.
.
.Donghyuck mengalihkan pandangannya ke arah lain. Pemuda itu enggan menatap Johnhy, Yuta dan Jaehyun. Rasanya kenangan buruk kembali terngiang dalam ingatan kala ia memandang mereka.
"Gimana keadaan lo?" tanya Johnny yang posisinya sudah dekat dengan ranjang Donghyuck. "Kami khawatir waktu lihat kabar kalau lo ditemuin pingsan sama warga sipil di dekat kuburan."
"Iya. Pikiran kami langsung down. Takut terjadi sesuatu sama lo," timpal Yuta.
Donghyuck sama sekali tidak menyahuti perkataan mereka. Pemuda itu hanya diam menatap nanar gorden rumah sakit. Walau dalam hati ia tengah bertanya-tanya. Buat apa mereka khawatir kalau sudah sering menyiksa batin dan fisiknya tanpa belas kasihan?
"Apa ada yang sakit?" tanya Jaehyun.
Mengapa bertanya sekarang? Rasanya Donghyuck ingin tertawa.
Jika kalian ingin tahu bagian mana di dalam diri Donghyuck yang sakit. Jawabannya adalah hati.
"Gue tau mungkin saat ini lo benci sama kami semua," ucap Johnny saat Donghyuck belum bersuara. "Rasanya kata maaf juga gak bisa nyembuhin rasa sakit yang lo terima selama ini dari kami."
"Kalau udah tau, kenapa masih di sini?" tanya Donghyuck.
Bukan jawaban itu yang mereka ingin dengar.
"Haechan, kami menyesal," gumam Jaehyun. "Adikku....."
Mata Donghyuck terpejam. Dia sama sekali tidak berniat untuk kembali membalas perkataan mereka. Rasanya masih membekas sampai sekarang.
"Mungkin lo gak mau kami ngebahas soal masalah yang terjadi di antara kita semua," ucap Johnny. "Buat sekarang kami gak akan ngebahas lagi."
"Iya, Chan," kata Yuta.
"Apa lo butuh sesuatu?" tanya Jaehyun setelah beberapa saat hening. "Minum atau makan? Bilang aja, pasti kami bakal turutin apapun yang lo mau."
"Iya, Chan," sambung Yuta. Ia mencoba untuk memegang tangan Donghyuck, tapi pemuda itu menghindar. Raut sedih langsung terlihat di wajah Yuta.
"Chan---"
"Gue mau kalian pergi dari sini," kata Donghyuck mencegah Johnny yang hendak berbicara. "Itu yang gue mau sekarang."
"Tapi, Chan---"
"Kalian sendiri yang bilang bakal nurutin apa aja yang gue mau," ucap Donghyuck. "Sekarang pergilah dari sini. Gue gak mau ngelihat kalian."
Tidak ada yang bisa Johnny, Yuta dan Jaehyun lakukan selain menuruti perkataan Donghyuck.
"Iya, kami bakal pergi," kata Johnny dengan senyuman tipis. "Lo harus baik-baik di sini, ya. Cepat sembuh. Kami tunggu kepulangan lo di dorm."
Donghyuck tidak menjawab, bahkan ia sama sekali belum menatap ketiga Kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Promise(Brothership)
FanfictiePada akhirnya aku hanya bisa berjanji, walau tidak bisa ditepati. Warning ⚠️ It's Bromance story of Lee Donghyuck NCT. Not boyslove. Happy Reading!