Jarum jam sudah menunjuk angka 12 yang itu artinya waktu istirahat dan makan siang akhirnya tiba. Di saat orang lain sudah bersiap untuk pergi ke kafetaria atau resto untuk menyantap makan siang mereka tapi Jennie masih sibuk meeting. Meskipun sudah merasa lapar Lisa setia menunggu Jennie di depan pintu ruang meeting, dia duduk bersandar dan bertumpang kaki di sofa yang tidak jauh dengan pintu seraya memainkan ponselnya untuk bertukar kabar dengan sang ibu di Thailand.
Lisa menceritakan pekerjaan apa yang dia dapat, sang ibu merasa tidak enak karena anak tunggalnya harus menjadi seorang asisten tapi Lisa menjelaskan jika menjadi asisten pun bukan asisten rumah tangga, melainkan asisten CEO dari perusahaan terbesar se-Asia, Eropa dan Amerika. Dia juga menjelaskan jika dia merangkap menjadi seorang bodyguard dan gajinya menjanjikan, rencananya nanti Lisa akan membuka studio foto di Thailand dan Korea dari hasil tabungan dia bekerja menjadi asisten saat ini.
25 menit menunggu akhirnya Jennie keluar dari ruangan meeting , Lisa langsung berdiri dan membungkuk hormat pada Jennie. Jennie hanya mengangguk dan memberi kode dengan lambaian tangan agar Lisa mengikutinya karena dia sendiri masih berbincang dengan clientnya . Lisa mengikuti langkah Jennie, ia berjalan tepat di belakang Jennie dan berdampingan dengan Irene, irene terus mencuri pandang pada Lisa sementara Lisa sendiri sedang asyik memperhatikan Jennie dari belakang, wajah Jennie terlihat luar biasa cantik jika ia sedang berbincang serius, sesekali gummy smilenya muncul membuat Lisa memekik gemas dalam hati.
“Oke Mr.Alex, senang bisa bekerja sama dengan anda. Mungkin nanti saya akan turun langsung ke Daegu untuk melihat pabrik di sana.” Ucap Jennie.
Pria bernama Alex yang tidak lain adalah client dari Paris mengangguk, “Oke. Thanks presiden, saya senang bisa bekerja sama dengan anda dan perusahaan sebesar Kim Company. Nice to meet you, presiden.” Ucapnya seraya memeluk pinggang Jennie dan bercipika cipiki membuat Lisa menganga apalagi melihat Jennie memegang bahu pria tersebut dan membalas dengan senang hati.
“Kau terkejut?” Bisik Irene.
Lisa menoleh dan mengangguk, “Yeah, lumayan.” Jawabnya jujur.
“Itu sudah biasa jika bersama client dari luar Lisa, apalagi tuan Alex memang client lama.” Ungkap Irene.
Lisa mengangguk-anggukan kepala tapi dia tidak mengatakan apapun. Setelah mr Alex masuk ke dalam lift umum, Lisa segera menekan tombol up di lift pribadi Jennie. Melihat Jennie seperti sedang membersihkan tangannya, dengan sigap Lisa mengeluarkan kemasan tissue basah kecil dari saku celananya, pintu lift terbuka Lisa , Jennie dan Irene masuk terlebih dahulu ke dalam lift.
“Biar saya bersihkan tangannya, presiden.” Ucap Lisa.
Jennie tersenyum tipis seraya menyodorkan telapak tangannya pada Lisa, dengan senang hati Lisa memegang tangan Jennie lalu membersihkan telapak tangan Jennie menggunakan tissue basah, setelah kedua tangan Jennie dia lap menggunakan tissue basah Lisa memberikan setitik cairan gel antiseptik di tangan Jennie yang langsung Jennie ratakan. Irene mengerucutkan bibirnya melihat pemandangan itu, ia cemburu tapi mau bagaimana lagi?
“Mau makan di luar, di cafetaria perusahaan atau di ruangan anda, presiden?” Tanya Lisa.
Ting!
Jennie keluar dari lift seraya melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, “uhm miss Bae, apa masih ada pekerjaan atau meeting lagi?” Tanyanya.
Sambil melangkah Irene memeriksa jadwal Jennie di iPad-nya, “masih ada meeting tapi nanti sore, client masih dalam penerbangan.”
Jennie mengangguk-anggukan kepala, “baiklah, saya akan pergi makan siang di luar dulu. Anda mau ikut?" Tanyanya di akhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BEAUTIFUL CEO - JENLISA [G!P] ✓
Hayran KurguKonyol namun berhasil membuat jatuh cinta dan bahagia. Memang hidup tidak pernah bisa di tebak atau di duga-duga, sama halnya dengan kehidupan Jennie yang berubah drastis semenjak mengenal bodyguard bernama Lalisa. ••• Kisah seorang CEO cantik berna...