PROLOG

23.6K 486 8
                                    

Annyeong, yeorobun! You ready? I'm ready!

Happy reading everyone💋

🏴‍☠️

Sial.

Satu kata yang menggambarkan keadaannya saat ini. Hujan turun dengan deras membuat genangan air di area berlubang serta angin bertiup kencang mematahkan beberapa ranting pohon membuat suasana sedikit menyeramkan menjelang malam tiba.

Seorang gadis menendang bumper mobil miliknya dengan kesal dan memukul kap mobil hingga berbunyi cukup keras.

"Fuck!" umpatnya.

Melepas jaket kulit bewarna merah terang yang membalut tubuh rampingnya, gadis itu menutupi kepalanya dari tetesan air hujan. Meskipun badannya sudah terlanjur basah, tetapi ia tidak ingin rambutnya menjadi berantakan. Butuh satu jam untuknya menata rambut dengan banyak drama.

Di tubuhnya kini hanya tersisa crop top warna putih dan rok merah mini. Membuat kulit kuning langsat miliknya terekspos jelas.

Melepas sepatu boots warna merah miliknya, ia membuka pintu mobil dan melempar ke kursi samping kemudi. Lalu, mengambil sling bag serta ponselnya, gadis itu kembali menutup pintu mobilnya dan berlari ke tempat berteduh yang atapnya memiliki banyak lubang hingga membuat tempat itu basah. Namun, setidaknya masih ada area yang bisa dijadikan tempat berteduh.

Baru saja kaki telanjangnya melangkah beberapa meter dari jalanan. Suara benturan keras membuat tubuhnya kaku di tempat. Ia menoleh hingga kedua matanya membola besar dengan mulut terbuka.

Suara itu bukan berasal dari mobilnya, melainkan mobil hitam yang menabrak pohon besar beberapa meter melewati mobilnya.

Sial.

Tadinya ia ingin melihat siapa yang ada di dalam mobil, tetapi dahan pohon tiba-tiba patah hingga menimpa badan mobil.

Hal itu membuatnya terkejut. Melirik mobil miliknya serta mobil hitam tersebut secara bergantian, ia tersadar sesuatu. Seharusnya, ia tidak boleh berlama-lama di sana. Karena suatu hal dapat membahayakan dirinya.

Berlari ke dalam mobil miliknya. Ia sebisa mungkin menghidupkan kembali mesin mobil.  Berdoa dengan bibir bergetar, berharap mesin mobilnya hidup kembali.

"Please, jangan buat gue menderita," gumamnya.

Sembari melihat-lihat sekeliling dan mobil hitam yang mulai mengeluarkan asap, tangannya bergetar memutar kunci mobil berkali-kali berharap mesin mobilnya hidup.

Gotcha!

Sepertinya Dewi Fortuna masih berpihak padanya.

"Sorry," cicitnya.

Menginjak pedal gas, ia meluncurkan mobilnya dengan kecepatan tinggi menembus derasnya hujan tanpa menoleh sedikit pun ke belakang. Ia tahu dirinya salah, tetapi tetap berada di sana pun dirinya akan tetap dianggap salah.

Lebih baik pergi sejauh mungkin. Menghilang tanpa jejak ataupun menjauhkan barang bukti. Ia berharap setelah ini hidupnya tenang.

🏴‍☠️

VOTE — COMMENT — SHARE — FOLLOW

THANK YOU EVERYONE

𝐓𝐄𝐑𝐄𝐒𝐀 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang