Di dalam villa Kevin merasa ada Yang aneh selama kurang lebih 5 tahun dia berada disini tidak pernah sama sekali di ganggu oleh hantu, hewan buas atau semacamnya. Namun ditengah hujan angin yang sangat deras ini tiba" ada ketukan pintu dedepan villa nya.
Tok tok tookkk....
"Permisi?".... Permisi ... Apa ada orang di dalam?".Tamara terus mengetuk pintu depan villa Kevin. Tanpa ada rasa pantang menyerah. Diluar sangat dingin. Apa boleh di buat. Dia semakin ber tekat untuk masuk ke dalam.
Setelah beberapa saat Kevin membuka pintu villanya. Melihat ada seorang perempuan putih seksi yang tengah basah kuyup perada di ambang pintu. Melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki. Memastikan bahwa yang dilihatnya adalah manusia sungguhan.
" I, iiyaa? Ada a apaa ya?" Tanya Kevin
Sedangkan Tamara masih diam membeku melihat penampakan didepannya. Bagaimana tidak. Bukannya aki-aki atau hantu seperti yang ada di bayangannya. Dia malah menemukan laki-laki yang sangat tampan, bertubuh atletis, dada bidang, samar-samar melihat wajahnya yang tegas kokoh berjambang tersebut.
"Ohh i iyaa tuan, ma. Maaf. Apakah boleh saya menginap di tempat tuan barang satu malam?. Tamara dengan gugup
"Kamu siapa?" Asal mu dari mana? Kenapa bisa berada disini malam-malam begini? Cecar Kevin pada wanita didepannya itu.
"Maaf tuan. Saya Tamara. Niat awal saya ingin mencari alamat ternyata saya salah jalan. Dan akhirnya kesasar tanpa tau jalan untuk kembali."
"Oohhh... Kamu manusia kan?. Curiga kevin.
"Mak.. maksud, tuan apa ya? Tamara benar-benar terkejut.
"Selama saya berada di sini tidak pernah ada yang datang. Dan tiba" dimalam yang petang dengan hujan yang sangat deras kamu datang".
"Saya manusia tuan. Saya dari jak-
"Iya saya percaya. Oke kamu boleh berteduh disini tapi dengan satu syarat?". Potong Kevin sebelum Tamara menyelesaikan pengenalan dirinya.
Enak saja doa mengira Tamara hantu. Mana ada hantu yang se cantik dia. Sembarangan. Batin Tamara.
"Apa syaratnya tuan? Saya tidak membawa uang, atau barang berharga apapun selain hp saya yang sudah kehabisan daya ini". Dengan takut-takut Tamara bertanya.
"Kamu tidak boleh menjelaskan asal usulmu, tidak boleh bertanya atau membicarakan hal-hal pribadi. Kamu hanya boleh berbicara perihal yang ada di tempat ini saja. Selain nama yang harus kita ketahui selebihnya kita orang asing." Ucap Kevin tanpa mau di bantah.
"Baik tuan akan saya ingat."
"Oh iya, aku Kevin. Jangan panggil aku tuan karena aku bukan tuanmu. Kamu Tamara silahkan masuk." Ajak Kevin ke dalam villa.
Tamara langsung duduk di depan tungku besar dengan api yang menyala untuk menghangatkan tubuhnya yang sudah sangat basah dan dingin itu.
Mata Kevin melihat ke beberapa daerah menonjol di tubuh Tamara, payudaranya yang sangat besar tercetak jelas dibalik bajunya yang basah, bokongnya yang bulat dan sintal, roknya terangkat semakin ke atas karena basah. Membuat pikiran Kevin melayang kemana-mana.
Rasanya Tamara sudah sangat risih dengan pakaiannya yang basah itu, payudaranya semakin gatal karena Bra yang digunakan juga ikut basah terkena hujan. Namun ia sangat takut untuk meminjam baju ganti pada Kevin.
Dengan naluri alamiah nya Kevin beranjak mengambil kemeja yang berada di kursi terdekat karena dia tidak membawa banyak baju hanya membawa 4 potong baju. Kevin pikir itu lebih baik daripada wanita ini memakai baju basah.
"Ini bajuku pakai saja. Meskipun itu sudah dipake, setidaknya itu lebih baik daripada pakaianmu yang basah".
"Terimakasih, tapi maaf mas Kevin ini aku ganti baju di mana ya?" Tamara langsung mengambil pakaian tersebut.
"Di kamar ku saja, villa ini hanya memiliki satu kamar dan satu kamar mandi. Dan kamar mandinya di belakang cukup gelap."
"Oh iya mas. Permisi kalau gitu".
Sepeninggalnya Tamara Kevin merasa ada yang aneh dengan alat kelaminnya yang terus berkedut hanya karena melihat tonjolan di tubuh Tamara. Apa lagi saat Tamara memanggil nya dengan sebutan "mas" membuatnya candu.
"Sial biasanya aku paling pintar dalam pertahanan diri. Mengapa malam ini aku begitu lemah?!" Desis Kevin.
Di dalam Kamar Tamara membuka seluruh pakaiannya tidak terkecuali pakaian dalamnya. Menaruhnya di kursi terdekat karena memang tidak ada tempat yang pas.
"Gue taro di kursi aja kali ya,, besok pagi gue ambil buat di jemur. Yaudah lah gapapa."
Satu demi satu Tamara memakai kancing pada kemejanya. Namun sejak tadi tidak dapat di pungkiri bahwa iya sangat tertarik dengan tubuh Kevin. Dia ingin sekali mengelus lembut bulu-bulu halus pad dada bidang nya. Apa lagi saat melihat tonjolan besar di selangkangan Kevin. Membuat vaginanya basah berkedut tak menentu.
Tamara segera keluar menemui sang pemilik villa karena tidak enak kelamaan di dalam kamar.
"Maaf mas aku kelamaan"
"Eh iya gapapa santai aja".
Bisa-bisanya Kevin bersikap manis terhadap wanita selain ibunya. Fiks itu bukan Kevin Sanjaya. Dia juga merasa aneh dengan nada suaranya yang semakin lembut. Sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mereka menghangatkan tubuh di depan tungku.
................
Ye ye yeeee....
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO SEKSI
Fantasyhhhh... aaaahuuhhhhhh yahhh terusssshhh eeehhhhhhh... nikhhhh... matthhh sekhaalliiii yyaahhhh aku hampir sampai hhhh... sambil meremas kedua payudaranya secara bergantian untuk mendapatkan kepuasan yang diinginkan. ohhhh aaaahhhhhhhhhhhhhhh.... a...