SIHIRION - PART 01

6 1 0
                                    

~¥ SIHIRION ¥~

.
.
.
.

"Aku pulang!" Salam Rion. "Selamat datang, gimana kak?" Tanya Yuna, adik perempuan Rion. Walaupun ia masih berusia 10 tahun, tapi sikapnya sudah seperti ibu-ibu.

"Tada! Ini, simpenin ya." Ujar Rion. "Ah! Bunga baru lagi toh, kak makan dulu gih." Rion seketika langsung memasang wajah malas. "Umm, udah makan kok." Akhirnya ia berbohong. Yuna seketika memasang wajah tidak percaya.

"Makan apaan?!" Rion akhirnya terdiam. "Tuh kah belom! Udah ini makan!" Yuna langsung memasukkan sepotong roti ke dalam mulut Rion. "Awghh."

"Hoeekk!"

"Udah makan aja!"

••• ∆ § ∆ •••

"Nah pinter! Yuna beresin ya." Ucap gadis kecil itu sambil membereskan meja makan. Sementara Rion terbaring di lantai tak berdaya. "Hoeekk, roti gandum ga enak!" Lirih Rion.

"Eh!" Rion langsung teringat sesuatu. "Ibu.." ia pun langsung berdiri, lalu ia berjalan ke kamar Fiona, ibu Rion dan Yuna.

••• ∆ § ∆ •••

"Tok! Tok! Tok!"

"Ceklek!"

"Permisi, Bu?" Rion menyapa Fiona yang sedang berbaring di ranjang yang kurang bagus, dan tidak terlihat nyaman. "Ri..on..?" Lirih Fiona. "Ri-rion bawa bunga lagi buat ibu. Se-sekarang lagi di simpan Yuna."

"Gitu..? Maka..sih..ya..nak.." Rion tersenyum, lalu ia mengangguk. Mereka terdiam sejenak. Rion menghela nafas. "Bu, Rion mau pergi lagi ke-" ia memotong pembicaraan, tak berani mengucapkannya. Fiona memberi tatapan bertanya-tanya. "Hu-hutan."

"Rion, sini..men..dekatlah."Fiona duduk di ranjangnya. Rion pun langsung mendekat. Fiona berdiri lalu memeluk erat putra kesayangannya itu. "Maaf ya..ibu sering ngerepotin kamu.."

"N-nggak, ibu nggak ngerepotin kok."

"Ibu..izinin..tapi..kamu..ha..rus..Kem..ba..li..de..ngan..sela..mat.."

"Tentu saja, kapan Rion tidak menepati janji ibu?" Fiona tersenyum, peluka mereka semakin erat.

'Hangat' batin Rion.

••• ∆ § ∆ •••

Keesokan harinya, Rion pergi ke puncak bukit kecil yang berada di dekat desa Rion. Ia pergi ke sana untuk menemui sahabat nomor satunya, Ligo.

Dari kejauhan, terlihat seorang pria muda duduk di bawah pohon besar. 'itu Lugo!" Seru Rion di dalam hati. "Liiiigg!!" Seru Rion sambil berlari menuju tempat Ligo. Ligo lalu berdiridan mengangkat tangan kanannya.

"Stop!" Rion seketika berhenti tepat di depan Ligo. "Nanti jatuh, kamu mah bicarain apa?" Pri itu sangat peduli dengan sahabatnya. "Ayo pergi lagi!"

"Kemana lagi? Gunung? Lembah? Bukit?" Ligo menyebutkan satu persatu tempat yang pernah mereka jelajahi. "Hutan!"

"Hutan yang mana? Di dunia ini hutan gak cuma satu." Rion tersenyum, lalu ia menunjuk hutan yang begitu suram yang berada di balik bukit.

Dan betapa terkejutnya Ligo melihat apa yang ditunjuk Rion. Ia memandang Rion yang sedang tersenyum tidak berdosa. "Tidak boleh!" Tegas Ligo. Rion terkejut mendengar jawaban Ligo. Karena biasanya Lugo tidak pernah menolak permintaan Rion.

"Ah-" Ligo baru menyadari perkataannya barusan. "Ke-kenapa harus hutan yang itu?"

"Karena cuma hutan itu yang belum pernah kura jelajahi. Emang kenapa?"

"Kamu gak tau?" Rion menggeleng. "Cerita tentang 'hutan terkutuk'." Rion masih memberi tatapan bertanya-tanya. Ligo menghela nafas. "Duduklah, sini aku ceritakan."

.
.
.
.

~¥ SIHIRION ¥~

Segini dulu ya buat hari ini, Babay.

See you next chapter~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIHIRION - BAGIAN AWALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang