dua

1K 51 5
                                    

Nenek Shin bilang malam natal harus dirayakan dengan rasa suka cita dan penuh kebahagiaan. Wanita paruh baya itu memang benar. Oleh karena itu, disinilah Yeonjun. Duduk menyandarkan punggung lelahnya di sebuah sofa panjang. Ditemani oleh perapian kecil yang menyala disebelah kanannya.

Yeonjun membiarkan seluruh kancing kemejanya terbuka. Memperlihatkan dada kekar hingga perut sixpack-nya. Pemuda itu sangat menikmati indahnya pohon natal berukuran kecil yang telah dipasang berbagai hiasan lampu.

Melihat indahnya suasana malam natal disekitarnya membuat hati Yeonjun merasa tenang dan damai. Ia juga semakin membuat bergairah tatkala melihat keindahan yang lain.

Yeonjun meraih gelas wine di sampingnya. Ia menegak minuman itu perlahan, sembari beberapa kali melenguh. Menikmati keindahan lain yang saat ini sedang beraktivitas di sela-sela kedua kaki Yeonjun.

"Aahhh.. bagus, anak pintar, eumhh!"

Inilah maksud Yeonjun, kebahagiaan malam natal yang harus dirayakan dengan penuh suka cita. Dan Yeonjun mengabulkan ucapan Nenek Shin untuk merayakan malam natal bersama Soobin.

Benar, bersama Soobin. Yang kini sedang berada di antara kedua kaki Yeonjun, memuaskan hasrat kakaknya dengan melakukan blowjob. Keindahan malam natal yang dimaksud Yeonjun adalah melihat tubuh seputih porselen saudara tirinya yang tidak mengenakan sehelai kain pun.

Soobin melakukan blowjob dengan lihai seperti sudah sering melakukannya. Pemuda itu memaju-mundurkan rahangnya yang sedang penuh dengan kejantanan kakaknya. Bahkan beberapa kali Soobin tersedak oleh air liurnya sendiri. Terkadang pemuda itu menjilati benda panjang milik Yeonjun mulai dari pangkalnya. 

Tak lupa memainkan lidahnya dengan lihai tepat di ujung penis Yeonjun. Membuat yang dipuaskan makin kewalahan. Yeonjun terus menggeram nikmat. Soobin melakukan tugasnya dengan baik dari hari ke hari. Hari ke hari?

"Eungh, Soobhh-teruss, eungh!"

"Kenapa tadi kau tidak mau pulang lebih awal, Soobin? Mhhhh, shit! Karena kau takut aku akan memulai lebih awal, heum-mhhh?" Yeonjun kembali meracau. Soobin tidak menghiraukannya.

Tangan Yeonjun makin erat menjambak surai hitam Soobin. Memaksanya untuk menatap Yeonjun. Sedangkan tangan satunya masih sibuk memegang segelas wine.

"Kakakmu bertanya, Choi Soobin?" tanya Yeonjun dengan nada halus. Namun penuh tuntutan.

Yeonjun dengan sengaja menahan kepala Soobin agar penis besarnya semakin masuk lebih dalam. Soobin menggeleng, ia menatap sepasang mata rubah itu sambil terus mengulum kejantanan kakaknya. Padahal Soobin biasanya tidak bisa melakukan kontak mata dengan orang lain.

Soobin kesulitan bernapas. Wajahnya memerah, air mata mulai keluar membasahi pipi Soobin. Air liurnya bahkan terus menetes keluar hingga jatuh ke lantai. Mulut Soobin terasa semakin kebas. Kedua kaki yang sejak tadi menopang tubuh Soobin mulai bergetar.

"Eungh.. enghh, humhh hahh.!" Beberapa kali Soobin mencoba merengek, memberi kode Yeonjun agar memberinya ruang untuk bernapas.

Namun, melihat keadaan saudara tirinya yang tampak berantakan seperti ini malah menambah nafsu Yeonjun semakin membuncah. Yeonjun makin memaju-mundurkan kepala Soobin dengan brutal. Sehingga penis di dalam mulutnya keluar-masuk dengan kasar hingga ujungnya membentur pangkal tenggorokan Soobin.

Kedua tangan Soobin tampak mencakar-cakar paha berotot Yeonjun agar kakaknya itu berhenti. Namun tentu saja tidak semudah itu.

Masih dalam kondisi memaju-mundurkan kepala Soobin, pemuda bermata rubah itu malah berdiri dan menggerakkan pinggulnya tak kalah brutal. Penis Yeonjun jadi masuk semakin dalam hingga menyodok pangkal tenggorokan, berkali-kali.

My Stepbrother || Yeonbin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang