Yeonjun menoleh ke belakang, dan dia terkejut melihat Yujin pingsan setelah melihat dirinya yang berubah menjadi manusia. Yeonjun yakin bahwa Yujin tidak menyadari bahwa dia sebenarnya adalah Dalgi. Meskipun dia merasa kesakitan, Yeonjun mengambil sehelai kain dan menggunakan itu sebagai penutup untuk melindungi area vitalnya. Dengan susah payah, dia merangkak mendekati Yujin dengan tatapan lapar yang mengintai.
Namun, di tengah keadaan yang penuh dengan nafsu makan, Yeonjun tiba-tiba menghentikan niatnya untuk memangsa Yujin. Dia merasa ada kekuatan yang menghalanginya, memperingatkannya tentang bahaya yang dapat terjadi jika dia melangkah lebih jauh. Dalam keadaan bingung dan tergoda, Yeonjun memutuskan untuk melarikan diri dari rumah dan mencari mangsa lain untuk memuaskan dahaganya.
Yeonjun merasa dilema dengan perasaan laparnya dan keinginan untuk melindungi Yujin. Meskipun dia adalah seorang vampir yang haus darah, dia tidak ingin melukai orang yang tidak bersalah. Dia tahu bahwa dia harus mencari sumber makanan lain untuk bertahan hidup, bahkan jika itu berarti meninggalkan Yujin dalam keadaan pingsan.
Dengan hati yang berat, Yeonjun melarikan diri dari rumah dan memasuki malam yang gelap. Dia berusaha menemukan mangsa lain untuk menghilangkan dahaganya, sambil berharap bahwa Yujin akan baik-baik saja dan tidak terluka karena kehadirannya. Meskipun dia merasa kesepian dan terasing, dia tahu bahwa dia harus menjaga rahasia identitasnya dan melindungi orang-orang di sekitarnya dari bahaya yang mungkin dia timbulkan.
___________________Pagi itu, sinar matahari yang masuk melalui jendela tanpa kaca membuat Yujin terbangun dari pingsannya. Dia merasakan pusing dan perlahan bangun. "Apa yang terjadi?" gumamnya bingung.
Sebelum dia sempat mengingat kejadian semalam, Yujin dengan penuh kegembiraan melihat Dalgi terbaring tak jauh darinya. Dengan susah payah, Yujin mengangkat Dalgi dan segera membawanya keluar dari rumah yang mencekam ini. Begitu sampai di rumah, dia memeluk Dalgi sambil menangis sesenggukan.
"Apakah kamu kedinginan? Maafkan mama yang meninggalkanmu terlalu lama," ujar Yujin.
Setelah puas menangis, Yujin memesan makanan karena tidak ada sisa makanan di kulkas. Dia juga membersihkan diri dan memandikan Dalgi.
Yeonjun hanya diam, terlihat bingung mengapa dia bisa kembali dalam wujud hewan. Hari ini dia tidak terlalu aktif seperti biasanya. Dia hanya duduk melamun di depan jendela. Dia berpikir bahwa jika dia berubah wujud semalam, berarti sudah 100 tahun sejak dia diusir. Apakah dia harus menunggu bulan purnama agar bisa kembali normal sepenuhnya?
"Dalgi, kenapa sayang? Masih takut ya?" Yujin mendekati Yeonjun dan memeluk rubah kecil itu dengan penuh kasih sayang. Dia mengelus bulu merah milik Yeonjun, memberikan rasa tenang dan aman. Yeonjun menatap mata Yujin dengan penuh perhatian. Wanita ini telah menyelamatkan hidupnya dua kali. Yujin sangat mencintai Yeonjun, bahkan saat hujan salju pun dia rela kedinginan demi mencarinya.
"Kenapa?" tanya Yujin saat dia menyadari bahwa rubah kecil itu menatapnya. Saat mata Yujin dan Yeonjun bertemu, Yujin baru menyadari bahwa mata merah rubi Dalgi sangat mirip dengan pria yang dia lihat semalam.
Yujin tersadar dan menghela napas panjang. "Ternyata hantu itu nyata," gumam Yujin sambil merinding.
"Sayang, mama tidak akan bekerja hari ini. Mama sepertinya terkena flu, hidung mama terasa sangat tersumbat," ujar Yujin sambil merebahkan diri dan meletakkan Yeonjun di dadanya.
"Apa yang seharusnya aku lakukan ketika melihat manusia sakit?" batin Yeonjun sambil menatap Yujin yang sedang memejamkan mata.
Dia melompat dan duduk di atas meja, membayangkan dirinya dalam wujud manusia normal. Dia terkejut saat berhasil berubah menjadi seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FOX ✓
FanfictionSeorang wanita menemukan seekor rubah yang terluka dan dengan penuh hati-hati merawatnya. Tanpa diketahui oleh wanita tersebut, rubah tersebut sebenarnya adalah jelmaan vampire yang sedang menjalani masa hukumannya. Meskipun demikian, wanita itu mer...