Happy reading
***********
Kerumunan murid sudah tidak ada lagi, jasad dari murid laki-laki itu sudah di bawa oleh ambulans tetapi anehnya tidak ada polisi yang datang untuk menyelidiki kasus itu. Zella tambah bingung dan penasaran akan kejadian ini sampai ia pun lupa tujuannya datang ke sekolah itu.
"Astaga aku sampai lupa. Kann mau mengembalikan map ini tapi di mana ya?," Zella menatap sekelilingnya, ada niatan untuk meminta tolong pada salah satu murid tapi ia urungkan karena dia berpikir map itu adalah map penting guru.
Akhirnya, Zella memutuskan hanya bertanya terkait ruangan guru atau kepala sekolah di sana. Alih-alih mendapatkan informasi, Zella malah di cuekin sama murid-murid yang ia jumpai.
"Mereka kenapa sih? berlagak acuh begitu," gumam Zella. Pada akhirnya Zella memutuskan mencari sendiri ruangan atau guru-guru yang mungkin ia temui.
Ketika Zella mencari ruangan, sangat beruntungnya dia. Zella melihat pria yang ia temui di cafe, dengan cepat ia mengejar pria itu tanpa Zella sadari banyak tatapan yang tertuju padanya dengan tatapan bingung dan aneh.
Untung saja Zella tidak menyadari hal itu, ia fokus mengejar pria yang cukup cepat berjalan. Sampai Zella melihat pria itu masuk dalan sebuah ruangan.
"Ruang kepala sekolah?," ucap Zella seraya menongak melihat papan ruangan yang berada di atas pintu. Pintunya tertutup sangat rapat, ia sedikit takut dan gugup berada di sana. Zella mencoba mengatur nafas untuk mengumpulkan keberaniannya.
Tok tok..
Ketukan pintu yang dilayangkan oleh Zella. Tak membutuhkan waktu lama, ada jawaban dari dalam ruangan untuk Zella masuk.
Perlahan-lahan Zella membuka pintu sampai terlihat dua orang di dalamnya. Satu pria yang ia temui di cafe dan satunya seorang murid laki-laki yang duduk memunggunginya.
"Kamu siapa? Kenapa bisa masuk ke sekolah ini?," tanya pria itu. Sedangkan murid laki-laki yang tengah duduk menoleh kebelakang.
Laki-laki itu. Zella terbelalak melihat siapa yang di hadapannya. Ternyata murid laki-laki yang berada di dalam gedung.
Zella menyadarkan dirinya dan kembali fokus oada tujuannya. "Mohon maaf menganggu waktunya, saya datang kesini untuk mengembalikan map yang anda tinggalkan," ucap Zella yang masih berada di ambang pintu.
Pria itu memandangi map yang berada di dekapan Zella. "Silahkan masuk!," perintah pria berkaca mata dan tengah duduk di kursi single tepatnya di samping murid laki-laki itu.
Sorot pandangan laki-laki bermata monolid itu tak lepas sampai Zella duduk pun ia pandangi dengan tatapan seperti harimau yang mendapatkan mangsa. Zella yang menyadari akan hal itu sedikit takut tetapi dia mencoba untuk menenangkan dirinya.
"Silahkan tuan melihat map nya apa ada yang hilang atau tidak!," pinta Zella duduknya lebih mengarah pria itu.
"Tidak ada, terima kasih sudah merepotkan anda nona," ucap pria itu.
"Kalo begitu saya pamit dulu tuan," ucap Zella seraya bakit dari duduk duduknya.
"Kenapa terburu-buru? Duduklah sebentat di sini!," murid laki-laki itu bersadar seraya menaiki kaki kanan di atas kaki kirinya dan tangannya yang menyilang.
"Terima kasih, saya ada keperluan. Kalo begitu saya permisi. Selamat siang," Zella bergegas keluar dari ruangan itu.
Ia berjalan menjauhi ruangan kepala sekolah, pasang mata memandangi Zella. Kali ini, ia menyadari hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My You
RandomKisah seorang guru pengganti dan murid, salah satu sekolah elit di Kota Casablanca. Murid yang begitu populer dan pintar tetapi begitu banyak masalah. Tanpa di sangka murid laki-laki itu jatuh cinta pada guru yang ia jahili. Ia mencoba mengejar cin...