Nabila berjalan sendirian menuju perpustakaan. Ia memasuki ruangan itu dan mengambil salah satu buku, saat mencari tempat yang tenang untuk membaca. Tak sengaja matanya menangkap sosok yang akhir akhir ini menganggu pikiran nya.
Rafael dia lah sosok itu. Didepan nya, tepat disitu Rafael berdiri.
Mengapa ia bertemu dengan nya?
Seakan-akan tak mau bertemu. Nabila dengan cepat berjalan ke arah pintu, sial nya pintu itu tepat berarah an dengan Rafael.
Rafael yang melihat Nabila akan pergi pun menahan nya, ia menarik tangan Nabila dengan sedikit paksaan. Ingat, hanya sedikit.
Kaget dengan apa yang barusan terjadi, Nabila berusaha menetralkan rasa kagetnya. Ia berdiri dihadapan Rafael dan menanyakan kenapa.
"Kenapa, El? Kamu butuh sesuatu?" Tanya nya.
"Lo jauhin gue?"
Bingung. Apa maksud dari Rafael? "Aku nggak ngerti, maksud dari kamu apa? Aku nggak ngejauhin kamu, El."
"Gara-gara dilapangan tadi?" Tanya Rafael sekali lagi.
"Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Aila. Dia sahabat kecil gua." Jelasnya.
"Aku nggak ngomongin Aila? Kamu kenapa sih? Nggak jelas banget. Udah deh, aku mau balik aja ke kelas."
Saat Nabila akan pergi, ia ditarik lagi oleh Rafael. Sial.. Apa yang dimau dari pemuda ini?
"Kenapa lagi?.. Urusan kita udah selesai kan?"
"Jangan marah gak jelas kayak gini, gue sama Aila cuma sahabat an. Wajar kalau gue nolongin dia tadi." Tutur Rafael.
"Siapa juga yang marah? Ada aku bilang marah? Nggak tuh." Katakan saja bahwa sekarang Nabila seorang pembohong. Ia.. Ia sebenarnya sakit hati melihat Aila yang digendong oleh Rafael tadi.
Seolah sudah selesai. Nabila pun pamit, "Udah ya, El. Aku mau balik dulu."
Setelah itu.. Nabila benar-benar pergi.
________________________
Huft.. Untung saja dirinya dapat melepaskan tangannya yang dicekal oleh Rafael.
Sebenarnya apa sih yang diinginkan pemuda itu?
Tidak mau memikirkan apapun yang membuat ia tidak fokus pada pendidikannya. Ia segera pergi dari sana dan kembali ke kelas.
Saat sudah sampai dikelas, teman-temannya ternyata menunggu nya. "Bil, lama banget anjir lo di perpus."
"Namanya juga ke perpus, gimana sih? Dikira aku ke toilet apa?"
"Buset bil, sabar. Napa dah lo?" Tanya Niken.
"Aku tadi ketemu Rafael di perpus,"
"Dia tadi bilang aku ngejauhin dia gara-gara masalah dilapangan tadi. Dia bilang dia sama Aila cuma sahabat an aja, nggak lebih. Aku salah nggak sih ninggalin dia di perpus tadi?" Nabila sebenarnya masih sakit hati dengan Rafael, tapi ia tidak ingin egois. Ia masih berpacaran dengan Rafael.. Belum sampai ke jenjang nikah.
"Lo ninggalin dia sendirian?" Nabila mengangguk.
"PINTER BANGET TEMEN GUE!" teriak Lia yang membuat teman sekelasnya seketika menoleh kearah mereka. Nabila dan kedua temannya yang mendengar teriakan Lia meringis, dia pun meminta maaf atas kelakuan Lia.
"Mulut lo toa banget, anying." Ucap Niken ke Lia yang menyengir kuda membuat Niken dan Alifia ingin melempar teman satunya itu ke laut.
"Ya maap, namanya juga reflek."
"Reflek yang pengen gue tenggelemin ke laut." Celetuk Alifia.
"Jahat banget lo ama gue, Al." Ujar Lia sambil memegang dada nya dramatis.
"Stop alay."
"Eh anjing, Bil? Belajar darimana lo ngomong gitu njir?" Kaget Niken saat mendengar ucapan Nabila.
"Dari kalian lah."
"Lo ngomong gitu seakan-akan kita ini temen kasar yang harus dijauhin bil." Ujar Lia.
"Kecuali gue." Ucap Alifia.
"Lo juga kasar ya pantek?" Tak terima Lia.
"Mana ada gue kasar?"
"Terserah." Lia menyerah. Bukannya menang debat dengan Alifia, yang ada dirinya kena mental.
"Dasar cewek." Ucap Alifia pelan.
"BAJINGAN!"
Nabila yang jengah hanya menghela nafas panjang. Segila ini temannya?
___________________________
Murid murid mulai berhamburan keluar kelas untuk pulang kerumah mereka masing-masing, begitu pula dengan Nabila.
"Bil, lo nggak mau bareng kita aja?" Tawar Niken.
"Nggak usah deh, aku nggak mau ngerepotin kalian."
"Kayak sama siapa aja lo Bil." Astaga, Bila ini. Padahal mereka sudah berteman lama, kenapa Nabila masih terus-terusan tidak mau merepotkan teman teman nya. Jika iya, maka dengan senang hati teman-temannya itu membantu.
"Tetep aja aku nggak mau ngerepotin kalian. Udah deh, sana kalian pulang." Usir Nabila.
"Lo ngusir kita Bil? Tega banget lo ama gue." Ucap Lia dramatis.
"Yaudah Bil kita pulang dulu, nggak usah ngurusin monyet kampung ini." Niken berpamitan kepada Nabila dengan menggeret Lia, sedangkan Alifia mengikuti dari belakang.
Nabila melambaikan tangan. Setelah melihat teman-temannya menghilang dari pandangan, ia menghembuskan nafas pelan.
Ia berjalan menuju halte bus dekat dengan sekolah nya itu.
Mendudukkan bokongnya dikursi panjang. Ia sedang menunggu Ayahnya yang menjemput nya.
Saat sedang menunggu, ia mendengar notif dari Handphone nya. Membuka pesan yang siapa tau penting.
Super heroOo Nabilaa.
Ayah gak bisa jemput kamu bil [16.15]
Ini ayah masih dikantor. Kamu masih nungguin ayah? [16.15]
Ayah pesenin gojek aja yah bil [16.16]Itulah pesan terakhir Ayahnya sebelum Nabila membalasnya.
Saat sedang asik nya bermain handphone, Nabila dikejutkan dengan kedatangan motor sport yang berhenti didepan nya.
Penasaran dengan siapa kah orangnya. Ia berdiri dan berjalan pelan kearah pengendara.
"Kamu siapa?" Tanya nya setelah melihat pengendara itu membuka helm yang dikenakan nya.
Pemuda itu menoleh kearah Nabila.
"Lo Nabila kan? Kenalin gue Akbar, Akbar Rathasya.""A-ah iya. Salam kenal Akbar, kamu ngapain disini? Dan juga kenapa kamu bisa kenal aku?" Pertanyaan beruntun dari Nabila membuat Akbar tertawa pelan.
"Ini gue harus jawab pertanyaan yang mana dulu?"
Nabila yang sadar akan kebodohannya, "Maaf, kamu bisa jawab pertanyaan aku yang pertama."
"Gue disini mau nganterin lo pulang. Bisa kan naik motor gede?" Jawab Akbar.
"Bisa, tapi rok aku?"
Akbar mengalihkan pandangan nya ke rok Nabila. Dirinya berinisiatif untuk menutupi nya dengan jaket yang dikenakan nya.
Turun dari motor, ia pun melepaskan jaket kulit nya. Kemudian mengalungkan kedua tangan nya ke pinggang Nabila.
"Eh?"
Sebelum Akbar menyelesaikan ikatan nya. Kerah baju nya ditarik kuat oleh seseorang dibelakang nya.
"Sialan, maksud lo apa megang cewe gue bangsat?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabila, R.F ; I Love Her But She Loves Someone Else
Ficção Adolescente______________________ Nabila Rendinny Fiska perempuan yang memiliki otak luar biasa. Sempat menjadi perbincangan disekolahnya karena masalah ia yang berpacaran dengan Famous sekolah. Menduduki kelas 12 yang artinya ia akan lulus. Ditemani beberapa...