88. Kenyataan

3 0 0
                                    

Prita menghentakan kakinya kesal, sambil memegang beberapa lembar soal materi PPKN. Melihat layar ponselnya yang menunjukkan pukul 3 sore, berarti bel pulang sudah berbunyi.

Hari ini, bu Iceu memberi tugas kepadanya untuk memfotocopy soal untuk adik kelasnya. Awalnya Prita mau-mau saja karena hanya pergi ke ruang staff, tapi karena mesinnya ternyata sedang rusak, dirinya harus terpaksa pergi ke depan sekolah untuk menemukan kios fotocopy.

Sebenarnya Dion mau menawarkan diri untuk menemaninya, tapi cowok itu belum mengerjakan PR Pak Santoso yang harus dikumpulkan hari ini.

Prita mendengus pelan, menyerahkan beberapa lembar kertas itu ke arah pemuda yang tengah berjaga di toko.

"bang, fotocopy 30 lembar"

"siap neng"

Sekitar lima menit, Prita pun membayar. Cewek itu kembali berjalan menuju sekolah yang tidak jauh dari tempat fotocopy.

Brukk...

"aishh...sial" gumam Prita saat bertabrakan dengan seseorang yang bertubuh besar, tubuhnya hingga terjatuh ke belakang.

"ma-maaf neng"

Prita mengerutkan kening, menatap cowok bertubuh besar dengan jaket kulit hitam dan jeans sobek-sobek. Jelas, Pria itu seorang Preman.

"kayaknya kita pernah ketemu" ucap Prita sambil menunjuk orang itu.

Cowok itu gugup menunduk, mengumpulkan kertas Prita dan menyerahkannya.

"bu-bukan neng! Mungkin salah li—"

"lo begal yang di cafe pas kemarin itu ya?" tanya Prita mengintimidasi.

Tatapan curiga Prita makin terlihat saat Preman itu menunduk ketakutan.

"a-ampun neng! Saya nggak akan berbuat macam-macam lagi! Saya dan teman-teman saya sudah kapok setelah di hajar Pacar neng, kami nyaris mau dimasukin ke mobilnya!"

"terus, kenapa lo nggak di penjara sekarang?"

"ka-kami sedang masa percobaan" gugup Preman itu.

Prita hanya ber-oh ria saja, menerima kertas itu dan berdiri. Menepuk pundak Preman itu beberapa kali,

"makannya jangan cari gara-gara lagi, jadi susah kan lo? Yaudah gue cabut dulu" pamit Prita.

"i-iya neng, hati-hati"

Prita melewati preman itu,

"eh bentar"

Preman itu terkesiap, keduanya berbalik dan berhadapan. Prita menggaruk pelipis dengan jari telunjuknya, ia terlihat berpikir.

"ke-kenapa lagi atuh neng?" tanya Preman itu frustasi karena gemetar takut.

"tadi lo bilang, lo mau dimasukin ke mobil? Bukannya pacar gue pake motor?" tanya Prita.

***

"Dion!!"

"Dion syiball!!"

Cowok yang bernama Dion itu terjengkit kaget mendengar teriakan cewek yang berlari dan masuk ke dalam kelas yang tersisa Dion dan dua orang cewek.

Untungnya sekarang sudah sepi. Dion menghentakkan pulpennya ke meja,

"lo bisa aja bikin jantung gue copot ta! Jadi cewek, nggak ada lembut-lembutnya!"

Prita melotot marah, dengan kasarnya cewek itu menarik kerah Dion hingga membuat cowok itu berdiri.

"nggak usah rewel lo! Ikut gue sekarang juga!"

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang