Chapter 3

9 2 0
                                    

Mereka memang jahat, berkali-kali membuat aku jatuh. Tapi aku tidak akan marah, hujan saja tidak pernah marah dijatuhkan berkali-kali.

•••

Happy reading

Setelah menemani Dewa kerumah temennya dan makan bersama. Sekarang Najwa berjalan memasuki rumah dengan was-was, takut bila mama-nya tiba-tiba menyebur Najwa dengan kata-kata pedasnya.

Najwa membuka pintu dan pergi menuju tangga. Saat ingin menaiki tangga pertama sebuah pertanyaan mengurungkan niatnya. "Habis darimana kamu Najwa?" Pertanyaan dengan penuh penekanan.

Najwa memutar badannya 180° alhasil ia berhadapan langsung dengan ayahnya yang sudah memberi tatapan setajam silet. "Dari Tante Clara" Jawab Najwa apa adanya.

Daniel berdecih. "Dari Clara? Gak usah cari alasan kamu"

Najwa menghela nafas berat. "Iya, Ayah. Aku dari Tante Clara. Tanya aja sama Tante Clara" Najwa mencoba pembelaan.

"Dih, bilang aja lo habis ngejalang" suara dari atas tangga membuat nya menoleh. Disana sudah ada Zuan, adiknya dengan tangan dimasukkan kedalam saku. Sok cool kata gue mah

"Dibayar berapa kamu sama laki-laki tadi? Cari laki-laki itu yang mapan. Lah ini bocah ingusan gak ada akhlak" Ucap Bundanya menusuk dari belakang ayahnya.

"Itu temen Abang Leo, Bunda"

"Gak usah cari alasan kamu" sembur Bunda Sarah.

"Aku gak bohong, bunda. Itu temen Abang"

"Gimana bunda mau percaya kalau bentukan kamu aja kaya gini" Ujar Sarah dengan mata memandang Najwa dari bawah sampai atas, merendahkan.

"Denger ya, Ayah bebasin kamu berteman bukan berarti kamu berteman dengan orang-orang berandalan di luar sana" ujar Daniel penuh penekanan.

"Tapi aku gak bohong" sergah Najwa.

PLAK

"DIMANA SOPAN SANTUN KAMU, HAH? NGELAWAN TERUS KERJAANNYA. DIBILANGAN ITU DIDENGAR DICERMATI BUKAN HANYA MASUK TELINGA TERUS DIBUANG" Ucap Daniel menggelegar dipenjuru rumah.

"Bunda kan udah bilang sama kamu buat belajar, gak hanya main terus kerjaannya. Kamu tau kan nilaimu itu banyak yang jelek-jelek? Belajar dong. Kamu harus dapat rangking satu biar gak malu-maluin. Lihat adik kamu! Dia pintar, cerdas. Sedangkan dikeluarga Sanjaya banyak yang pintar, kalau kamu gak itu sangat memalukan sekali" Ujar Sarah meremehkan.

"Intinya ayah gak mau tahu, semester ini kamu harus dapat rangking satu, no comment. Semua fasilitas kamu yang ayah kasih, ayah sita selama satu bulan dan uang jajan kamu ayah potong, gak ada penolakan" ucap Daniel menatap Najwa tajam. Daniel menjulurkan tangannya. "Mana kartu ATM kamu?"

Najwa mendongak, menatap wajah ayahnya dan mengeluarkan dompet dari tas selempang mini kemudian mengeluarkan kartu ATM-nya lalu diberikan kepada Daniel. "Naik kekamar, bersih-bersih lalu tidur"

Najwa mengangguk. "I-iya, Yah" kata Najwa lalu menaiki tangga, saat berpapasan dengan adiknya ia menatap Zuan dengan tajam. Najwa juga bisa melihat dengan jelas senyum miring yang tercetak di bibir Zuan.

Najwa membuka pintu kamar dengan kasar dan langsung menutupnya. Ia mandi dan setelah selesai ia langsung membanting tubuhnya di ranjang. Hari ini rasanya lelah dan di tambah dengan perlakuan keluarganya tadi yang sangat menguras mentalnya. Semua selalu masalah nilai, nilai, dan nilai.

Thing

Handphone Najwa yang berada diatas meja samping tempat tidurnya berbunyi. Najwa mengambil dan mengeceknya. Ternyata chat dari Leo, Abang gantengnya.

aBANGSAT

Kt simbok Lo dimarahin sm om Daniel, right?
Lo gpp kan?

Yes, gue fine. Lo gak ush khawatir.

Maaf, gara² gue lo dimarahin om. Nanti gue blng sm om biar gk slh phm lg.

Gk ush, bang. Gue gpp nanti Lo yg kena.

Yakin?

Yakin.

Oke, bsk gue jemput.

Gak ush gue brng sm temen

Oke lah

Setelahnya Najwa sudah tidak membalas lagi. Soal bersama teman itu sebuah kebohongan, karena ia tidak ingin kena masalah jika bersama Leo. Ia tahu Leo termasuk jajaran orang yang famous di SMA Garuda Muda. Bahkan ia tahu, banyak perempuan yang suka dengan abangnya itu. Dan ia juga dengar sana sini bahwa SMA Garuda Muda banyak pelaku pembullyan, SMA Garuda Muda juga memiliki king and Queen bullying. Apalagi jika kalangan orang bawah, siap-siap jadi bahan pembullyan.

Najwa meletakkan handphone nya di atas nakas dan memasuki alam mimpi.

•••

Makasih sudah membaca •‿•

Jangan lupa vote dan komennya

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang