(07)

1.4K 117 15
                                    

"Jangan banyak bergerak." Jaehyuk menepuk pelan dahi Jeongwoo, membuat laki-laki yang berbaring dengan posisi miring di pangkuannya itu meringis.

Sambil memicingkan matanya, Jaehyuk memasukkan kembali earpick ke rongga telinga Jeongwoo dengan hati-hati. Dia serius sekali memutarkan benda itu agar tidak membuat dinding telinga Jeongwoo terluka.

Kegiatan membersihkan telinga ini bermula ketika Jeongwoo yang merasa pendengarannya agak terganggu akibat ada kapas yang tertinggal sehabis membersihkan telinga. Jaehyuk yang gemas melihat Jeongwoo melompat-lompat dengan kepala yang dimiringkan akhirnya menarik laki-laki itu untuk memeriksa telinganya.

Setelah berkutat lama, gumpalan kapas itu keluar ketika Jaehyuk menyorongkan earpick lebih dalam dan berhasil mengait di seratnya. Dia mengeluarkannya secara perlahan.

"Apa sudah keluar?" Tanya Jeongwoo saat merasa sesuatu bergerak di lubang telinganya.

"Aku mendapatkannya. Lihat, Jeongwoo, kapasnya besar sekali." Jaehyuk menyelipkan kapas bekas itu ke dalam tisu. "Bagaimana? Tidak ada yang mengganggu lagi kan?"

Jeongwoo berdeham mengiyakan dan segera mengangkat tubuhnya, ganti duduk bersandar di samping Jaehyuk, melihat kapas yang ditunjukkan Jaehyuk. "Terima kasih."

"Lain kali berhati-hatilah. Telinga itu sangat sensitif.  Bagaimana kalau kapasnya masuk terlalu jauh dan melukai gendang telingamu?" Omel Jaehyuk dengan wajah tertekuk.

"Maaf. Aku akan lebih berhati-hati." Jeongwoo mengusap pipi Jaehyuk dengan telunjuknya. Berusaha meredakan amarah laki-laki itu dan berhasil. Jaehyuk kini menatap dengan mata bulatnya yang terlihat khawatir.

"Harus." Jaehyuk bergumam. "Aku tidak mau kau kesulitan lagi. Kau baru saja sembuh."

Jeongwoo mengangguk mengerti. Raut khawatir itu membuat dada Jeongwoo menghangat. Dia merapatkan posisinya untuk lebih dekat dengan laki-laki itu.

Meskipun Jeongwoo sudah sembuh dan bisa melakukan apapun sendirian, Jaehyuk masih terus datang ke apartemennya. Tak sesering sebelumnya karena semester kuliahnya sudah dimulai kembali. Tapi paling tidak, setiap seminggu dua kali dia akan duduk berdua dengan pemilik apartemen itu di sofa usangnya. Sekedar berbagi apa saja yang sudah mereka lalui beberapa hari belakangan.

Jeongwoo sendiri tak keberatan. Mengobrol bersama Jaehyuk membuatnya senang dan dapat mengisi energinya yang terkuras setelah bekerja. Bagaimana laki-laki itu bercerita, mengekspresikan dirinya ketika mendengar Jeongwoo berbicara, juga sentuhan-sentuhan kecil yang sering mereka lakukan.

Keduanya bisa dibilang masih mencoba mengenal satu sama lain. Saling membuka sisi yang belum diketahui sebelumnya. Jaehyuk yang begini dan Jeongwoo yang begitu. Progres mereka memang cenderung lambat. Sekalipun sama-sama mengerti bahwa hubungan mereka kini tak lagi sekedar ketidaksengajaan menghabiskan malam bersama, tapi meluahkan perasaan yang dimiliki masih belum terlaksana. Terlihat baik Jaehyuk maupun Jeongwoo sangat berhati-hati.

Tidak masalah selagi mereka bisa terus duduk bersisian seperti ini.

"Di kulkas ada es krim. Aku membelinya kemarin sepulang kerja." Tunjuk Jeongwoo ke arah kulkas lewat sudut matanya.

Jaehyuk yang mendengar itu tanpa perlu ditawari sudah melesat ke dapur. Matanya berbinar mendapati sewadah besar es krim cokelat kesukaannya membeku di freezer. Dia menarik wadah itu keluar dengan bersemangat dan mengambil sendok di tempat penyimpanan. Hanya satu, karena rencananya dia akan menyuapi Jeongwoo nanti mengingat laki-laki itu tak terlalu suka es krim.

"Sengaja membelinya untukku?" Goda Jaehyuk begitu mendudukkan kembali pantatnya di sofa.

Jeongwoo mengangguk membenarkan, "Iya, karena kupikir kau akan suka. Maaf bukan merk yang mahal. Tapi temanku bilang rasanya tidak kalah enak."

A Lucky Find | a Jeongjae FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang