Gita Sekar, mahasiswa sastra Inggris semester akhir yang sedang disibukkan dan dipusingkan dengan skripnya, tetap mencoba waras dengan melampiaskan rasa lelah dan stressnya pada mainan.
Gita yang memang sedari dulu suka sekali mainan dan punya kein...
"Cut!!" Teriak Sutradara yang memegang project film yang dibintangi oleh Shani.
Teriakan Sutradara itu membuat adegan yang tengah dilakukan oleh Shani dan lawan mainnya terhenti, mereka menatap ke arah sang Sutradara untuk mendengarkan arahan apa yang akan diberikan untuk mereka.
"Okay, sudah bagus. Kita istirahat dulu, nanti lanjut take adegan selanjutnya" Kata Sang Sutradara.
Shani dan sang lawan mainnya mengangguk, mereka saling berterimakasih atas kerja samanya.
"Oh iya kak, malam ini senggang?" Tanya sang lawan main Shani, yang kebulan lebih muda darinya.
"Eumm, sepertinya ada urusan lain. Kenapa?" Tanya Shani cukup ramah walaupun sebenarnya dia kurang nyaman untuk berdekatan dengan lawan mainnya. Dia takut ada lagi rumor tentangnya, sudah bagus rumor tentangnya dengan aktris atau aktor lain hilang karena kehadiran Gita.
Terlihat kekecewaan timbul dari wajah lawan mainnya Shani, walaupun begitu dia menerima kenyataan. Setelah obrolan singkat itu, Shani mendekati Sisca dan tim-nya yang senantiasa menemaninya dari tadi pagi hingga sekarang.
"Huftt" Shani menghelakan nafasnya sambil duduk di kursi yang mereka siapkan untuk Shani istirahat.
"Selanjutnya adegan ini, lu yakin mau ambil?" Tanya Sisca, baru saja Shani duduk dan ingin beristirahat, Sisca sudah mengajaknya bicara mengenai pekerjaan.
"Huuh" Balas Shani sambil meraih air minumnya, tenggorokan sangat harus dan perlu minum dari pada memikirkan adegan selanjutnya dimana Shani akan beradu akting dalam adegan ciuman dengan lawan mainnya.
"Yakin lu? Terakhir kali lu coba media jadi kacau" Tanya lagi Sisca.
"Entahlah, tapi pak Sendy minta gue langsung yang lakuin" Kata Shani menyebutkan nama sang Sutradara, "Lu tahu kan gimana pak Sendy" Lanjut Shani sambil menatap ke arah Sendy sang Sutradara membuat Sisca juga menatap kearahnya.
"Yaudahlah" Kata Sisca pasrah.
Kini Shani punya waktu untuk beristirahat karena Sisca sibuk dengan yang lain. Dia memilih untuk membuka ponselnya, tak ada yang menarik dari isi ponselnya. Bahkan game pun tidak ada, karena itu saat membuka ponsel, hal yang dia buka adalah aplikasi chatting.
Tidak ada pesan menarik yang harus Shani balas, kebanyakan pesan membahas tentang pekerjaan saja.
"Kemana dia?" Gumam Shani saat matanya tak sengaja menatap nama Gita di jajaran beranda chatnya. Tangannya tergerak untuk membuka room chatnya yang isinya tidak banyak, bahkan pesan terakhir adalah pesan darinya waktu itu.
Ngomong-ngomong soal Gita, Shani tahu ini adalah kampusnya. Bahkan pagi tadi Shani bertemu dengan dosen yang mengaku menjadi dosen pembimbingnya. Bahkan Shani juga tadi sengaja ke gedung fakultas Gita hanya untuk ingin bertemu Gita dan jika diberi kesempatan dia ingin meluruskan beberapa hal dengan Gita.
Sayangnya, Shani tak menemukan Gita. Padahal dia berharap bertemu karena katanya hari ini Gita melakukan bimbingan.
Disaat Shani masih memikirkan Gita dan layar ponselnya masih memperlihatkan room chat Gita, tiba-tiba ada sebuah notifikasi masuk dari seseorang. Shani agak heran orang tersebut mengirimkannya pesan dan menanyakan dimana keberadaannya.
Shani merasa ada sesuatu, karena itu dia langsung keluar dari room chat Gita dan membalas pesan tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.