Pagii yang cerah, terbitnya matahari dari arah timur. Tepatnya di kediaman Gentara, terlihat seorang perempuan yang bernama Sasha Gentara Putra, sedang panik akibat jam sudah menunjukkan pukul 7. Sasha, seorang remaja putri yang memilih pindah ke SMA Wijaya, untuk mengikuti sepupunya yang bernama Izhaq Gentara Wijaya. Sebenarnya Sasha sendiri tidak ingin pindah, namun orang tua izhaq atau tante dan om Sasha meminta tolong kepada Sasha untuk satu sekolah dengan Izhaq.Sasha dan Izhaq dengan cepat mengeluarkan motor mereka masing masing. Sasha pun juga langsung nge gas menuju sekolah. Dalam batin Sasha sudah anjing anjing in Izhaq karena ngga bangunin. Sasha sampai di sekolah lebih dulu daripada Izhaq, bangga dia karena bisa mendahului sepupunya. Yaa, walaupun telat MOS si.
"Kenapa telat?" Tanya salah satu panitia MOS. Sasha menunduk karena menahan tawa nya, dia melihat sepupu nya itu di marahin habis habis an oleh panitia yang bahkan cewek dan lebih pendek dari dia.
"Ditanyain malah diem aja, lihat tuh temen temen kamu udah dateng kesini dari tadi" marah panitia tersebut. Panitia inilah yang cukup terkenal karena dia anak basket, kenalin namanya Aurelia.
"Anu kak, bangun kesiangan tadi" ucap Sasha dengan senyum kaku. Sasha mah mendingan jujur aja daripada di marahin yakann. Aurelia menggeleng heran. Aurelia membuang nafas dan mempersilahkan Sasha berserta Izhaq menghadap kepada ketua panitia untuk hukumannya.
Saat menuju ruangan panitia, Izhaq dan Sasha pun membicarakan tentang panitia yang galak tersebut. Sasha mendapatkan fakta bahwa ternyata Aurelia seumuran dengan dia.
"Panitia yang marahin gua lucu banget anjirr" ucap Izhaq dengan sedikit di akhiri dengan teriakan. Izhaq senyum senyum sendiri dan mengacak ngacak surai hitam yang sudah di tatanya tersebut.
Sasha yang melihat Izhaq seperti kerasukan pun mengecek dahi Izhaq. Panas ternyata, makanya gila pikir Sasha.
"Emang siapa yang ngurusin lo tadi?" Tanya Sasha, karena dia penasaran siapa yang bisa membuat Izzhaq sampai segila ini. Izhaq dengan antusias menjawab.
"Vivi, Vivi Gabriela Margareth" jawab Izhaq karena Vivi sempat memperkenalkan dirinya. Sasha yang daritadi berjalan mendahului Izzhaq pun langsung berhenti.
"ANJING? MARGARETH???? LO LUPA?" Teriak Sasha di koridor dekat ruangan panitia. Izhaq seketika terkejut dan ikut panik. Izhaq tidak ingat apapun tentang Margareth.
"Lo inget keluarga yang pernah kita bantu?" Tanya Sasha dan di angguki oleh Izzhaq sebagai jawabannya. Sasha mengehela nafas dan mengucapkan bahwa keluarga yang dahulu pernah mereka bantu adalah keluarga Margareth.
Izhaq kaget sekaget kaget nya. Jadi anak perempuan kecil yang dahulu pernah dia ajak bermain ternyata adalah Vivi. Namun, tiba tiba saja ada seorang laki laki yang menyeret mereka masuk ke dalam ruangan panitia.
"Jadi, kalian anak yang telat itu?" Tanya laki laki tersebut. Sasha sudah tau bahwa dia adalah ketua panitia, bagaimana tidak? Dia memakai identitas yang menunjukkan bahwa dia ketua panitia. Izhaq dan Sasha mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan itu.
Ketua panitia menghela nafas dan membagikan kertas berisi hukuman mereka beserta partner mereka nanti saat MOS selanjutnya. Setelah itu Sasha dan Izhaq berpamitan, namun Sasha di perintah untuk menetap sebentar di ruangan tersebut.
"Sasha Gentara Putra, salah satu anak yang pernah nge hajar kakak kelas bahkan kakak kelas tersebut masuk ke rumah sakit, anak yang jarang sekali memasuki kelas, namun pintar." Ucap ketua panitia dengan membaca kertas di hadapan Sasha. Sasha menelan ludah setelah ketua panitia membaca hal tersebut. Bagaimana ketua panitia tau? Padahal kasus tersebut sudah di tutup dan tidak ada yang tau.