Two%🐣

21 6 0
                                    

"Nasi bisa jadi bubur? Emang sama yak?"🐣💢
Lutfhan Vs Azellia



Tinggalkan bintang ✨
"Jangan lupa geh 🤡"

Langit semakin mengelap dengan suasana yang semakin sepi di sepertiga jalan, yang menandakan jika waktu sudah begitu larut waktu itu.

Kittt..

Lia mengerem sepeda nya, setelah ia menurunkan orang itu ia meminta agar orang itu menunggu nya di teras depan selama ia menyimpan sepeda nya terlebih dahulu.

"Kak? Kak? Lo nggak papa kan?" Tanya Lia seraya menggoyang-goyang kan tubuh yang di penuhi luka itu.

"Eum..?"

Di situlah ia semakin bingung, ia tidak mengenal orang ini atau bahkan sekedar melihat nya pun ia belum pernah. Lantas sekarang, ia malah membawa nya ke rumah sebagai orang asing yang ia selamatkan atas dasar kemanusiaan?

'Kimihi ini tih jidi runyam gini'

Lia berfikir dengan hati-hati, ia tidak tahu apa yang bisa pria ini lakukan terhadap nya nanti. Tapi ia juga tidak tega meninggalkan nya seperti itu..

'Ah masa bodo, yang penting ini orang gak mati di sini.'

Dengan hati-hati juga keputusan matang yang telah Lia buat, Lia menuntun remaja itu untuk masuk ke dalam rumah nya. Agak sempit memang tapi mau bagaimana lagi, Lia adalah satu dari seribu orang yang tidak tega meninggalkan orang yang tengah kesusahan seperti itu.

"Halo kak? Kak? Jangan tidur oke? Kita obati luka nya dulu biar gak infeksi." Lia mulai menata semua nya, dia tidak ahli dalam pengobatan. Tapi dia belajar dari pengalaman nya sebagai anggota PMR dulu.

"Ka-kamu siapa?" Baru nanya sekarang ni anak dajal.

"Itu gak penting, yang terpenting luka nya harus di balut dulu. Oh iya, gue minta maaf ya kak tadi tas nya ke injak sama mereka. Jadi agak kotor." Pria di depan nya hanya mengangguk seraya menahan perih ketika Lia mulai mengoleskan betadine pada luka-luka yang ada di wajah nya.

"Maaf kak kalo lancang, kok kejadian nya bisa kayak gitu sih?" Lia bertanya kembali.

"Terus kakak ini siapa? Kok gue baru liat?" Lia bertanya lagi.

"Kok bisa di pukuli sih? Mereka itu siapa? Musuh, kawan, teman, lawan atau apa?" Lagi.

Lagi.. Dan lagi..

"Maaf, tapi pe-pertanyaan mu terlalu banyak bagiku." Ia akhirnya angkat bicara.

Memang benar, Lia terlalu banyak menanyakan hal-hal itu kepada nya. Lia juga merasa aneh dengan dirinya sendiri, kenapa ia harus sebegitu penasaran nya pada orang yang baru saja ia temui? Biasa nya ia hanya akan bertanya satu atau dua pertanyaan saja, tapi mengapa ia bertanya sangat banyak pada orang ini?

'Ada apa dengan sikap ku ini?'

"A-ah.. Maaf kak gue lupa. Malam ini tidur di sini aja ya, maaf kalo harus tidur di sofa soal nya kamar milik ku cuman ada satu." Ucap Lia kikuk.

"Maaf sudah merepotkan mu ya."

"Tenang aja, selama kakak baik sama gue, gue janji burung kebanggaan milik kakak bakalan tetap utuh menggantung dengan bola-bola nya yang dua biji itu."

Pria itu tersenyum tipis dengan apa yang Lia ucapkan barusan. Sebenarnya ia tahu betul jika itu adalah salah satu peringatan baginya jika ia berani macam-macam terhadap nya. Ia bahkan menyaksikan sendiri ketika wanita ramping ini adu jotos dengan orang yang menyerang nya tadi, dan itu sangat luar biasa bagi seorang wanita seperti nya.

Saat Lia hendak menyimpan nakas yang ia bawa tadi, ia malah tersandung karpet milik nya sendiri yang sesaat kemudian Lia terjatuh...

Bruk..!?

"ANJIN* KARPET SIALAN* GAK PUNYA MATA APA? BANGS** HOODIE GUE... ARGH JADI DOUBLE KILL KOTOR NYA TAIK!!" Teriak nya dengan lantang, ketika Lia mendapati jika baju kesayangan nya terkena oleh noda dari betadine.

"Kamu gak papa kan?" Sebenarnya pria itu cukup kaget dengan apa yang ia dengar barusan.

Tapi ia tidak heran jika Lia harus marah seperti itu.

"EH KAK? SORRY GUE GAK BERMAKSUD TERIAK LOH!!"

"Tenang tenang jangan teriak little star aku denger kok kamu bilang apa tadi hehe.. " Kekeh nya pelan, kenapa juga ia harus berteriak juga kepada nya seperti itu?

Lia bukan nya malu, ia malah tertawa terbahak-bahak seraya mencoba untuk duduk di tempat ia terjatuh barusan. Rasanya sangat aneh, walaupun ia friendly bukan berati hal itu bisa ia salah gunakan pada sembarang orang seperti ini. Ia juga tidak tahu persis apa penyebab nya, tapi ini adalah kali pertama nya ia tertawa dengan seorang pria yang bahkan ia sendiri tidak tahu menahu asal usul nya itu siapa.

"Btw, salam kenal ya namaku Affan"
Ucap nya seraya mengajak Lia untuk berjabat tangan dengan nya.

"Eh?"

Two%🐣 Well Done.
Little star nya kakak ✨

The Secret Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang