***
Universitas Yonsei kini menjadi tempatnya menimba ilmu, Suzy memilih School of Business untuk salah satu program studinya 3,5 tahun kedepan (semoga Cum Laude). Pada awalnya Suzy mendaftar ke Seoul National University, namun sayang, keberuntungannya tidak di sana. Tapi tidak mengapa, karena Yonsei juga tidak kalah bagus meski orang tuanya harus merogoh kocek mengingat ini universitas swasta.
Ayah, ibu aku akan membalas jasa kalian kalau sudah sukses!
Ketika kelas pertama selesai, Suzy masih mempunyai 2 kelas yang harus di selesaikan. Kelas ke dua dimulai 1 jam lagi, jadi Suzy punya waktu untuk membeli cemilan sambil mempelajari materi yang baru di sampaikan dosen barusan di taman barat kampus. Itu rencananya bersama Se Wan sebelum gadis itu mengkir untuk kedua kali untuk aktivitas radionya.
Suzy tersisa seorang diri, dia bingung mengajak siapa lagi. sebenarnya dia masih memiliki 2 teman lain, Yoojung dan Mingyu. Tapi mereka tidak memiliki kelas hari ini. Sambil selonjoran di atas rumput jepang, Suzy menikmati onigiri yang ia beli dari minimarket. Ia sibuk membaca dan menulis pelajaran yang sekiranya bisa ia hafal. Gadis satu ini memang ambisius dalam belajar.
Kedamaian itu terusik oleh datangnya dua orang senior perempuan yang tiba-tiba menghampirinya. Suzy terhenyak, melepas earphone dengan cepat lalu memberi hormat.
Mereka--para senior--itu tersenyum, lebih terpatnya menyeringai dengan pandangan menilai. "Bae Suzy, kan?" mereka bertindak akrab, namun Suzy tak menemukan kerahamannya.
"ya.." Suzy bingung harus merespon bagaimana selain itu.
"kau berasal dari mana?" salah seorang senior bernama Ga Eun tanpa izin membuka snack miliknya lalu menyemilinya di hadapan Suzy.
Suzy sedikit memperlihatkan ketidak sukaan. Ga Eun menatapnya intens, "tidak apa kan ku makan? Aku sedikit lapar."
"tidak apa, Senior." Suzy sebenarnya kesal, tapi karena senioritas di sini terbilang tinggi, dia harus menunjukan hormat.
"kau belum menjawab pertanyaanku, kau berasal dari mana?" Kim Miyeon bertanya lagi, bulu mata tebalnya bergoyang-goyang. Dia tersenyum lebar.
"Jeonju, Hangga-ri."
Miyeon tertawa, "sungguh? Bukankah itu kampung sekali?"
Suzy mendongak, matanya menggerling.
"turunkan matamu, kau seolah akan menjambak kami." Ga Eun berucap sinis.
"ada hubungan apa kau dengan In Woo? Kenapa dia menyelamatkanmu kemarin? Sedekat apa sampai kau memberinya coklat?" Kim Miyeon dengan cercaannya melempari Suzy beragam pertanyaan yang sedari kemarin menumpuk di kepalanya. Seperti tujuam awal menghampiri Suzy.
Suzy membuka sedikit mulutnya. Dia mengerti situasi ini. Dirinya tengah dilabrak. Dan Suzy yakin, salah satu dari dua gadis ini menyukai In Woo.
Ia lantas menggeleng, "tidak ada hubungan apa-apa. Aku memberinya coklat sebagai tanda terimakasih."
Mi Yeon mendesis, "duh, genitnya. Kau pikir itu bisa membuat In Woo menyukaimu?"
Tunggu, apa... mengapa mereka berpikir begitu? Meski Suzy menyukai In Woo, dia tidak bermaksud memberi coklat untuk menarik perhatian In Woo. Ibu dan ayah selalu berpesan padanya jika ada yang berbuat baik, dia harus membalasnya. Give and take, itu lah motto Keluarga Bae.
"sepertinya kalian salah paham, aku tidak memberikan coklat untuk cari perhatian. Aku hanya ingin berterimakasih." Suzy menekankan niatnya sekali lagi.
"berani, ya, membalas ucapan senior? Heh, kau ini mahasiswa baru, harus tahu namanya sopan santun!" suara Miyeon meninggi, sinar matanya membulat tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate Relationship
Romance"Preman Sinting itu merecokiku lagi!" P.S : Keluhan Suzy ke 1001 kali. Tak pernah Suzy sangka bahwa kehidupan perkuliahannya akan direcoki oleh seorang pria berandal yang tidak ingin melepaskannya setelah pertemuan mereka yang begitu absurd di bawah...