***
Leon berlari keluar perpustakaan dan Rafan menyusul cowok itu.
Mereka berdua bertemu Nina yang menoleh kebingungan, gadis itu sudah menggendong tas ranselnya.
"nin, lo lihat Prita?" tanya Leon cepat.
"hah Prita? Tadi gue lihat dia lari, keknya ke arah gedung kelas 10 yang di lantai dua. Emangnya ada apa sih? Prita kenapa? Gue lihat muka dia pucet banget tadi?" tanya Nina bertubi-tubi.
Leon tidak menjawab, cowok itu berlari begitu saja meninggalkan Nina yang masih memasang wajah bingung.
"fan, ada apa? Kasih tau Aku"
Rafan menghela nafas kasar, memegang tangan Nina berusaha menenangkan.
"nanti aku jelasin semuanya, sekarang kita cari Prita dulu ya?"
Nina hanya mengangguk mengerti, mereka ikut bergegas menyusul Leon.
***
"Prita!!"
"Prita lo dimana?!" teriak Leon.
Gedung kelas 10 sudah begitu sepi hingga tidak ada orang satu pun yang tersisa. Dengan terburu-buru, Leon membuka satu persatu pintu kelas, namun di lantai satu, ia belum menemukan Prita.
"Prita, jawab gue!"
Leon berdecak kasar, mencari Prita. Cowok itu kembali berlari untuk menuju lantai dua. Ia mencari terlebih anak tangga karena belum pernah memasuki gedung kelas 10 ini.
"Prita?"
Leon akhirnya menemukan anak tangga, menaiki tiga anak tangga sekaligus.
Matanya memutar pandangan, hingga matanya membulat saat melihat Prita yang hendak menaiki tembok pembatas lantai dua yang setinggi dari setengah badan gadis itu.
"Prita!!"
Leon langsung menarik tubuh cewek itu dari belakang.
"jangan lakuin hal bodoh, Prita!"
"lepas! Lepasin gue!" berontak gadis itu.
Leon tidak menyerah, memeluk erat perut cewek itu dan menariknya ke belakang.
"Prita! Gue mohon!"
"lepasin gue, Leon!"
"Prita jangan gila lo!"
Prita menoleh ke arah pot bunga kecil yang terbuat dari tanah liat di sampingnya, saat Leon lengah dengan cepat cewek itu melemparkannya ke ke dahi Leon sekuat tenaga.
Brakk...
Pot buga itu hancur di kepala Leon, cowok itu sontak melepaskan pelukannya dan memegangi kepalanya sambil meringis hingga mundur beberapa langkah.
"tinggalin gue! Dasar cowok bego!" teriak Prita.
Cewek itu sedikit lagi bisa menaiki tembok, namun lagi-lagi Leon memeluk perutnya erat.
"lo...lo udah bertahan sejauh ini ta! Gue nggak akan biarin lo nyerah gitu aja!"
"biarin gue mati!"
Leon kehabisan kesabarannya, dengan tenaga cowok itu, ia menarik Prita begitu kasar hingga tangan cewek itu terhempas ke tembok.
Emosi Leon yang begitu besar hingga membuat tubuh Prita terbentur ke dinding.
Brukk...
Leon membulatkan mata, segera mendekat ke arah Prita dan mengangkat kepala cewek itu. Leon menepuk pipi Prita beberapa kali,

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Altair
Novela JuvenilChapter I : Saat Kita Bertemu Prita Kanahaya, cewek matre yang berusaha pura-pura kaya untuk mendapat kepopuleran di sekolah. Dengan bermodalkan Kecantikan dan Kepintarannya, ia dengan mudah bergabung dengan circle paling dikagumi di sekolah. Bagi...