chapter 23

6.5K 425 71
                                    

Sudah berulang kali Jessy menghembuskan nafasnya dengan kasar bahkan vani dan Risya sudah lelah mendengarnya. Jessy terus menggerutu tentang kepsek yang memberikan banyak sekali pidato yang sebenarnya tidak ada manfaat nya menurut Jessy.

Jessy merasa sangat tidak adil, para guru di biarkan duduk di tempat yang teduh sementara mereka harus berdiri di terik nya matahari, sungguh memuakkan bukan.

"Kepsek sialan ". Gumam Jessy yang mampu di sangat Risya dan vani.

Para murid sudah ricuh karena ada siswi yang sudah terjatuh karena pingsan. Namun kepala sekolah itu masih melanjutkan pidato nya yang tidak penting itu. Sudah Jessy tidak tahan lagi di buat nya, ia mengepalkan tangan nya dengan sedikit ketenangan Jessy maju kebarisan depan dan berteriak.

"Pak kalau mau ceramah jangan disini gak kasihan apa sama murid - murid yang udah kepanasan dari tadi. Jangan ngebacot mulu, itu sebagian siswi udah ada yang pingsan ". Teriakan Jessy membuat kepsek itu malu dan membuat para murid terkejut.

Akhirnya kepala sekolah itu menyudahi pidato nya dan segera menyelesaikan upacara mengingat sudah banyak para siswi yang berjatuhan. Jessy kembali ke barisan paling belakang lalu ia pergi begitu saja menuju kantin.

Risya dan vani mendatangi meja Jessy terlihat gadis itu yang sibuk dengan game nya dengan kaki yang di naikkan ke atas meja. Para murid di beri waktu lima belas menit untuk beristirahat karena upacara tadi.

Samudra dan yang lain nya duduk bergabung bersama Jessy dan di sebelah meja mereka terdapat Liam dan teman - teman nya yang duduk di sana.

"Lihat lah cara duduk nya sangat tidak sopan, sangat tidak mencerminkan putri keluarga pratama ". Ucap Daisy dengan lantang yang sengaja menyindir Jessy.

Bukan Jessy namanya jika ia tidak bisa menulikan pendengaran nya dan mengabaikan sekitar.  Jessy menggebrak meja lantaran ia kalah dalam bermain game tersebut. Mereka di buat kaget karena nya, mereka pikir Jessy marah dengan perkataan Daisy.

"Huh game bangsat ". Jessy melemparkan handphone nya di meja dengan asal, sudah dari tadi malam ia ingin mengejar rank di game nya tapi tetap aja kalah.

Dengan perasaan yang dongkol Jessy menghapus game tersebut ia tidak ingin memainkan nya lagi. Pangkat nya tidak kunjung naik hanya stuck di situ - situ saja.

"Jessy aku pikir sebaik nya kami minta maaf sama kepala sekolah perkataan kamu tadi sudah kelewatan ". Ucap luna dengan sedikit gugup.

"Kalau lo merasa keberatan silahkan lo pergi ke tengah lapangan tadi, ajak kepala sekolah itu untuk berpidato sama lo. Dan gue rasa murid - murid lain setuju sama gue kalau yang gue katakan tadi itu bener.".

"Lo emang gak punya otak jadi wajar aja lo ngomong nya gitu ". Jessy tersenyum sinis mendengar perkataan Deon.

Jessy tidak menanggapi perkataan deon, tidak ada guna nya berbicara sama manusia tidak penting seperti mereka.

Bruk..

Brak..

"Semuanya lari ke lantai atas di luar ada tawuran dari geng sebelah ". Teriak ketua osis. Para siswa - siswi berhamburan menyelamatkan diri mereka begitu juga dengan vani dan Jessy. Jessy tidak mau repot - repot untuk membantu para pahlawan sekolah yang tidak penting itu.

Mark dan anggota nya sudah berhasil masuk ke dalam sekolah, mark masih tidak terima dirinya di permalukan oleh gadis seperti Jessy. Seperti nya mark tidak ada kapok - kapok nya setelah kejadian waktu itu.

Salah satu anggota mark telah berhasil menangkap Daisy, awalnya Daisy kebingungan mencari keberadaan luna karena luna dan dirinya terpisah. Jessy bersembunyi di salah satu dinding yang menampak kan keadaan di luar.

"Jessy keluar lo " teriak mark.

Geng tiger dan geng elang sudah berada di hadapan mark mereka tahu jumlah mereka tidak sebanding dengan anggota yang mark bawa saat ini.

"Mana Jessy , gue mau kasih perhitungan sama dia ". Terlihat mark yang menatap tajam samudra dan Liam.

