bab 15

6.5K 548 277
                                    

Isabella yang bingung ingin jawab apa ia pun mengelus pipi Sean membuat mata Sean terpejam lalu menaruh kepalanya kembali pada ceruk leher Isabella hingga tanpa sadar ia tertidur di pangkuan Isabella dengan elusan Isabella di kepalanya, entah mengapa kini elusan Isabella adalah sangat membuat nya tenang.

Dengan seperti biasa jari jempol nya ia hisap di sela-sela ia tertidur setelah menangis.

🤍🤍🤍

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, seperti biasa Isabella sudah berada di kelas dengan kelas yang masih kosong yang menyisakan dirinya di tengah kekosongan tersebut.

Hari ini adalah hari terakhir kelas mulai jam 8 pagi, Merasa bosan berdiam diri di kelas yang kosong, ia pun beranjak dari kursinya memutuskan untuk pergi keluar mencari udara segar, melewati beberapa koridor sekolah yang masih sunyi dan sepi.

Di tengah perjalanannya untuk mengelilingi letak sekolah, perhatiannya terhenti pada sebuah ruangan yang dikenal dengan 'ruang lukis'.

Tatapan Isabella tertuju pada seorang siswa yang sangat ia kenal ialah Elios yang tengah berkutit dengan kanvas serta kuasnya yang di pegang, menatap Elios lewat jendela kelas membuatnya penasaran dengan apa yang dilukis Elios.

Langkahnya kembali bergerak menuju pintu masuk ruangan tersebut lalu membuka nya pelan, pandangan pertama yang ia lihat ialah Elios yang masih berkutit dengan kanvasnya yang berukuran besar.

Bergerak mendekati Elios, menarik kursi lalu mendudukinya tepat di samping Elios yang sepertinya masih belum menyadari kehadirannya saat ini, mengambil satu permen gagang yang berada di sakunya lalu memakannya seraya melihat Elios dengan lukisan yang tengah dibuat nya.

Melihat Elios yang sangat fokus pada kerjaan nya membuat Isabella kembali merogoh sakunya untuk mengambil permen gagang lagi kemudian membuka plastik yang menutupi permen tersebut lalu memberikan nya kepada Elios.

Elios perlahan mengambil nya lalu memasukan nya kedalam mulut dengan tatapan masih tertuju pada kanvas, "thank-" ucapannya yang terpotong bersamaan dengan pergerakan nya yang terhenti, dengan cepat ia palingkan wajahnya menatap orang yang membiarkan dirinya permen.

Melihat Isabella yang tengah memakan permen yang sama dengannya, "Bella? Sejak kapan disini?" Tanyanya bingung dengan permen yang berada di mulutnya.

"Gak lama" Balasnya dengan tatapan yang tertuju pada kanvas yang berisi lukisan yang baru jadi setengah yang di buat oleh Elios, Elios yang suka merampok siapa sangka ia memiliki bakat yang membuat Isabella tertegun.

Lukisan yang baru setengah jadi yang di buat oleh Elios sangat menarik perhatiannya, baru setengah saja sudah bagus apalagi jika lukisan tersebut sudah jadi pasti akan lebih bagus ia rasanya tidak sabar untuk melihat hasil dari lukisan tersebut.

"I-itu belum jadi" Ujar Elios malu dengan karyanya yang dilihat orang, jujur saja Elios tidak punya rasa percaya diri pada karya yang ia buat belum lagi rasa malunya saat ada orang yang melihat karyanya.

"J-jangan diliat dong... Jelek tau" Ucap Elios menggigit bibir bawahnya demi apapun ia sangat malu kalau karyanya dilihat seperti ini.

Mendengar ucapan Elios membuat Isabella memalingkan wajahnya menatap Elios, jelek? Jelek dari mananya? Apa mata dia picek hingga mengatakan karyanya yang sangat bagus ini jelek? Apakah dia sedang merendah untuk meroket?.

"Lo itu merendah untuk meroket ya?" Ucapnya lalu menatap kembali seni yang dibuat Elios, lukisan bertema pemandangan yang dibuat Elios seperti narkoba membuat nya candu.

"kan emang bener... Jelek" ucapnya kecil namun dapat di dengar Isabella, "mata lo picek ya? lukisan lo itu bagus, lebih dari kata bagus malahan" balas Isabella apa adanya namun dapat membuat Elios memalingkan wajahnya dengan kedua telinga Elios yang memerah.

Menjadi Tokoh Figuran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang