Besoknya setelah kejadian kecelakaan itu, Claudia kuliah seperti biasanya. Sampai Laras dengan hebohnya masuk ke kelas sambil membawa sebuah bungkusan kotak yang membuat Claudia menyeringit bingung."Gila, lo bilang sama gue Di. Lo abis ngapain?" Lara duduk di depan bangku Claudia dengan heboh sambil menaruh sebuah kotak di meja depan Claudia.
"Abis ngapain? Gimana maksudnya?" Claudia menatap Laras bingung.
"Ini, kenapa tiba-tiba Candra sama Anggi, nitipin gue Brownies, yang katanya dari Hasan. Sebagai ucapan terimakasih. Gue terima bungkusan ini sambil bingung, gue penasaran banget tapi takut disangka kepo banget kalau gue tiba-tiba langsung nanya ke Anggi, alasan Hasan ngasih ini ke Lo." Mendengar penjelasan Laras membuat Claudia semakin bingung. Dia melihat isi bungkusan kotak ini, dan ternyata isinya memang brownies.
"Gue juga bingung apa maksud dari dia ngasih gue ini. Apa karena kemarin gue ikut bantuin dia? Tapi kenapa harus sampe segininya. Kebalik banget harusnya gue yang kasih makanan ke dia buat jenguk dia." Claudia memegang bungkusan itu sambil bergumam tanpa sadar
"Maksud lo apa? Gue kayanya ketinggalan banyak banget cerita. Lo harus cerita setiap detail yang lo sebutin tadi." Claudia memutar bola matanya menatap sikap Laras yang selalu saja heboh.
"Kemarin gue nolongin Hasan, dia kecelakaan ditabrak mobil gitu. Terus kalau masalah brownies ini, seharusnya dia gak perlu ngasih gue kaya gini."
"Hasan kecelakaan?" Laras kaget dengan ucapan Claudia.
Claudia berusaha menutupi mulut Laras. "Syuttt.. lo bisa gak ngomongnya jangan kenceng." Claudia menatap sekitar kelas yang untungnya masih cukup sepi jika tidak Claudia takut yang lain penasaran karena pembahasan tentang Hasan ini.
"Kenapa Hasan bisa kecelakaan? Terus sekarang dia gimana? Kenapa lo terlibat?" Laras saat ini sudah memelankan ucapannya.
"Dia ditabrak orang mabuk, kakinya terkilir.Nah kemarin tuh kebetulan gue lewat di lokasi kecelakaan karena memang gue tau Hasan, jadi gue samperin sama ikut ngater dia ke klinik." Claudia mencoba menjelaskan sebaik mungkin kepada Laras agar Laras tidak penasaran lagi.
"Terus?"
"Gak ada terus-terusan, setelah itu gue pulang, udah."
"Hasan kayanya terkesan sama pertolongan Lo, buktinya dia ngirim kue ini sebagai ucapan terimakasih."
"Gak ada yang terkesan. Dia cuma merasa gak enak sama gue dan mau bales hal itu dengan brownies. Walaupun seharusnya dia gak usah repot-repot kirim brownies kaya gini yang malah jadi bikin gue yang gak enak."
"Ya kali aja dia tertarik sama lo jadi ngirimin kue."
"Mana ada kaya gitu, asal lo tahu dia gak kenal nama gue sebelumnya."
"Ya gak ada yang tahu kan."
"Apaan sih udah gak usah bahas hal gak jelas. Sekarang ini gue jadi bingung harus jenguk dia atau enggak?"
"Jenguk lah, dia udah baik ngirimin kaya gini."
"Tapikan gue gak minta, lagian gue kan gak sedekat itu sama dia, jadi gak perlu deh"
"Gak perlu deket buat ngejenguk doang sakit Di. Buru mau gak? Nanti gue anter."
"Keadaanya gak separah itu kok, jadi udah ah gak usah dipikirin. Nanti aja kalau dia udah masuk kuliah gue bakal ucapin makasih buat kuenya."
"Lo bener-bener ya Di. Segitu gak mau deketnya sama Hasan."
"Gue cuma mau kenal seadaanya aja."
"Tapi-" Belum selesai Laras berbicara dosen mereka sudah masuk kedalam kelas sehingga pembicaraan mereka terpaksa harus terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Usai (Lengkap)
SpiritüelUPDATE SEMINGGU DUA KALI !!! Disini ada yang udah baca Too good to be (true) Dominan gak? Kalau pernah baca, berarti udah kenal dong sama sosok Hasan. Dia sempet beberapa kali muncul dicerita Dira Dan Satria. Nah untuk kali ini aku akan menceritakan...