"Lepasin adek gue ". Bentak Deon .

"Heh lepasin ?, gue bisa aja lepasin adek lo asal kan lo bawa Jessy kehadapan gue " mark tersenyum miring menatap mereka.

Jessy sama sekali tidak perduli dengan Daisy yang sudah menangis minta di lepas, lagian mana mungkin Jessy mengorbankan dirinya ke mark sinting. Salahkan saja Daisy yang bodoh dengan mudah tertangkap oleh salah satu anggota mark.

"Ternyata lo hobi nya bikin keributan ya ". Cibir Owen.

"Gue gak perduli lo semua mau ngomong apa yang jelas kalau kalian mau gadis ini maka bawa Jessy kesini dan suruh dia berlutut di kaki gue".

"Emang sinting ". Gumam Jessy yang masih tidak ingin keluar juga.

Vani dan Risya cemas karena Jessy tidak ada bersama mereka bukan Risya tidak ingin membantu yang lain tapi Risya membantu osis untuk mengamankan para murid.  Mark masih terus berteriak memanggil Jessy namun Jessy tidak perduli bahkan kini ia sudah menguap mengantuk dan memilih berjalan ke gudang yang tidak terpakai di sekolah.

Jessy membersihkan beberapa kursi yang berada di balik tumpukan meja ia memasang headset dan memilih untuk tidur.

"Cepat kalian cari Jessy " teriak mark ke anggota nya. Anggota mark berpencar mencari keberadaan Jessy mereka menggeledah ke seluruh ruangan namun hasil nya nihil.

"Bos cewek yang bernama Jessy itu gak ada yang ada hanya beberapa murid yang di kumpulkan di ruangan atas ". Ucap salah satu anggota mark.

Mark mengepalkan tangan nya, ia bergerak maju untuk mencari Jessy begitu juga dengan geng tiger dan Owen yang takut Jessy kenapa - kenapa.  Mark mendobrak setiap pintu  bahkan ia juga mencari sampai ke rooftop namun Jessy tidak di temukan.

"Sialan ". Desis mark.

Mark mendorong Daisy ke arah Deon lalu ia pergi begitu saja karena orang yang ia cari tidak di temukan.

Vani dan Risya menghampiri samudra dan gang lainnya . " Jessy mana ? ". Tanya mereka dengan sangat panik.

"Jessy gak sama kalian ? "Tanya Austin.

"Enggak "jawab vani dan Risya kompak.

Samudra merasa khawatir ia tampak gelisah karena tidak mendapati Jessy dari tadi ia takut sesuatu terjadi kepada Jessy.  Jessy yang mulai kesal karena gigitan nyamuk pun bangun dari tidur nya ia menggerutu namun ketika melihat kondisi luar yang sudah kondusif membuat nya keluar dari tempat persembunyian nya.

Jessy berjalan ke kantin, pelajaran tidak jadi di mulai mengingat kekacauan yang telah di bikin dari sekolah sebelah. Kepala sekolah juga sudah menghubungi pihak sekolah lain yang terlibat membuat keributan di sekolah nya.

Plak.

Deon menampar Jessy yang baru saja duduk sambil membawa siomay milik nya. Jessy memandang ke arah Deon dengan alis yang dia naik kan sebelah. Tidak ada raut wajah sedih atau pun marah hanya raut wajah datar dan terlihat bosan.

"Lo - ".

"Lo emang selalu bikin masalah Jessy , itu yang mau lo bilang ke gue kan ? Basi bosen gue sama tutur kata lo yang itu - itu aja. ".

"Ingat dia gak ada urusan nya sama gue dan seharusnya disini yang jadi korban itu gue kalau lo lupa mark itu musuh kalian bukan musuh gue. Jadi kalau gue denger lo nyalahin gue, mati lo gue bikin, ingat ya gue gak mandang bulu si mark aja bisa gue bikin masuk rumah sakit apalagi lo yang lemah ". Jessy tersenyum miring menatap ke arah Deon.

"Jessy kamu kenapa kasar sekali perkataan kamu sangat tidak baik ". Ucap luna yang kini mencoba menenangkan Daisy.

"Udah tahu gue kasar lagian ngapain lo semua dekat - dekat sama gue ha ? Dan lo yang baik ini lebih baik lo bawa kakak lo itu ke uks atau kemana pun lah yang penting jangan ganggu makan gue. ".

Jessy tidak memperdulikan luna yang sudah mengepalkan tangan nya. Ia hanya ingin hidup tenang namun tidak bisa, Apa seperti itu alur ceritanya pikir Jessy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Become to Antagonis FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang