Jangan pernah memberi harapan untuk seseorang agar dia terbang, jika setelahnya kau sendiri yang mematahkan kedua sayapnya.
.
.
.Arel mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, membelah lalu lintas sore yang dipadati oleh orang-orang di jam pulang bekerja. Dia tidak langsung menyusul Gala ke rumah sakit. Emosinya belum turun setelah apa yang terjadi. Bukan karena perkelahiannya dengan anak SMA 57, namun kehadiran Bintang, Ara, juga Rere dan Cindy.
Sebegitu inginkah Bintang membuat Ara membencinya? Tidak cukup puaskah Kakak kelasnya itu mendapatkan hati Ara? Sehingga Bintang ingin memperlihatkan sosok buruknya pada Ara? Rahang Ares mengeras, dia tidak suka cara Bintang.
Memang benar dia suka berbuat onar dan dia tidak bermaksud menyembunyikan sifat buruknya dari Ara, toh satu sekolah sudah tahu keburukan dan kenakalannya. Ara juga pasti sudah tahu. Tapi bukan dengan cara seperti ini. Dia benci orang lain merusak apa yang sedang dilakukannya, dia benci orang lain ikut campur urusannya.
Memasuki pelataran rumah sakit, dia melihat motor milik Gala dan teman-temannya. Dia akan memastikan kondisi anak-anak SMA 57 juga Bima.
Namun, begitu dia masuk ke lobi, yang dilihatnya justru Bintang, Ara, Rere dan Cindy. Mereka mengikuti Gala sampai ke rumah sakit.
"Arel!"
Kali ini Cindy menyadari kedatangannya lebih dulu, lalu berjalan menghampirinya. Arel tersenyum tipis pada Cindy, sadar jika dalam hal ini Rere dan Cindy tidak bersalah.
"Lo dari mana? Lo nggak apa-apa?" Tanya Cindy menatap khawatir pada Arel.
"Nggak apa-apa, udah biasa, 'kan?" Jawab Arel tersenyum miring lalu beralih menatap Bintang dengan dingin.
"Masih kurang lo ngerecoki urusan gue? Ngapain bawa-bawa mereka ke sini?" Ucap Arel tidak suka. Dia melangkah maju mendekati Bintang untuk bicara pada pemuda itu. Menurunkan suaranya agak tidak terjadi keributan di lobi.
"Gue ngerecoki urusan lo?" Bintang berdecih, menatap Arel tak suka. "Bukannya gue mau melakukan semua ini. Lo sendiri yang bikin ribet masalah."
"Gue bikin masalah sama lo?" Decak Arel tak percaya, "Lo pikir, gue sebegitunya nyari perkara sama lo?"
Bintang tampak akan mengucapkan sesuatu, namun urung saat menatap Ara dan melihat gelengan pelan dari gadis yang disayanginya itu.
"Denger, gue nggak mau cari ribut sama lo. Gue datang hanya untuk ngasih tau lo, tentang tanggung jswab yang seharusnya lo utamakan ketimbang keributan ini."
Bintang menarik napas panjang sebelum melanjutkan. "Lo harusnya sadar dan tau benar bahwa besok kita lomba. Daripada semua hal bodoh yang merugikan ini, harusnya lo datang ke pengarahan terakhir. Semua orang meluangkan waktunya untuk memberikan yang terbaik, sementara lo seenaknya melakukan hal ini?"
Ara meraih tangan Bintang lalu mengusapnya untuk menenangkan emosi pacarnya itu. Hal itu tidak luput dari mata Arel. Membuatnya merasa semakin panas.
"Arel, maksud Kak Bintang baik, kok. Dia peduli sama kamu, makanya dia nyari kamu untuk bertanya alasan kenapa kamu nggak datang," tambah Ara, tangannya masih menggandeng Bintang, namun anehnya ada kesedihan yang tampak di matanya.
"Jadi, maksudnya ini semua salah gue karena nggak datang? Dan lo bilang, kalau gue nggak bertanggung jawab?" ucap Arel tanpa sadar dengan suara meninggi.
Menghela napasnya kasar, Arel maju selangkah mendekati Bintang. "Denger ya, gue melakukan hal ini sebagai bentuk tanggung jawab gue untuk temen gue daripada gue duduk diam di kelas padahal ada yang butuh bantuan gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushing On You ✅ END
Novela JuvenilAra si murid pindahan yang suka sama kakak kelasnya, Bintang. Ketua Osis yang gantengnya kayak idol Kpop tapi versi lokal. Tapi, di tengah perjuangannya meraih perhatian Bintang, ada Arel. Teman masa kecil Ara yang nyebelinnya minta ampun. Arel yang...