S E B E L A S : Kotak bekal

330 48 14
                                    

Seumur hidup Kala, dia tidak merasakan dirinya begitu di spesialkan, dia anak panti, mendapat perhatian yang sama dengan anak-anak panti lainnya. Bahkan Kalau merasa apa yang tengah terjadi padanya sekarang adalah khayalan yang akan hilang sesaat setelah dia bangun dari kecelakaan.

Kala dulu begitu ingin mempunyai orang tua, memiliki ibu yang memberikan kasih sayang tanpa batas atau ayah yang selalu memberikan apapun untuk putrinya. Kala juga iri pada temannya yang mempunyai kakak laki-laki yang dapat di andalkan. Dan terakhir adalah pacar, Kala kadang penasaran bagaimana rasanya jatuh cinta dengan jantung berdebar kencang layaknya drama-drama korea yang sering muncul di tv.

Sayangnya Nirkala begitu miskin, jelek dan tidak punya apa-apa untuk di banggakan

Orang bilang kalau kamu tidak cantik setidaknya otak mu jenius, sayangnya Nirkala tidak memenuhi syarat untuk itu.

Apalagi kaya, untuk makan sehari pun dia harus menjajakan koran di lampu merah, kadang malah kena palak preman atau bahkan di kejar satpol pp yang sedang bertugas.

Menyedihkan, Kala merasa kalau harapannya untuk hidup dengan baik tidak akan pernah dia dapatkan.

Segera setelah dia terbangun dan sadar, dia akan menyadari kalau apa yang terjadi padanya adalah harapan terdalam seorang Nirkala untuk memiliki keluarga.

Tapi untuk beberapa hal, Kala berharap kalau mimpi ini akan sangat panjang dan berakhir indah. Walau hanya mimpi Kala berharap dia bisa menikmatinya dengan tenang.

Selatan melambaikan tangan di depan Nirkala yang melamun dengan raut wajah mengenang kesedihan, "Kal? Kalaaaaaaaa"

Tersentak karena selatan mencubit pipinya, Kala segera tersadar, dia menatap Selatan yang mengomel cemberut.

"Lo mikirin apaan sih? Rean yaa? Lo nyesel pacaran sama gue? Maaf maaf aja nih yaaa, kalau lo nyesel, nyesel aja sendiri, gue gak peduli, pokoknya kita gak bakal putus!!"

Kala mengerutkan kening, "gue gak mikirin itu kok, justru gue malah senang bisa pacaran sama lo"

Omelan Selatan terhenti, telinganya sedikit memerah samar, cowok itu berdehem lalu mengeluarkan kotak bekal yang di titipkan padanya tadi pagi.

Kala tentu saja mengenali kotak bekal itu, tadi pagi saat dia turun dari tangga bersama Kilat dan Langit, Petir mengomel di dapur bersamaan dengan tangan yang memegang spatula dan apron berwarna merah muda di tubuhnya, Kala hampir tertawa namun di tahan oleh Langit, katanya Petir akan makin mengomel kalau mereka menertawakan penampilannya.

Itu bekal khusus dari Petir dengan tusukan-tusukan gemoy.

"Nih, dari cowok sok ganteng, gue gak tahu sih dia siapa, tapi besok-besok biar gue aja lagi yang bikinin lo bekal begini" Selatan kembali berbicara, sambil membuka kotak bekal tersebut, lalu menatap aneh, "apaan nih? Tusukan aneh begini, emangnya lo anak kecil? au ah badmood" ujarnya menjulurkan kotak bekal itu pada Kala lalu melipat tangan dan menyembunyikan wajah di sana.

Kala tertawa kecil, tahu sekali kalau Selatan sedang ngambek, "ini dari kakak aku"

"Jangan boong, gue tahu lo gak punya kakak!"

"Enggak boong, aku baru aja punya kakak, tiga orang"

Selatan mengangkat wajah, "cowok semua?"

Kala mengangguk, membuat Selatan makin merengek tidak karuan.

"Kenapa deh? Bukannya bagus yaa kalau punya kakak"

"Enggak bagus kalau cowok semua" ujar Selatan menyahut, "kalau mereka ada yang naksir lo gimana?"

"Enggak mungkin dong" Kala menyahut cepat, mana mungkin kan ketiga abangnya itu naksir dia?

Dalam hati Selatan mendengus, gak mungkin gimana? Lo aja secantik ini, segemes ini, selucu inii, mati gue kalau salah satu mereka naksir ini cewek!

Kala kembali menatap bekal tersebut, tersenyum manis karena perhatian petir, baru kali ini rasanya menerima sesuatu dari seseorang.

"Kenapa senyum-senyum sambil liatin bekalnya? Tuh kann lo ahhh, nyebelin bangettt" Selatan kembali merengek, memalingkan wajah sambil mendengus.

Kala tidak pedulikan Selatan yang mengomel, "kamu mau pesen makan apa?"

"Gak usah, kenyang gue makan angin"

"Yaudah kalau gitu buka mulut, aaaa"

Selatan yang tadi memalingkan wajah sambil menyilangkan tangan menoleh, menatap Kala yang sedang menyodorkan satu sendok makanan kepadanya.

kala menyuapinya...

Dengan raut wajah malu-malu memperhatikan sekitar, Selatan menerima suapan itu, jantungnya berdebar kencang, apalagi setelah itu Kala mengelus kepalanya sambil tersenyum manis.

Lupakan tentang teriakan histeris atau tatapan beberapa murid yang sejak tadi menatap mereka berdua, karena Selatan tiba-tiba saja melupakan cara bernafas, tangannya berkeringat dingin, gugup setengah mati menghadapi gadis yang sudah di sukainya sejak lama.

Dan dalam beberapa menit yang menegangkan bagi Selatan, tiba-tiba saja seutas kalimat dari Mahendra terlintas dari benaknya.

Ingat, lo itu cuma di jadiin pelampiasan hahaha!!
_______________________________

Selatan muntah, setelah menghabiskan istirahat bersama Kala di kantin dia melarikan diri ke toilet untuk muntah.

Wajahnya pucat luar biasa sambil merenung menahan amarah.

Siapa sih yang harus di salahkan? Dia yang terlalu cinta? Kala yang memberi harapan atau ucapan Mahendra yang ternyata fakta?

Sekali lagi Selatan membersihkan wajahnya dengan air, saat pintu toilet tiba-tiba saja terbuka.

Menampilkan seorang anak laki-laki culun berkacamata sambil menatap Selatan kikuk, sial sekali nasibnya bertemu preman sekolah yang sedang kesal.

Selatan tidak perlu basa basi, dia menarik pemuda tersebut lantas menghadiahkan satu bogeman mentah padanya.

"Bang ampun bangg, saya apa salah?"

"Salah lo? Ngapain lo mampir ke toilet pas ada gue!!"

"Saya cuma mau pipis bang, emang toilet punya abang?"

"Bodo amatt!!"

Kejadian itu membuat Mahendra yang tengah tertidur di atas roftoop tiba-tiba saja di panggil untuk menuju toilet oleh salah satu murid.

Cowok yang selatan gebuki sudah pingsan, celana bawahnya basah, membuat Mahen mendengus jijik lantas melirik Selatan yang sedang di pegangi beberapa orang.

Semua orang tahu, Selatan sedang berubah menjadi Setan.

"Lo kenapa sih? Nyari gara-gara pas lagi belajar gini, pulang sekolah kek"

Selatan mendengus, "bacot, gue lagi marah mending jangan ngomong sama gue"

"Kenapa emangnya sih? Ada apa lagi kali ini?"

Selatan terdiam sebentar, mencoba menetralkan nafasnya, lalu melototi orang-orang yang memegang tangannya, "lepasin atau kalian yang gue hajar?!"

Orang-orang langsung menyingkir tanpa disuruh dia kali, takut pada Selatan adalah hal yang harus di lakukan, selain cowok itu berani melayangkan pukulan, dia bahkan tidak takut pada guru-guru disini, percuma melaporkannya.

Pintu toilet kembali terbuka, menampilkan Sagara yang bersandar di toilet sambil menatap datar.

Satu-satunya hal yang bisa membuat Selatan tunduk mungkin hanya cowok itu.

Sagara, sang ketua kedisiplinan di sekolah ini.
___________________________

Maafkan diriku yang lama update ini wkwkw

Semoga ini bisa update tiap hari ya guyss hehe

H.O.M.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang