Chapter 8 : Glimpse of us

36 3 2
                                    

Nafisya sudah kembali ke apartemennya, sementara Samudra setelah mengantar istrinya pulang, ia langsung bergegas pergi ke perpustakaan.

Gadis itu tidak tahu-menahu soal keviralannya di seluruh fakultas Universitas Satria. Setelah mengganti pakaian, ia sekilas melihat laman X itu.

Ini bukan hal tabu baginya, ia tidak memperdulikan hal itu. Hanya saja, ada satu hal yang membuat hatinya terusik ketika melihat satu komentar dari salah satu mahasiswi disana. Nafisya membaca, bahwa Samudra mengakui dirinya sebagai istrinya.

"Nafisya istri gue."

Entah mengapa tiga kata itu berhasil mendesirkan hatinya.

Melupakan semua itu, Nafisya memilih untuk merapikan apartemennya. Di kampus, ia memang bukan gadis terkenal dan memiliki banyak teman layaknya di SMK dulu. Nafisya berubah menjadi wanita tertutup dan tidak mempunyai banyak teman. Mungkin hanya satu dua saja.

Penampilannya pun berubah sedikit demi sedikit. Gadis yang semula berpakaian santai dan menggunakan celana, kini sudah terbiasa menggunakan rok ataupun celana kulot yang lebar. Sesekali bahkan ia menggunakan gamis yang pas di tubuh mungilnya. Jilbab yang digunakan pun ia julurkan ke dada. Setiap harinya gadis itu selalu tampil sederhana namun entah mengapa selalu terlihat manis dan menawan.

Seperti hari ini, ia menggunakan midi dress floral, pashmina silk berwarna senada dan sepatu pantofel putih khasnya. Manis sekali. Berkali-kali, Samudra selalu dibuat jatuh cinta melihat penampilan manis istrinya itu.

Maka tak ayal, banyak sekali mahasiswa dan mahasiswi yang mengagumi keduanya. Apalagi Samudra yang memang dinobatkan menjadi salah satu lelaki tampan seantero Satria.

Selesai dengan kegiatannya, Nafisya yang masih menggunakan pakaian manisnya itu berinisiatif untuk pergi ke supermarket terdekat, untuk membeli bahan makanan yang hampir habis.

Nafisya

Assalamualaikum, Sam. Fisya izin ke supermarket sebentar, ya? Mau beli bahan makanan.

سمدر

Waalaikumsalam warahmatullah, kamu pakai apa kesananya?

Nafisya

Fisya jalan kaki aja Sam, deket kok di supermarket depan.

سمدر

Baiklah, hati-hati di jalan ya, Sya. Kalau butuh bantuan kabarin Sam aja

Nafisya

Oke Sam, terimakasiii

Nafisya tersenyum karena mendapat izin dari suaminya, dengan semangat, ia kemudian melangkahkan kaki menuju supermarket terdekat. Tidak jauh, hanya sekitar 200 meter saja dari rumah mereka, supermarket itu berada di depan komplek, di sisi jalan raya.

Gadis itu melangkahkan kaki mungilnya memasuki supermarket, lalu mulai memilah bahan makanan untuk kebutuhan mereka selama sebulan.

Biasanya, Fisya akan ditemani Samudra berbelanja seperti ini, tapi hari ini, ia memutuskan untuk pergi sendiri. Nafisya jarang sekali keluar dari apartemennya, kehidupannya hanya kuliah-pulang-masak-tidur. Begitu saja setiap harinya.

DESAMSYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang