Besok paginya, saat dikantor Richard baru saja tiba. Semua karyawan menunduk, tentu, ia bossnya.
"Davis, Hari ini apa saja jadwal saya" tanya Richard sambil berjalan menuju ruangannya.
"pukul 09.00 kita ada meeting di kantor, pukul 13.00 anda ada meeting diluar dengan kolega anda setelah itu ada beberapa berkas yang harus anda periksa ulang dan anda tandatangani"
Richard mengangguk, mengeluh? Tidak. Richard orang yang gila kerja, hari sibuk sudah biasa untuknya.
"Davis, kau pasti tau kemarin saya ada janji temu dengan salah seorang yang ada di dating apps, right?" Davis mengangguk, menunggu apa yang akan dikatakan oleh bossnya selanjutnya.
"Kapan saya ada waktu luang? Besok? Lusa?"
"Anda akan sibuk besok dan memiliki waktu luang lusa disiang hari, anda akan mengisi untuk acara apa tuan?"
"Baik, lusa saya dan partner saya akan ke KUA dan menandatangani surat pernikahan, siapkan segala keperluan saya untuk disana"
Davis terdiam sebentar, bingung, kaget dan tidak menyangka dengan apa yang dikatakan bossnya ini, sedikit mencerna dan cepat-cepat bereaksi, mencoba profesional
"Baik, akan saya siapkan segala keperluannya apa ada lagi yang diperlukan tuan?"
"Ada, partner saya meminta data tentang diri saya, buatkan untuk sekalian saya berikan lusa"
"Baik, segera.
Dan Tuan saya ingin mengingatkan sebentar lagi meeting akan segera dimulai"
"Ya... Kau tunggu diluar" davit pamit undur diri, dan keluar dari ruangan.
Richard mengeluarkan handphonenya dan menelepon seseorang
"Pagi tuan Richard, apa tanggal penandatanganan sudah ditentukan?"
Richard tersenyum, Rian benar-benar cocok untuk dijadikan pendamping, sesuai dengan kesukaannya tidak bertele-tele. "Ya, lusa siang akan saya jemput dikafe sebelumnya dan langsung berangkat kesana, bisakah anda berikan data yang diperlukan untuk pernikahan nanti? Assisten saya akan mengambilnya nanti, berikan saja alamatnya"
"Tentu, tolong berikan kabar jika anda akan menjemput lusa" "ya" telepon dimatikan sepihak oleh Richard. Dia memasukkan handphonenya dan berjalan keluar ruangan untuk meeting.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
<( ̄︶ ̄)↗ Lusa ←(>▽<)ノRichard berada dalam mobil sedang menuju kafe untuk menjemput Rian sesuai janji. Saat sampai, assistennya keluar untuk mempersilahkan calon nyonya-nya masuk
"Thanks Davis, how's your day?" Tanya Rian saat bertemu
"Thank you for your concern, I am fine as usual " jawab Davis seadanya, dengan senyum bisnisnya, ia berniat untuk sedikit menjaga jarak dan lebih menghormati Rian sebagaimana ia menghormati Bossnya karena Rianlah yang akan menjadi prioritas ke 2nya mulai sekarang.Saat duduk Rian langsung memberikan amplop yang berisi biodata miliknya "siang tuan Richard, great to see you again, silahkan dilihat untuk biodata milik saya, jika ada yang ingin ditanyakan silahkan saja." Richard mengangguk.
Richard juga langsung memberikan biodata miliknya,
°Biodata Rian Gabriel
Umur : 25 tahun
Kelahiran 21 Juni 1998
Anak ke 2 tadi 2 bersaudara
Tinggi : 170cm
Berat : 60,7kg
Golongan darah : A-
Lulusan : S1 bidang designer pakaian
Pekerjaan : membuka usaha bersama beberapa teman satu angkatanNama ayah : Adam
Nama ibu : Gita
Nama kakak : ZikriSuka :
Makanan: seafood, makanan asam seperti mangga muda, makanan pedas dan minuman macha
(Sebenernya ini semua kesukaan author)Tidak suka : tempat tinggi, makanan mentah, serangga, tidak tepat waktu, warna yang terlalu cerah.
Alergi : ikan semua jenis
°Biodata Richard
Umur : 28 tahun
Kelahiran 28 April 1995
Anak pertama dari 2 bersaudara
Tinggi : 190cm
Berat : 85kg
Golongan darah : O
Lulusan : S3 bidang administrasi
Pekerjaan : meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai CEO dari perusahaan XXXNama ayah : Candra
Nama ibu : Ratna
Nama adik : AnnaSuka : olahraga, kerja, americano
Tidak suka : tidak tepat waktu, macha
Alergi : -
.
.
Sunyi ... Mereka sibuk membaca dan mencoba mengingat-ingat apa yang tertera dalam bio masing masing."Tuan Rian" Richard mencoba membuka pembicaraan
"Ya?"
"Karena nanti kedepannya kita akan menjadi pasangan, anda tidak perlu formal jika ingin berbicara dengan saya, mungkin bisa dibiasakan dari sekarang, dan saya juga akan melakukan yang sama." Rian mengangguk, masuk akal, walau mungkin akan terasa awekword saat baru mencoba, semoga saja kedepannya dia akan terbiasa."Okey, jadi .... Tuan.... Eh Mas Richard..." Ucap Rian terbata-bata
"Richard saja cukup " timpal Richard "baik, akan ku usahakan"Mobil kembali sunyi
.
.
.
.
.
Saat sampai di sana sudah ada seseorang yang menunggu mereka di luar.(Biasa pake orang dalem)
Saya didalam mereka diarahkan untuk tandatangan, setelah selesai langsung kembali ke mobil dan melaju kembali.
"Aku harus kembali ke kantor, setelah kita pergi kerumahku, jika sudah menikah akan aneh dan menjadi cibiran jika tetap beda rumah, apa kau hari ini masih ada pekerjaan?"
"Ya, kalaugitu aku akan beres-beres barang di apartemen ku, karna tidak ada banyak barang yang ingin kubawa, mungkin besok sudah bisa pindah, dan tentang kerja...Tidak, aku mengambil dayoff hari ini"
"Great, Davis antarkan kami kerumah saya" Davis mengangguk dan langsung melaju ketempat tujuan.Saat di perjalanan Rian ingat bahwa abangnya ingin bertemu dengan pasangannya, ingin melihat cocok atau tidaknya Rian dengan pasangannya katanya.
"Richard, abangku ingin bertemu denganmu, malam ini bisa?"
"Tidak bisa, aku akan ke club, ada kolega yang ingin bertemu disana dan baru pulang besok" Davis yang sedang menyupir terdiam, Apa tidak apa-apa jika mengatakannya langsung kepada pasangan yang masih baru, benar-benar baru saja menikah??? Pulang besok? Itu berarti dia akan 'bermain' disana kan? Apa bossnya sudah gila??"Right, ingin melepas penat, akan ku katakan ke abangku, kalau tidak bisa malam ini, telpon saja nanti kapan kamu bisa, dan aku akan menanyakan apa dia bisa atau tidak."
Tidak marah, tidak mengutuk, tidak menangis sesuai dengan apa yang Rian katakan, dia tidak mudah menangis. Lagi pula Rian juga sudah mengira orang seperti Richard tidak mungkin tidak gila seks, akan melelahkan jika hanya bekerja sepanjang waktu, butuh pelepasan pastinya.
Percakapan selesai dan tepat dengan sampainya mereka dirumah yang dimaksud "aku sudah mengatakan ke penjaga disini bahwa kau akan datang, atau kau ingin ditemani dulu hingga kedalam?"
Rian mengangguk "boleh aku meminta ditemani assisten mu? Aku tidak ingin ribet untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan."
"Ya... Kalau gitu, Davis, bisa antarkan Rian kedalam? Sekalian panggilkan supir kesini, saya harus langsung kembali ke kantor."Davis mengangguk, mengatakan permisi dan langsung mengantar pasangan tuannya kedalam tak lupa memanggil supir pastinya.
TBC
.
.
.
.
.
.(ノ ̄皿 ̄)ノ ⌒== ┫
Aku sedikit kesal dengan seme setan satu ini @$#&_-&;#(*!#
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan?
Romance...... G pinter bikin deskripsi Kayanya gini cukup "Kau bilang kalian saling mencintai? Benarkah? Kalau begitu...." Rian mendekat kearah Richard dan langsung menciumnya, hanya sebentar, tapi cukup untuk membuat Rosita naik pitam. Muka Rosita sendir...