Tatapan tak biasa kini sedang Paul tujukan pada sahabatnya Rony. Iya kini Paul sedang duduk bersama di teras depan rumah Rony sembari menikmati rokok yang telah menyala di tangan mereka.
Ditatap tak biasa oleh Paul membuat Rony memilih mematikan putung rokoknya.
"Kenapa lo?" Tanya Rony
"Emang gue kenapa?" Tanya Paul
"Lo ngelihatin gue enggak biasa Paul, gue jadi ngerasa aneh." Ujar Rony yang membuat Paul tertawa.
"Enggak ada apa-apa sih Ron, gue cuman ingin memperhatikan diri lo secara seksama, karena jujur gue penasaran aja pesona apa yang ada dalam diri lo sampai bisa ngebuat Salma yang jual mahal jadi cegil enggak karuan." Tutur Paul
"Gue suruh lo kesini untuk jelasin ke gue materi perkuliahan yang tertinggal, kenapa malah bahas Salma." Ujar Rony
"Lo suka sama dia?" Tanya Paul to the point pada Rony.
Ditanya Paul soal suka atau tidak suka dirinya pada Salma membuat Rony terdiam.
"Suka apa dulu nih? Secara personal? Tentu aja siapa yang enggak suka sama cewek baik macam Salma." Ujar Rony
"Enggak usah bertele-tele dan sok polos lo anjing, pakai segala secara personal, lo jatuh cinta sama dia?" Tanya Paul
Mendapat pertanyaan ultimatum dari Paul membuat Rony mengulas senyum devilnya.
"Cinta? Lo kenal gue berapa lama sampai tanya soal cinta sama gue, enggak ada waktu Paul dalam hidup gue ngurusin yang namanya cinta, perasaan apalagi perempuan." Ujar Rony
"Tapi lo tau kan kalau Salma lagi mencintai lo secara ugal-ugalan, selama gue jadi temannya baru kali ini Salma seolah bukan Salma yang gue kenal Ron, dia itu cewek yang benar-benar jual mahal, bahkan cowok macam Diman yang secara kasat mata tampak sempurna pernah dia gantung perasaannya sama si Salma, dan sekarang dunia seolah berputar Salma menjelma sebagai cegil yang siap mengabdi cinta sama lo Ron." Ujar Paul
"Gue enggak tau gimana sikap lo, perbuatan lo, bahkan perhatian lo ke Salma sampai lo bisa merubah dia dari yang gengsi seolah enggak peduli lagi akan harga diri." Imbuh Paul
Rony terdiam dan mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut Paul tentang Salma. Rony mengerti kini Paul berbicara sebagai sahabat Salma bukan sebagai sahabatnya, dapat Rony simpulkan bahwa sikap Paul saat ini adalah bentuk kekhawatiran Paul terhadap Salma terlebih ini soal hati, tak ada satupun sahabat yang mau sahabatnya patah hati dan itu yang kini bisa Rony lihat dari diri seorang Paul.
"Sikap gue ke Salma enggak lebih dari seorang ojol dan customer nya, customer adalah raja kan? Dan gue lakukan itu sama Salma, dan soal perhatian, perhatian yang gue beri ke Salma adalah perhatian yang gue berikan ke semua orang, enggak lebih dari sekedar nasehat jaga diri, jaga hati dan selalu semangat akan apapun yang terjadi karena hidup ini enggak selalu bicara soal hati, tapi sorry Paul kalau nyatanya sikap dan perhatian gue itu bikin Salma jatuh hati, gue tau lo saat ini bersikap sebagai sahabatnya Salma, satu hal yang harus lo tau, kita enggak bisa mencegah orang suka sama kita, yang bisa kita lakukan hanya berusaha menetralkan perasaan kita agar tidak terbawa suasana, dan itu yang sekarang sedang gue lakukan Paul." Jelas Rony
Rony memang sosok yang peka akan sekitar, tak bisa Paul pungkiri sikapnya saat ini memang sebagai sahabat Salma yang takut Salma patah hati karena ekspektasinya terlalu tinggi dalam mengharapkan cinta Rony. Dan tujuannya bertanya pada Rony tentang Salma adalah untuk mencari tau bagaimana perasaan Rony terhadap Salma agar ia bisa perlahan memberi tahu Salma tentang fakta yang ada supaya Salma tak terjebak dalam cinta yang bertepuk sebelah tangan yang tentu akan membuat hatinya patah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA (SEGERA TERBIT)
JugendliteraturHari sial Salma Rania Altharena membuatnya bertemu dengan Rony Gallendra Madaharsa, hingga keduanya terlibat dalam situasi dan kondisi yang melibatkan perasaan mereka. Akankah keterlibatan perasaan keduanya akan membuat mereka berlabuh dalam cinta...