Thailand
"Tungguuuuuuuu~"
Lisa berteriak saat pintu boarding akan ditutup oleh petugas bandara, dengan ransel besar yang ia gendong di punggungnya, ia lari terbirit-birit seperti baru saja di kejar hantu.
"Hah..ini."
Setelah selesai dengan berbagai macam urusan ia kembali berlari untuk masuk kedalam pesawat. Di dalam pesawat Lisa berjalan cepat tanpa peduli ranselnya menyenggol orang lain, ia terus berjalan menuju kelas bisnis untuk mencari tempat duduknya.
Bugh~
"Aww!"
Lisa tercengang saat mendengar jeritan seorang wanita saat dia berbalik untuk mencari nomor tempat duduknya, ia kembali berbalik dan seorang gadis sedang menatapnya tajam seraya mengelus kepalanya.
"Nona, apa kau baik-baik saja?" Lisa bertanya dengan polosnya.
Gadis itu menggeram dan mengangkat tangan seperti kucing hendak mencakar, "rawrr… Ransel sialanmu mengenai kepala ku!" Omelnya.
Lisa tercengang dan reflek mengangkat kedua tangan seolah dia di todong sebuah pistol, "Maaf, maafkan saya. Saya tidak sengaja."
Gadis itu hanya memutar bola matanya, ia menggeser tubuh Lisa secara kasar lalu duduk di tempat duduknya yang ternyata bersebelahan dengan Lisa. Setelah Lisa menaruh ranselnya kedalam bagasi yang ada di atas kepalanya, ia duduk di tempat duduknya.
"Nona, siapa namamu?"
Gadis yang di tanya hanya diam termangu, Lisa menggunakan bahasa Thailand yang tidak di mengerti oleh si gadis. Sadar dirinya salah, Lisa menyengir kuda seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ah, maksudku siapa namamu Nona?" Tanya Lisa menggunakan bahasa inggris.
Lisa adalah seorang mantan atlet, ia sudah berkeliling ke beberapa negara jadi dia tidak kesulitan dalam berbicara bahasa asing karena dia pintar berbahasa Inggris, Korea, China, Prancis dan Thailand tentunya karna dia berasal dari Thailand.
"Tidak.perlu.tau!" Jawab sinis si gadis tersebut lalu ia memakai kacamata hitamnya.
Lisa mengerucutkan bibirnya kedepan namun ia memilih diam dan tidak lagi bertanya, ia memasang sabuk pengaman setelah mendengar pengumuman jika pesawat akan segera take off. 15 menit kemudian, pesawat berhasil mengudara. Lisa melepas sabuk pengamannya lalu memasang headphone nya, mendengarkan lagu K-Pop seraya menggerak-gerakkan tangannya seolah ia sedang menari.
Plak~
Lisa terbelalak karena tanpa sengaja tangannya mengenai bahkan menampar gadis yang duduk disebelah nya tadi, dia menelan ludah secara kasar saat gadis itu membuka kacamatanya dan kembali menatap tajam padanya. Ia tercekikik canggung dan mengangkat kedua jari tangannya ✌️.
"Hihi.. Nona cantik, matamu indah seperti mata kucing, pipimu lucu seperti mandu, hidungmu mancung dan kau sangaaaaaaaaaaat cantik tapi…. Kau akan jauh lebih cantik jika kau tidak marah hihi~“ Rayu Lisa, “Maaf, aku tidak sengaja." Lanjutnya.
"Akkkhhh~"
Lisa berteriak saat poni kesayangannya di tarik oleh gadis di hadapannya karena dia duduk menyamping menghadap pada di gadis, karena kesal jadi tanpa segan dia menggeram lalu mencubit gemas kedua pipi si gadis.
"Don't touch my Bangs!" Geram Lisa.
"Aw.. Aw.. Aw."
Lisa melepas cubitannya secara kasar setelah gadis itu memekik kesakitan, ia mendengus sebal lalu kembali memasang kembali headphone nya.
“Maaf nona.. nona.. Jangan membuat keributan, kalian mengganggu kenyamanan penumpang yang lainnya.“ Tegur pramugari.
Lisa mengangguk dan segera menyalakan kembali musik yang ia dengar sebelumnya, sementara si gadis Kembali memasang kacamata hitamnya dan memilih memejamkan mata.
"Bisnis trip yang memuakkan!" Gumam kesal si gadis.
___
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BEAUTIFUL CEO - JENLISA [G!P] ✓
FanfictionKonyol namun berhasil membuat jatuh cinta dan bahagia. Memang hidup tidak pernah bisa di tebak atau di duga-duga, sama halnya dengan kehidupan Jennie yang berubah drastis semenjak mengenal bodyguard bernama Lalisa. ••• Kisah seorang CEO cantik berna...