𝟔.

490 47 21
                                    

Terimakasih atas 100+ vote dan 1K pembaca!

"Asep"

"Ubi!"

"Eh kakak?"

2 orang saudara bermata hijau emerald bertemu di pagi hari ketika matahari mulai memanjat menuju ke atas langit. Mereka bertemu di sebuah bangunan besar yang masih perlu dibangun di tengah laut, (Name) datang dengan senyuman di temani oleh Asep untuk menyampaikan maksud kedatangannya.

"Eh ada bang Asep juga, ada apa ya?" tanya Ubi, ia menurunkan bagian kepala dari hoodie nya, membiarkan wajahnya disinari matahari pagi.

"Enggak, cuma mau menyampaikan sesuatu," jawab singkat Asep.
(Name) melihat sekeliling dengan antusias, perlakuan kecil itu pun disadari oleh Ubi yang langsung berkata, "oh ya, kakak belum pernah ke sini ya? Jadi ini namanya Coral Hotel kak! Proyek baru aku. Sayangnya baru aja di ledakin kemarin.."

"O..ohh.. begitu.." balas (Name), ia menggaruk tengkuknya yang gatal. Tidak menyangka saja, dia akan datang ke tempat ini yang sudah terbilang hancur padahal belum jadi. Mungkin ia akan bantu-bantu sedikit disini.

"Ehm! Ehm.." batuk Asep yang sama sekali tidak realistis, ia sengaja melakukannya untuk mengingatkan (Name) dengan tujuan utamanya.

"Eehh iya.. maap lupa," ujar (Name) di balas anggukan oleh Asep. Sedangkan Ubi hanya menampilkan mimik wajah kebingungan.

"Ubi. Lu yang ngeledakkin BBC ya?" tanya Asep.

"Ngeledakkin ap- HAH? BBC DI LEDAKIN?" seru Ubi.

"Iya, bukan kamu kan Ubi?" tanya (Name).

"Ya.. pasti bukanlah kak, tapi sumpah deh bang bukan aku yang ngeledakkin BBC.. demi!" ucap Ubi.

"Ya.. gimana ya.. tapi lu emang di curigain hampir seluruh warga BBC sih.." balas Asep.

"Hah? Termasuk kakak?" tanya Ubi, sambil menatap (Name).

"Lah, kakak bukan orang BBC anjir. Kakak itu netral, cuma sering nongki aja.." jawab (Name).

"Oh, kalau gitu ... gini deh, mau aku coba tanya ke temen-temen aku dulu gak? Mau ikut aku ke Warden gak?" ajak Ubi.

"Kan Warden udah ancur," balas Asep.

"Ya aku tahu Warden ancur ... ini ancur aja baru aku liat gitu di depan mata kepalaku sendiri.." kata Ubi.

"Yaa itu juga sebenarnya dikasih peringatan sama orang misterius sih.." ungkap (Name).

"Hah? Bukannya karena babang Kaguna yang ngelakuin ini ya?" tanya Ubi.

"Ya masalahnya, kemarin itu ada satu anak dari Warden yang ngebikin dua jebakan sama masang peringatan. Nah si Beloman sama Kaguna kesel, masalahnya mending ngadep mereka aja dah dibanding gua nge-kill lu cuma-cuma," jelas Asep yang membuat (Name) melotot ketika mendengar jika Asep tak akan segan-segan membunuh adiknya di depan matanya.

"Sekarang bang? Jangan sekarang dulu dong bang. Aku juga belum ada persiapan buat ngadep mereka, karena kan aku haru mempersiapkan kata-kataku gitu loh bang," tanya Ubi.

"Ya serah sih, kamu udah liat chest di bawah belom?" tanya Asep.

"Belom bang, gimana kalo kita negosiasi.. kamu bilang ke teman-teman kamu kalau aku pasti datang ke BBC tapi esok hari," pinta Ubi.

"Besok?" ulang Asep.

"Iya bang besok bang, aku kan vlog nya siangan nih bang, aku kalau malem ini ga bisa bang.." jelas Ubi.

"Lah iya, tumben kamu nge-vlog nya siang dek?" tanya (Name).

"Iya kak, aku lagi mau aja nge-vlog siang kak.." jawab Ubi.

"Oh.."

"Eh kalian datengnya berdua doang? Enggak sama yang laen?" tanya Ubi.

"Enggak," jawab Asep.

"Iya kita berdua doang," jawab (Name).

"Oalah.. um.. aku mau nanya-nanya dikit nih.. aku denger-denger kalian lagi deket nih, jadi hubungan kalian itu apa sih?" tanya Ubi.

"Oh! Kita cuma temen kok bi! Kita lagi akrab aja akhir-akhir ini.." jawab (Name).

Asep hanya diam melirik (Name), selayaknya tak setuju dengan pernyataan (Name). Ia menarik pinggang (Name) menggunakan 1 tangannya untuk merapatkan kedua tubuh mereka menjadi lebih dekat, lalu untuk langkah terakhir Asep meletakkan kepalanya di atas bahu (Name). Membiarkan (Name) yang terkejut dan Ubi yang melotot.

"Jadi.. kamu cuma anggep aku temen kamu?" tanya Asep lirih. Ia menggeser kepalanya untuk mendekat ke arah leher (Name), lalu menghirupnya pelan menimbulkan sensasi geli untuk (Name).

"Eh, eh.. EHH?" pekik (Name), wajahnya langsung memerah karena pipinya memanas dan jantungnya berdetak kencang. Ia terdiam di pelukan Asep.

Ubi masih melotot, menatap horor melihat interaksi keduanya, rasanya ingin memukul Asep yang berani-beraninya memeluk kakaknya sembarangan tanpa persetujuan sekali pun. Rasanya tak ikhlas untuk berbagi kakaknya yang suka ia peluk saat masih menjadi bocah

"(Name) ... bisa gak sih kamu mulai melirik aku sekali aja gitu?" pinta Asep.

*****

"The Judge?" sebut Ubi.

Sang hakim, atau dalam bahasa asingnya The Judge mulai memunculkan tanda-tanda kehadirannya berupa sebuah balon udara di berbagai tempat pada fraksi manapun meninggalkan tanda tanya besar pada setiap kelompok.

Di BBC, mereka memiliki semacam papan pengumuman dimana siapa saja bebas membuat pengumuman disana. Termasuk sosok misterius yang memasang sebuah sign bertajuk "THE JUDGE IS COMING" dengan hitung mundur selama 7 hari lamanya.

Siapa dia? Apa niatnya? Apakah ia ancaman? Atau pembawa kedamaian? Apa dia sendiri atau memiliki pasukan? Mengapa mereka menyebar pengumuman itu secara besar-besaran? Apa karena akan datang sesuatu yang besar? Entahlah, siapa yang tahu?

Kedatangan Ubi semata-mata untuk mengecek keadaan BBC yang katanya rusak karena sebuah peledakan dan benar. Itu benar-benar rusak bahkan lumayan parah. Namun atensi nya malah teralihkan pada sign misterius itu.

"Eii ... jelasin dulu ini maksudnya apa," ujar Kaguna sambil menunjuk ke arah sign misterius itu.

"Ya gatau dong, artinya kita harus ngecek ke semua tempat," jawab Ubi.

"Iya iya, tadikan di kaca-kaca yang di balon udara itu angkanya angka sembilan. Berarti di tempat lain ada beda kah?" lanjut Kaguna.

"Iya tadikan yang di kaca nomer sembilan. Kalo yang di Coral Hotel kan angkanya berapa? Gua gatau angkanya berapa," balas Ubi.

"Tadi ga sembilan doang, tadi ada angka satu sama apa gitu," ucap Kaguna.

"Yaudah, daripada kita nebak-nebak gitu. Mending kita cek balon di tempat lain aja. Yang disini kan udah meledak," usul (Name).

"Hmm... Iya juga ya, yaudah ayo kita ke Coral Hotel. Kita coba cari di sana," lanjut Ubi, yang disetujui semua orang.

Kemudian mereka pun memutuskan untuk kesana. Mencari mengenai misteri The Judge dan mengenai maksud akan hitung mundur di BBC.

Tanpa sadar, sebuah masalah baru mulai muncul di tengah-tengah mereka. Menanti waktu yang tepat untuk bersenang-senang diatas ketakutan mereka semua.

-

• TBC
ー⁠゛1002 kata

Maap ya kalo Chapter ini ga Worth it, karena nunggunya lama tapi durasinya pendek😅🙏.

Aku akhir-akhir ini sibuk sama ujian praktek, di tambah kemaren abis PERJUSA, jadi mohon maap sebesar-besarnya 😇🙏.

𝐁rutal Hardcore :"𝐊𝐀𝐊𝐀𝐊," ˖࣪𖧧📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang