupannya di masa lalu.

"benarkah?"

Lahilla berhasil menyembunyikan keterkejutannya

ESSENCE OF THE SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang