Prolog

575 110 23
                                    

Happy reading..
Votmen nya jangan lupa ya, biar author semangat buat up terus..

***

Di depan ruang UGD, Elvano memijat dahinya frustasi. Kepalan tangannya juga semakin erat, pertanda dirinya sedang takut. Nafasnya tidak beraturan. Di dalam ruang UGD tersebut, sang istri sedang berjuang untuk melahirkan si bungsu mereka.

Takut, bahagia, sedih bercampur menjadi satu. Takut, persalinan tidak berjalan lancar. Bahagia, karena waktu yang dinantikan telah tiba, si bungsu akan lahir ke dunia. Sedih, karena keadaan si bungsu tidak sekuat anak normal. Dirinya beserta keempat putranya hanya bisa merapalkan doa agar bungsu mereka terlahir selamat beserta sang mommy.

Elvano menoleh ke arah si sulung yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya, bahu si sulung terlihat bergetar pertanda bahwa dirinya sedang menangis. Elvano mengelus bahu si sulung, berharap dari elusan tersebut si sulung dapat lebih tenang. Elvano tidak boleh kelihatan lemah di hadapan putra nya.

Si sulung, Sagara mengangkat kepala nya, menatap raut wajah daddy nya yang juga terlihat khawatir. Mata si sulung berkaca kaca.

"Daddy.. Sagara takut, takut kalau adek diambil sama Tuhan, daddy.." lirih si sulung. Elvano mulai menenangkan.

"Ssstt, adek ga bakal kemana mana. Adek bakal lahir selamat, lalu bahagia sama kita. Percaya sama daddy"

Sejujurnya dirinya juga sama rapuhnya dengan keempat putranya. Dia juga merasakan takut yang sama dengan si sulung.

Tuhan, tolong jangan ambil anakku..

Suara tangisan bayi terdengar. Disusul ruang UGD yang terbuka. Dokter keluar dengan suster yang menggendong seorang bayi. Kelima pria Arshakala langsung mendekati sang dokter dengan suster tersebut.

"Gimana keadaan istri dan anak saya dok!?" Elvano bertanya tak sabaran, lalu tatapan nya beralih pada bayi yang berada di gendongan suster. Sorot matanya melembut, binar bahagia terpancar di matanya. Perlahan tangannya bergerak untuk mengelus pipi bayi yang masih merah itu. Matanya mulai berkaca kaca.

"Welcome, anak daddy.."

Dirinya beserta keempat putranya menatap si bungsu yang baru saja terlahir. Sorot bahagia terlihat di mata mereka. Dokter segera mengkode kepada suster untuk pergi memandikan bayi tersebut.

"Ah, maaf. Bisa kah tuan ikut sebentar bersama saya? Ada hal yang perlu saya bicarakan" Elvano menatap bingung dokter tersebut. Tapi kepala nya tetap mengangguk lalu mengikuti langkah dokter tersebut keruangan nya.

Tinggal lah keempat putra Arshakala. Mereka segera masuk ke dalam ruang rawat mommy nya. Sebelumnya mereka tadi sudah bertanya dan diizinkan untuk menjenguk.

Pintu UGD terbuka. Alisha, wanita yang baru saja melahirkan si bungsu Arshakala menoleh menatap kearah pintu. Disana berdiri keempat putranya. Mereka mendekati ranjang mommy nya.

"Dimana daddy kalian?" Alisha bertanya karna tak melihat keberadaan suaminya

"Daddy lagi ke ruang dokter, mom" jawab si sulung. Alisha menganggukkan kepalanya. Sedangkan keempat putranya mulai menduduki sofa yang berada di ruangan tersebut.

Disisi lain, di ruang dokter, Elvano menghela nafasnya kasar. Matanya mulai berkaca kaca.

"Kenapa ini harus terjadi kepada anak bungsu ku, ya Tuhan.." gumamnya menahan tangis. Kemudian Elvano melangkahkan kaki nya menuju ruang rawat istrinya.

***

TBC
Gimana? Prolog nya bagus ga sii?

- 5 Januari 2024

Si Bungsu, Ziel [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang