5. Syuting Video

1.2K 101 8
                                    

"Kira-kira kalo hari ini langsung selesai bisa gak?"

"Anjir! Ngira-ngira lah! Lo pikir nih video lo anggap gampang gitu? Inget ya, kelas kita udah di percaya jadi wakil video ini sama angkatan kelas 10. Seenggaknya jangan buruk lah cok videonya."

"Bercanda anjir. Serius amat ege!"

"Yaaa lo sih! Enak banget ngucap begitu."

Perdebatan antara Arka berserta temannya ini menjadi perbincangan hangat. Sekarang mereka sedang memilih adegan scene untuk selanjutnya, yaitu Kala yang akan menyeret korban ke toilet sekolah.

Sebelum melakukan adegan ini, Kala sampai meminta maaf beberapa kali ke Rasya yang menjadi korban untuk video ini, ia takut terlalu mendalami peran sebagai pembuli. Takutnya Kala terlalu kasar saat menyeret Rasya.

"Ayo guys semangat!" Sorak Arka.

Kini mereka tengah bersiap dengan kamera yang akan menyorot ke wc sekolah. Kala mulai melakukan adegan scene ini, ia berjalan menghampiri Rasya yang sedang asik bercermin. Kala langsung menubruk bahu Rasya dengan sengaja.

"Hey." Ucap Kala dengan wajah sinisnya saat di samping Rasya, ia mencuci tangannya di wastafel lalu menyiprat sisa air di tangannya ke wajah Rasya.

"Inget ya, lo disini gak usah macem-macem! Kalonya gue sampe denger lo ngelaporin kejahatan gue ke kepsek, lo bakal tau akibatnya," Kala menatap tajam ke arah Rasya yang menunduk, ia menarik rambut Rasya supaya melihat ke arahnya, "Paham gak sama apa yang gue omongin!?"

"I-iya, aku paham, Kala." Jawab Rasya dengan takut.

"Nice," Kala menyeret Rasya masuk ke dalam bilik toilet, ia mendengar suara Rasya yang menolak, dengan tenaganya ia mengunci Rasya di dalam toilet. Kala tertawa senang, "Goodbye, Rasya."

"Cut!"

Suara Arka langsung menghentikan adegan mereka. Kala langsung membuka bilik toilet tadi, ia menghampiri Rasya dengan rasa bersalah.

"Rasyaaaa, maaf bangeett. Maaf kalonya gue kasar narik lo sumpah!"

Kala terus meminta maaf kepada Rasya. Rasya hanya tertawa, "Apaan sih, Kal! Gapapa anjir, santai aja. Asli dah, gak cocok banget lo jadi pembuli gini hahaha!"

"Arka sih!" Tunjuk Kala ke Arka dengan tatapan kesal, "Segala milih gue jadi peran pembulinya."

Arka tertawa beserta yang lainnya, "Tapi perkembangan lo jadi pembulinya udah bagus tau."

"Pokoknya gue gak mau tau, abis ini selesai, lo harus tepatin janji bakal traktir gue seminggu di kantin!"

"Iyaaa, Kalaaa. Aman." Arka tertawa terbahak-bahak melihat kelucuan Kala.

"Permisi," Ucap seorang perempuan menghampiri mereka, "Toiletnya udah gak di pake, kan?"

Kala menoleh kebelakang, betapa terkejutnya ia melihat Reva dan Chindy! Kala yang bawel setengah mati langsung diam tak berkutik. Matanya menatap Chindy yang tak menggubris akan kehadirannya.

"Ah, udah enggak kok, kak!" Jawab Rasya.

"Temen gue mau make toilet soalnya." Ucap Reva, ia menatap Chindy mengisyaratkan dirinya untuk memakai bilik toilet. Chindy melenggang masuk ke toilet tanpa sepatah kata apapun, tak luput dari tatapan dinginnya.

Arka dan Rasya tampak asik berbicara dengan teman yang lainnya.

Kini Reva mendatangi Kala yang berdiri di depan cermin, "Lo di SMP sama di SMA udah berubah banget, ya."

Kala menatap heran ke Reva, "Berubah gimana?"

Reva berdiri di samping kiri Kala, ia ikut bercermin sekedar membenahi rambutnya, "Bukannya lo gak suka banget ikut kegiatan kayak gini? Apa lagi lomba."

11 MIPA 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang