18. Package

13 3 0
                                    

Tarikan langkah yang Paris ciptakan semakin kuat, karena saat ini dirinya sedang terikat oleh urusan yang sangat mendesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tarikan langkah yang Paris ciptakan semakin kuat, karena saat ini dirinya sedang terikat oleh urusan yang sangat mendesak. Ia baru saja keluar dari dari ruang rapat yang penuh dengan negosiasi, nada percakapan yang bergemuruh, bertukar pandang, dan menyatukan persepsi agar tidak ada yang salah paham.

Begitu tiba di ruang kerjanya, Paris meletakkan dua dokumen yang berada di dalam map warna biru dan kuning itu di atas permukaan meja dan sedikit membantingnya.

"Kita dapat dua proyek aplikasi lagi." Paris menatap rekan-rekan kerjanya termasuk Jasmine yang sedang merapikan meja kerjanya yang berhambur.

"Namun, tenggat waktunya bersamaan. Jadi aku akan membentuk dua tim untuk membuat kerangka kerja aplikasi ini agar lekas selesai sebelum tenggat waktunya," titah Paris pada rekan kerjanya agar proyek tersebut bisa digarap dan selesai cepat sebelum dikejar oleh departemen lain.

"Siap, Nona Bae," seru rekan-rekan kerja secara bersamaan sembari Paris membagikan dua dokumen tersebut kepada ketua kelompok masing-masing.

Kini Paris kembali duduk dikursi kerja dengan atensi yang terus memandang meja kerjanya yang begitu rapi. Awalnya yang hanya ingin melamun tanpa sebab itu buyar karena terbesit sebuah ingatan seperti kilat yang melintasi pikirannya. Sebuah cahaya lintasan kilat yang menuju pencerahan. Kedua netra Paris menatap jam pada layar monitor dan seketika memori ingatannya yang hilang itu kembali teringat bak potongan puzzle yang saling melengkapi.

"Ah ... kenapa aku lupa untuk singgah ke Happy Home share house!" Paris menepuk jidatnya sendiri lalu menyibak surainya ke belakang. Perlahan ia menyandarkan badannya pada punggung kursi kerjanya yang empuk itu.

Baru saja Paris menutup kedua kelopak matanya, kedua indra pendengarannya menangkap suara seseorang sedang mengetuk pintu ruangan. Seluruh rekan kerja termasuk dirinya melihat seorang pegawai dari departemen lain yang datang menghampirinya.

"Paket?" tanya Paris dengan suara kecil dan mencoba mengingat-ingat kembali barang apa yang ia pesan atau mungkin Summer yang menggunakan namanya untuk menerima paket tersebut.

Paris menerima kotak paket yang diberikan padanya. Bukan hanya dirinya saja yang menerima kotak paket tersebut, melainkan Jasmine juga mendapatkannya. Paris memperhatikan wajah Jasmine yang berkerut kebingungan saat ia harus menerima paket tersebut. 

"Jangan tanya apapun padaku. Kotak paket ini aku dapat dilorong koridor lalu aku mengantarkan kepada kalian," ujar rekan kerjanya itu yang berasal dari departemen development.

Rasa penasaran dan takut itu bercampur aduk. Namun, lebih dominan rasa penasaran. Jasmine dan Paris memilih menghabiskan waktu istirahatnya untuk membuka paket misterius itu daripada mengisi perut yang mulai terasa kosong. Terlebih dahulu Paris membuka paket yang ia terima. Perlahan ia mengarahkan pucuk pulpen yang lancip itu menuju perekat kotak paket kemudian memberikan tekanan yang cukup untuk merobeknya.

Your Favorite VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang