3

120 18 5
                                    

Kejadian serupa kembali terjadi.

Pagi ini Jungkook lagi-lagi tidak menemukan Jimin di rumah mereka. Seperti biasa juga, Justin bertanya, "Ibu tidak ada lagi ya, yah?"

Tidak lagi menanyakan keberadaan Jimin, melainkan hanya memastikan kalau ibunya tidak sedang di rumah. Justin sudah terbiasa tanpa ibunya.

Baru saja akan membalas ucapan sang buah hati, handphonenya bergetar tanda ada pesan masuk, "Sepertinya ibu keluar. Sebentar ya, sayang." Jawab Jungkook sambil mengelus kepala Justin pelan.

Sebuah pesan dari mahasiswa bimbingannya. Setelah membalas pesan tersebut, Jungkook kembali menatap Justin yang saat ini tengah makan dengan pelan, "Ayah boleh minta tolong kepada Justin?"

Manik bulat yang sangat mirip dengannya, kini menatapnya.

"Apa, ayah?"

Jungkook tersenyum lembut, "Nanti sekolahnya dijemput nenek tidak apa-apa? Mahasiswa ayah ada yang meminta bimbingan hari ini. Jadi, daripada ayah telat menjemput Justin, lebih baik nenek yang jemput. Tidak apa-apa kan, sayang?"

"Tentu saja, ayah! Lagipula Justin juga merindukan nenek Jeon tau!" seru Justin antusias, yang mengundang tawa pelan keluar dari belah bibir tipis Jungkook.

"Oke! Sebelum berangkat, coba cek terlebih dahulu apakah tidak ada yang tertinggal?" tanya Jungkook.

Justin menunjuk kakinya, "Justin belum mengenakan kaos kaki, ayah. Tadi sudah Justin cari di lemari, tapi tidak ada. Sepertinya masih di kamar ibu."

"Benarkah? Bisa-bisanya ibu lupa tidak menata kaos kaki Justin, ya? Ayah akan memarahi ibu nanti." canda Jungkook. Justin mengangguk semangat, "Tunggu disini, ya? Ayah carikan dulu."

"Oke, ayah!"

^

^

^

Jungkook memasuki kamar Jimin. Ya, kamar pribadi. Entah sejak kapan mereka memutuskan untuk tidak lagi tidur dalam satu ruangan yang sama. Memikirkannya membuat Jungkook sedih dan kecewa disaat yang bersamaan.

Tidak mau berlarut-larut sebab anaknya sudah menunggu, akhirnya Jungkook fokus mencari kaos kaki yang dimaksud saang buah hati.

Jujur saja ini kali pertama Jungkook memasuki kamar Jimin, sehingga ia agak kebingungan mencarinya. Apakah harus ia bongkar satu-satu isi lemari ini? Baiklah, tidak ada pilihan lain lagi.

Hanya ada 2 lemari besar dalam ruangan ini. Yang mana masing-masing lemari tersebut memiliki beberapa sekat yang harus Jungkook bongkar satu-satu isinya.

Lemari kedua, pada bagian atas sendiri Jungkook menemukan kaos kaki milik Justin. Diambilnya kaos kaki tersebut. Dan ada yang menarik perhatiannya. Dalam lemari tersebut tidak hanya berisi pakaian saja, namun ada yang selainnya dan itu mendominasi.

Yang mendominasi itu barang-barang Justin. Jungkook mengernyitkan dahinya.

Buku, kertas-kertas gambar, hasil karya tangan milik Justin semua tersimpan rapi di dalamnya. Bahkan, di bagian bawah, ada beberapa pakaian Jungkook yang tersimpan disana. Padahal seingat Jungkook, ia sudah menyuruh Jimin untuk membuangnya sebab sudah tak muat.

Kenapa Jimin menyimpan semua ini?

Kertas bergambar keluarga kecil milik Justin yang masih ia ingat pernah dirobek Jimin, kini berada dalam genggamannya. Masih utuh, meskipun tidak sempurna karena bekas robekan masih ada.

Buku menebali milik Justin yang seingatnya pernah dibuang oleh Jimin ke tong sampah, juga masih ada. Meskipun kini banyak noda kotor di dalamnya.

Ini tidak benar. Ada apa dengan istrinya itu?

"Ayah!"

Jungkook tersentak mendengar teriakan tersebut. Otomatis ia langsung memasukkan semua barang tersebut ke tempat semula. Nanti, ia pasti akan menanyakan kepada Jimin.

"Sebentar, Justin! Ayah baru saja mendapatkannya."

our wedding (kookmin gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang