Book 3: 11. Imprinting

1.1K 49 0
                                    

Bamm, setelah menutup pintu dengan keras, Felix berjalan menyusuri lorong dengan mata terbuka lebar. Kata-kata kotor terlontar. Pikirannya masih kusut, dan jantungnya berdetak kencang.

Isaac, yang dia pikir adalah beta, ternyata seorang omega? Si omega yang sangat dia benci selama empat tahun ini, yang bahkan melahirkan dan membesarkan anaknya? Ya Tuhan, Benjamin adalah anaknya.... Dia masih belum bisa mencerna kenyataan itu. Meskipun dia disambar petir saat sedang tidur, rasanya tidak akan seburuk ini.

Sebelumnya dia tidak pernah memiliki hubungan yang pasti karena dia tidak pernah menginginkan anak, dia selalu menggunakan kondom atau alat kontrasepsi lainnya saat sedang bercinta. Tidak pernah melakukan kesalahan. Karena itu, dia sama sekali tidak pernah membayangkan kalau anaknya akan lahir dan tumbuh besar di dunia ini, tapi tampaknya semua keyakinannya itu tidak berguna.

Ditambah lagi, dengan asumsi hal itu mungkin terjadi, sang ibu tentunya akan membawa anak itu padanya. Jika kau ingin memeras sepeserpun darinya, kau harus menjadikan anakmu sebagai alasan, kau harus melakukan itu, dan sebagian besar orang yang bergaul dengannya selama ini adalah manusia semacam itu.

Dia tidak pernah menyangka akan ada pria yang melahirkan dan membesarkan anaknya seorang diri di tempat yang asing. Memikirkan Benjamin adalah anaknya sendiri, yang dia jamin dalam sebuah kontrak......

"Haa, aku bisa gila."

Setiap dia memikirkan kenyataan bahwa dia telah dibodohi, kepalanya terasa seperti terbakar. Felix, yang sedang berjalan cepat menyusuri lorong, berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya yang berat. Meskipun berada di bawah lampu yang gelap, tidak mungkin akan segelap itu. Isaac, omega, dan putranya. Dia bahkan tidak bisa mengenalinya meskipun dia melihatnya dari samping. Kenapa dia bisa sebodoh itu.

Felix menekan keningnya yang berdenyut dan mendecakkan lidahnya, lalu segera menenangkan amarahnya yang memuncak dan tertawa konyol. Itu karena ingatannya saat melakukan knotting kepada omega sombong empat tahun lalu muncul di benaknya secara samar. Itu adalah yang pertama dan terakhir kali, dan meskipun itu merupakan knotting yang impulsif, tapi cukup mungkin untuk membuat hamil karena si omega yang membuatnya kehilangan akal itu sedang heat.

Meskipun begitu, apa yang dilakukan oleh omega itu sangat menakjubkan sampai-sampai dia lupa kalau sudah melakukan knotting. Tapi saat dia tahu si omega itu adalah Isaac dan Benjamin lahir karena kejadian itu, itu membuatnya tercengang.

"Itu hal yang menggairahkan."

Felix menyunggingkan sudut bibirnya ke atas. Dia mulai mengingat peristiwa hari itu satu per satu, bayangan gelap omega yang memukulnya perlahan mulai menampakkan wajah Isaac. Tidak hanya wajahnya, tapi juga fisik, gestur, dan desahan, semuanya bertransformasi menjadi Isaac. Dan omega, yang terengah-engah di bawahnya, yang tidak mampu mengendalikan nafsu yang ditimbulkan oleh heat, menjadi lebih jelas dalam wujud Isaac.

Desahan lirih keluar dari tenggorokan. Dia tampaknya sudah tahu sekarang. Dia juga menyadari bahwa yang bisa menjadi omega itu hanyalah Isaac. Kalau bukan Isaac, siapa lagi yang selalu membuatnya bergairah. Kalau bukan Isaac, siapa lagi omega yang bisa selalu membuatnya bersemangat dan bahkan membuat matanya buta (maksudnya gak sadar).

Mungkin tidak ada seorang pun. Tak seorang pun yang bisa membuat dirinya menjadi budak cinta selain Isaac. Terlambat menyadarinya, Felix pun tertawa sedih. Amarah yang memuncak sampai kepalanya tiba-tiba mencair seperti salju. Benar-benar tak dapat dihindari.

Isaac, jelas-jelas apapun yang dia lakukan, tidak ada pilihan lain selain jatuh cinta padanya. Dialah yang seharusnya menjadi milik Felix. Sejak awal hingga saat ini.

"Oke, jadi... bersabarlah."

Felix memegang pistol mitraliur yang tersampir di punggungnya lalu tersenyum jahat. Saat dia berjalan menyusuri kebisingan yang mengingatkannya pada medan perang, dia memikirkan Isaac, yang dia imprint dengan pheromonnya sendiri. Isaac, yang membuatnya melakukan hal itu padahal dia sama sekali tidak pernah memikirkan atau ingin melakukan imprint semasa hidupnya......

Dear Benjamin (Book 3-5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang