DEAR YOU || 17

2.5K 142 1
                                    

♥️♥️♥️njut, lanjuttt♥️♥️♥️

"Gimana semalem? Puas nggak setelah LDR akhirnya bisa ngewe lagi?"

Heksa yang memberi pertanyaan tak santai itu langsung mendapat toyoran dibelakang kepalanya dari Rayen, juga sentilan maut di mulutnya dari Naja.

Dan gobloknya, Lukas, yang ditanya menjawab dengan sangat enteng tanpa hambatan.

"Enak. Puas banget gue sama Malta. Masih sempit. Sampai gue juga kenikmatan pas keluarnya."

"Huasu!" maki Heksa dengan kekehan. Sementara Naja dan Rayen langsung memberi tanggapan seperti orang muntah.

"Huek! Pembahasan yang sangat bajingan," kata Naja beranjak pergi diikuti dengan Rayen dibelakangnya.

"Bang Malta aman nggak?"

Lukas menggelengkan kepalanya. "Dia tepar. Nggak bisa jalan."

"Berapa ronde itu Bang? Buset dah, anak orang digempur sampai nggak bisa jalan," kaget Naja dari dapur. Padahal bukannya tadi dia jijik. Tapi begitu bahasa gituan langsung nyantol otaknya.

"Heh Na. Tau aja lo ronde-ronde. Emang lo udah pernah main hah?"

"Udah. Sama Jeta dikasih tiga ronde. Penuh perut gue." Naja menjawab santai tanpa beban.

Rayen melirik Naja sinis. "Gila lo Na."

"JETA! NAJA GUE LO APAIN HAH, OTAKNYA SAMPAI SENGKLEK GINI?!" teriak Heksa yang membuat Naja malah terkekeh.

"Enggak elah. Gue juga bisa mikir kali Sa. Gue nggak se goblok itu buat lakuin hal bejat sebelum sah. Kecuali kissing and hug," ujar Naja yang membuat Heksa menghela nafasnya lega. Ya dia taulah Naja udah gede. Tapi kalau buat lakuin itu, oh, Naja selalu dalam pantauannya.

"Terus lo ngatain gue goblok karna udah lakuin itu ke Malta?"

"Ya Lo pikir sendirilah," kata Naja pada Lukas.

"Tapi kan Malta tunangan gue. Bentar lagi kita juga bakal nikah," sanggah Lukas.

"Terserah lo dah. Gue yang cuma hug dan itu pas tidur aja bisa apa?" Rayen mencebikkan bibirnya sembari memotong sayuran untuk dimasaknya bersama Naja.

Heksa melirik Rayen dengan senyuman menggodanya. "Jadi mau lebih hmm?"

"Nggak!" Rayen melotot kearah Heksa. "Jangan macem-macem ya Sa."

Heksa malah terkekeh. "Nanti malem ditambah ya. Tambah kissing kek Naja."

"Udah ah, sana pergi. Nggak guna kamu bahas gituan disini."

Heksa terkekeh sembari beranjak pergi dengan mengajak Lukas.

"Emang lo belum pernah kissing sama Heksa?" Naja jelas penasaran. Karna ya nggak mungkin Heksa se-alim itu untuk tidak lebih dari sekedar pelukan.

"Pernah," jawab Rayen enteng. "Cuma dicium sekilas di bibir, pipi, kepala, udah."

"Perang lidah?"

Rayen menggelengkan kepalanya. "Cuma sekali itu doang."

"NAJA! LO JANGAN CUCI OTAK PACAR GUE LAH!" teriak Heksa dari ruang tamu yang memang bisa melihat mereka berbisik. Tapi Heksa menebak mereka sedang mengobrolkan itu.

Naja terkekeh dan mengacungkan jempolnya pada Heksa. "Aman Sa, elah."

Naja lalu kembali menatap Rayen. "Jangan minta aneh-aneh sama Heksa. Dia bakal kasih lebih nantinya."

"Emang dia pernah?"

"Jelas enggaklah," sahut Naja. " Tapi gue rasa cowok kek Heksa itu typenya kayak Jeta. Diem-diem tapi bahaya. Jeta itu awalnya juga ragu kalau mau kasih cium. Tapi sekarang? Nyosor mulu dianya. Kalau enggak dibalas ciumannya, digigitlah bibir seksi gue. Bengkak dah endingnya."

DEAR YOU || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang