Keadaan rumah sudah gelap. Pantas saja, saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 22.30. Dan Jimin baru tiba di rumah.
Dia hendak menyalakan saklar lampu, namun terlambat. Keadaan ruang tamu terang kembali. Bisa Jimin lihat, suaminya yang saat ini menuju sofa baru saja menyalakan lampu.
"Darimana?" Tanpa basa-basi. Tipikal Jungkook sekali saat kesabarannya telah habis tak bersisa.
"Aku ada urusan." Jawab Jimin. Ia masih belum berpindah dari tempatnya berdiri sedari tadi, dekat saklar lampu yang kebetulan tidak jauh berada dari sofa.
"Apa? Sebelum aku mencari tau sendiri apa urusanmu yang tidak jelas itu!" kini, Jungkook menaruh atensinya penuh pada Jimin, istrinya. Dapat dia lihat, Jimin sedikit tersentak dengan nada suaranya yang sedikit meninggi.
Tidak. Tidak lagi. Jungkook tidak akan luluh lagi. Kali ini, dirinya akan lebih tegas lagi kepada perempuan itu. Jika memang pernikahan sudah tidak berarti lagi, Jungkook hanya perlu mempertahankan harga dirinya yang masih ia miliki. Agar Jimin tidak berbuat sesuka hati.
"Pekerjaan—"
Belum selesai Jimin menjelaskan, Jungkook sudah memotongnya kembali, "Pekerjaan apa yang kamu kerjakan dari pagi hingga malam begini? Tolong, Jimin. Jangan membuat aku berpikir buruk tentangmu."
Jimin menundukkan kepalanya. Dan saat dia mendongak lagi, Jungkook masih menatapnya dengan tajam. Tatapan yang sangat asing bagi Jimin.
"Kalau kamu berpikir seperti itu... maka, berpikirlah seperti itu juga."
Mendengar jawaban tersebut, Jungkook kehilangan kata-kata. Dia menatap Jimin tidak percaya. Amarah sudah menguasai dirinya, "Apa yang terjadi padamu?"
Jimin mengalihkan pandangan, "Aku lelah. Kurasa aku tidak sanggup lagi untuk bertengkar denganmu."
Manik Jungkook terbelalak, "Aku tidak mengajakmu bertengkar, Jimin! Aku hanya bertanya dan kamu yang memperburuk suasana!"
"Kamu mau aku menjawab seperti apa?!" nada Jimin naik. Amarahnya mulai terpancing.
Jungkook menarik dan menghembuskan napasnya. Mencoba mengontrol emosinya. Setelah itu, dengan pelan dan datar, ia berkata, "Apakah kita akan menjadi seperti ini terus? Kamu sanggup? Tidakkah kamu berpikir bahwa sebaiknya kita berpisah? Toh, tujuan kita membangun rumah tangga sudah berbeda."
Sepersekian detik, Jungkook bisa melihat Jimin terkejut di tempatnya.
1 detik...
1 menit...
3 menit...
Hening.
Jimin tidak mengeluarkan sepatah katapun. Begitu juga dengan Jungkook. Tetapi, Jungkook tidak mengalihkan pandangan dari Jimin barang sedetik.
"Baiklah, jika kamu masih ingin diam."
Aku akan mencari tau sendiri. Karena sekarang aku tau, sesuatu yang buruk terjadi padamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
our wedding (kookmin gs)
FantasyMereka berdua menikah. Tanpa cinta. Tenang. Tidak ada kekerasan dalam rumah tangga mereka. Jadi, ayo baca kisahnya! ••• ^^kookmin ^^jikook ^^gs so, enjoyed guys♥ i hope u like this chingu💜