JieeNata 22

296 6 1
                                    


Seminggu setelah Siffa Sadar dari koma nya, kini gadis itu sudah bersekolah kembali. Tampak dia melepas rindu dengan para sahabatnya, itu semua tak lepas dari pantauan Ajie, Ajie selalu menemani Siffa kemana pun gadis itu pergi, mengantar  dan selalu bersama nya.

Nata tak tau harus berbuat apa lagi agar kedua orang itu berpisah, yang dia lakukan sekarang hanya pasrah ketika melihat Ajie semakin dekat dengan Siffa. Bahkan tanpa malu Siffa menyuruh nya untuk menjauhi Ajie, bukan kah itu terbalik?.

Seperti sekarang, Nata sedang memperhatikan Siffa yang sedang bermanja-manja di lengan Ajie. Nata rasanya ingin mencabik-cabik manusia yang bernama Siffa itu. Nata terpaksa menginjak kan kantin yang cukup Ramai hanya untuk memantau Ajie dan Siffa, dan sekarang inilah pemandangan yang dia lihat.

" Sabar Taa, orang yang abis sakaratul maut emang begitu, otak nya agak sengklek".

Ucap Nisa asal ketika melihat Nata yang hanya mengaduk aduk makanya dan pandangan yang fokus pada Ajie dan Siffa, bahkan disana tidak hanya mereka berdua, tapi ada teman-teman Ajie yang lain. Apakah Siffa tidak tau malu bermanja-manja pada Ajie di depan teman-teman Ajie? Batin Nata.

Setelah kejadian di rumah sakit kala itu, Nata tak henti-hentinya menjelaskan pada Ajie bahwa bukan dia pelaku nya, tapi Ajie sudah di cuci otak nya oleh Siffa, hingga tak pernah menggubris ucapan Nata.

" Liat tuh, si Ajie emang cocokan sama Siffa dari pada sama si Nata".

" Iya bener, cocok ya mereka, kapan gue kayak gitu juga".

" Gue bilang apa, pasti Ajie bakal milih Siffa dari pada si Nata itu".

" Biarin aja,  syukur aja Siffa udah balik lagi, katanya dia habis koma ya gara-gara kejadian di hutan waktu itu".

" Iya, dan rumor nya sih Nata pelakunya, tapi pihak sekolah masih nyari si pelaku nya sih".

"Masak sih Nata?, Bukan nya dia korban juga".

" Ya siapa lagi kan kalok bukan dia, secara yang benci sama Siffa cuma dia".

Begitulah kira-kira bisik-bisik yang Nata dengar di meja sebelah nya, telinga nya terasa panas karena gosip yang tak benar itu, tapi dia berusaha sabar tak mau membuat keributan di kantin.

" Brakkkk".

" Punya mulut tu di jaga jangan cuma bisa nyocot aja, mending kalok yang di omongin bener, cuma rumor aja sok pada tau kalian".

Bukan Nata, tapi Nisa lah yang bersuara Lantang dan menatap tajam pada orang-orang yang bergosip ria tadi.

" Otak di sekolahin tapi mulut enggak, mulut sama otak sama-sama gak berguna". Tambah nya.

" Nis udah nis, malu di liatin orang-orang". Rerai Nata yang terkejut karena ulah Nisa.

" Biar Taa, sekali kali para kutu kupret ini harus di kasih pelajaran biar mulut nya pada di jaga". Ucap nya yang masih emosi, bahkan tangan nya mengepal menahan emosi yang memuncak.

Keributan itu menjadi tontonan para murid di kantin, termasuk Ajie dan kawan-kawan nya. Di balik itu terlihat Siffa yang tersenyum remeh melihat kejadian itu, dia yakin rumor bahwa Nata lah pelaku di balik kejadian itu sudah menyebar di penjuru sekolah, tak sia-sia kerja kerasnya selama ini.

" Gue belum puas sama ini taa, tunggu kehancuran Lo selanjutnya". Ucap nya dalam hati kemudian tersenyum jahat.

Bel pulang berbunyi, para murid berbondong keluar dari pagar sekolah. Seperti biasa Nata menunggu jemputan supir nya di depan gerbang sekolah.

Saat sedang menunggu Nata melihat Ajie melewati pagar dengan Siffa yang di belakang nya. Hati nya panas, apa lagi melihat Siffa yang memeluk Ajie, Ajie melarang menyentuh nya, tapi Siffa? Bahkan tidak ada jarak di antara mereka.

JIEENATA [ END ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang