Di bulan ramadhan saat semua orang hendak menyambut lebaran, adik sepupu bunda-ku menyampaikan berita yg begitu pilu. Biasa kami memanggilnya dengan sebutan mami, hari itu mami memberikan kabar bahwa suaminya meninggal, iya papi dari Alifa, sepupuku.
Jujur aku kaget mendengar kabar itu, karna tidak pernah terlintas sedikit pun difikiran ku bahwa papi bakalan pergi ninggalin keluarganya yg lain. Ya walaupun memang papi sudah sering sakit²an. Aku datang ke rumahnya jarak rumah kami hanya sekitaran 30 menitan. Tapi bunda ku tidak ikut, di umur bunda yg udah menua, bunda sering sakit²an dan sekarang bunda juga dalam kondisi kurang sehat. Jadi aku ditemani tetangga ku datang ke rumah mami, aku ikut menshalatkan dan ikut ke pemakaman tempat peristirahatan terakhir papi, yg paling pilu saat melihat kak Aira dia yg paling tidak bisa mengikhlaskan kepergian papi. Dia menangis sejadi-jadinya sampai semua orang ikut sedih melihatnya.
Pulang dari pemakaman aku tidak langsung pulang, karna masih ada beberapa sepupu bunda juga di rumah mami. Dan aku belum pernah melihat kedua orang yg sedang tertidur pulas di depanku. Kata mami, itu bunda Ranty adik kandung dari mami. Aku memang belum pernah melihatnya, karna dia dengan suaminya tinggal di rantau orang di pulau Jawa sana.
Setelah Idul Fitri berlalu, di hari ke 7 kepergian papi ada sedikit hajatan. Aku datang bersama bunda-ku, sekarang kondisi bunda sudah lumayan membaik. Bunda juga bertemu dengan sepupunya salah satunya bunda Ranty. Saat itu bunda juga mengenalkan ku pada bunda Ranty dan suaminya om Temmy.
"Ouh ini anak kakak? Siapa namanya?" Tanya om Temmy.
"Iya, ini Mala. Adiknya Balqis" Jawab bunda.
"Gak pernah ketemu kan kak, selama pulang kesini gak pernah juga ke tempat kakak, jadi gk tau sama Mala skrg udh besar. Udah kerja Mala?" Tanya om Temmy padaku.
"Udah om, guru di sekolah di kampung" Jawabku.
"Ouh iya², yaudah kak Temmy ke depan dulu" pamitnya.
Lalu bunda melanjutkan obrolannya dengan sepupunya yg lain ada mami, bunda Ranty, ibu Elia, dll.
Aku begitu menyayangi anak kecil, entah mengapa aku selalu jatuh cinta pada mereka. Siapa saja anak kecil yg ku temui, aku selalu mencari cara untuk mendekati mereka. Salah satunya Lea, anak dari kak Aila, kakaknya Alifa. Lea salah satu anak yg sudah dekat dengan orang lain, bahkan dia gak mau kalau ada org lain yg mendekati nya atau mencoba untuk menggendong nya. Namun entah kenapa Lea nyaman sama aku, aku bahkan selalu berusaha untuk menyayangi nya sepenuh hati, karna memang aku tidak mempunyai adik.
Lambat laun waktu terus berjalan tanpa terasa bunda dan bunda Ranty mulai dekat, walaupun jarak kami jauh tapi bunda selalu ingat untuk sekedar video call bunda Ranty. Setelah mengenal bunda Ranty, aku juga baru tau satu fakta tentang bunda Ranty. Ternyata sudah lama bunda Ranty menderita gagal ginjal sehingga dia harus setiap 2x dalam seminggu cuci darah. Aku baru mengenal hal itu dari keadaan bunda Ranty. Tapi waktu pertama kali aku bertemu dengannya aku kira bahkan dia tidak sakit apa-apa.
Dua Minggu menjelang idul adha, om Temmy dan Tante Ranty kembali pulang ke Aceh.
Tiba-tiba saja uncle Jino video call, uncle Jino itu adik sepupu bunda juga, baru tahun lalu kami pulang liburan dari rumahnya, Bekasi. Uncle Jino selalu ingat buat video call kami, terlebih anaknya Kenzi, dia teringat sama aku. Karna dulu dia sering main sama aku waktu aku main ke rumahnya. Tidak lama berbicara dengan uncle Jino, uncle menambahkan obrolan dengan mami dan bunda Ranty. Aku senang melihat hubungan persaudaraan mereka. Waktu mereka ngobrol, tertawa entah apa saja yang mereka bahas.
"Jadi gimana kak? Istri buat Arie udh ada?" Tanya uncle Jino.
"Gak tau nih kak Linda, katanya udah ada tapi gak tau gimana kelanjutannya" Jawab bunda Ranty.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BOSS AND HIS SECRETARY
FanfictionBasmalah Nigista Saba Ebalent Gralind, biasa orang memanggilnya Mala. Mala anak kedua dari dua bersaudara, dia mempunyai kakak perempuan bernama Balqiss Gralind yg sudah bersuami Mas Tirta. Mala baru saja menyelesaikan pendidikan terakhir nya Sarjan...