01| Dia, Pak Dimas Fahreza

13 3 0
                                    




Sebuah FAKTA terkadang buat hati terluka. Meski berat dirasa, takdir itu tetap saja terlaksana. Apa mau dikata?

~Addara Kynandra~


*******************

"Apa? Aku mau dijodohin?" tanyaku mememik tak percaya atas pernyataan dua keluarga yang sedang berkumpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa? Aku mau dijodohin?" tanyaku mememik tak percaya atas pernyataan dua keluarga yang sedang berkumpul.

Awalnya aku mengira kunjungan pak Rio dan Istrinya hanyalah kunjungan biasa. Seperti hari-hari sebelumnya, yang menceritakan perihal kepindahan rumah mereka ke tempat dimana kami tinggal, mereka sudah cukup lama kenal dengan orangtuaku. Namun ternyata dibalik semua itu ada tujuannya juga.

Aku berdiri mematung setelah memberi jamuan pada pasangan suami istri itu.

Mendengar ucapan pak Rio, aku jadi dibuat malu sudah berteriak tak percaya atas ucapannya.

"Addara? Kamu yang sopan dong," bisik ummi. Lalu, menyuruhku untuk pergi dari ruang tamu.

"Maaf, dia hanya kaget saja," ucap ummi pada mereka.

___

Setelah kepulangan mereka, aku menghamburi Ummi yang masih duduk dengan Abi. "Mi, Abi. Addara masih kecil, masa mau dijodohin?" aku ikut duduk di samping Ummi.

"Masih kecil apanya? Orang kamu udah besar kayak gini kok," Abi terkekeh melihat sikapku yang tidak terima dengan pernyataannya.

"Tapi Addara kan masih sekolah, Bi." Aku sama sekali tidak siap akan perjodohan mendadak itu.

"Abi tahu, kamu fokus aja sama sekolahmu. Nanti kalau sudah lulus sekolah baru fokus sama perjodohan ini," ucap Abi seraya duduk di samping, lalu merangkul 'ku.

Ini tidak bisa dibiarkan. Aku masih kelas 12, meskipun beberapa bulan lagi aku lulus, tapi aku tidak mau dijodohkan secara sepihak.

Bagaimana nantinya jika calonku itu jahat, suka main tangan, tidak bertanggung jawab, apalagi kalau ia tidak sesuai dengan harapanku kan bisa menyesal nantinya.

"Mi...," panggilku pada ummi, meminta pertolongan supaya perjodohan ini dibatalkan. Sayangnya ummi hanya senyum, menaik-turunkan bahunya---tidak tahu harus apa.

Aku sebagai anak harus apa? Pasrah dengan keputusan mereka, "yaudah deh."

---

Sore itu, aku menimang-nimang perjodohan yang sudah diputuskan oleh mereka, menatap kosong langit kamar. Menikah di usia muda? Membayangi saja tidak kepikiran, apalagi menjalani rumah tangga dengan seseorang yang sama sekali tidak pernah aku lihat. Ah, rupanya itu membuatku semakin stres.

Aku merupakan anak gadis satu-satunya. Ummi dan Abi mengenal pak Rio hampir dua tahun. Pak Rio sendiri seorang pembisnis di bidang kuliner, dia mempunyai restoran yang cukup terkenal di Indonesia. Pertemuan Abi dan pak Rio diawali sejak Abi bertugas di salah satu perusahaan kuliner, yang mengharuskan Abi bertemu dengan pemilik restonya. Entah bagaimana mereka bisa semakin akrab dan menjalani silaturahmi begitu erat.

AddaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang