Kombinasi Kekuatan

44 19 24
                                    

Sepulang dari Desa Olasri, aku tidak sempat merebahkan tubuhku di atas kasur karena masih ada kelas malam yang harus aku ikuti. Dengan rasa malas yang melanda, aku tetap masuk ke ruang pelatihan.

Sesampainya di kelas Profesor Elvin, aku langsung berbaur bersama murid lainnya.

"Nadin," sapa Athalia. Aku melambaikan tangan dan berdiri di sebelahnya.

"Aku dengar dari Profesor Fariza kau ada misi? Apa sudah selesai?" tanya Athalia.

"Sudah, misinya tidak terlalu sulit karena itu aku dapat dengan cepat menyelesaikannya." Ini tidak masuk kebohongankan? Aku ke Desa Olasri termasuk menyelesaikan misi agar bisa pulang ke duniaku.

Sebenarnya, sepulang dari Desa Olasri aku masih memikirkan ucapan dari Kakek Worta yang masih terus terulang di kepalaku. Elio pun kembali bertanya, sebenarnya apa yang aku sembunyikan? Namun, aku tidak bisa memberi taunya. Alasannya? Klasik. Aku hanya tidak ingin dia tau apa yang sebenernya terjadi pada diriku.

Aku kembali mendengarkan penjelasan Profesor Elvin dan mengabaikan sejenak pikiran yang berkecamuk ini.

"Kombinasi kekuatan adalah hal yang menguntungkan. Namun, tidak semua kekuatan bisa dikombinasikan." Profesor Elvin mengeluarkan sebuah layar dan menunjukkan beberapa elemen yang dapat digabungkan.

"Angin dan tanah, biasanya akan menciptakan badai pasir. Api dan angin bisa menciptakan kobaran api yang besar. Api dan petir akan menciptakan kerusakan yang begitu parah. Melodi dan angin akan menciptakan sebaran melodi yang begitu luas. Petir dan air akan menbuat kekuatan dari petir bertambah berkali-kali lipat. Air dan es akan menciptakan badai salju. Air dan alam akan menciptakan sesuatu yang lebih kuat. Elemen cahaya dapat memperkuat seluruh elemen dan juga sebaliknya elemen kegelapan dapat memperkuat seluruh elemen." Aku mengangguk paham setelah mendengar penjelasan panjang dari Profesor Elvin.

Namun, ada satu yang menjanggal di kepalaku. Elemen cahaya dan elemen kegelapan. Aku mengangkat tangan ketika Profesor Elvin memberi kesempatan untuk bertanya. "Profesor, aku tidak pernah melihat satu orang pun yang ada di akademi ini yang memiliki elemen cahaya dan elemen kegelapan. Apa kedua elemen itu langka?" Profesor Elvin tersenyum dan seluruh murid menertawakan pertanyaanku. Apa ada yang salah?

"Itu saja dia tidak tau. Sangat bodoh." Ejekan itu sampai di telingaku. Namun, aku mengabaikannnya.

"Elemen cahaya merupakan anugrah dari Dewa. Hanya orang-orang terpilih yang bisa memilikinya. Sampai sekarang aku juga belum mendapatkan kabar siapa orang terpilih itu. Di mana ada cahaya di situ ada kegelapan, untuk elemen kegelapan ini adalah elemen terlarang. Elemen ini sudah dilarang sejak ratusan tahun yang lalu sebab penggunanya selalu melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan."

"Jika seseorang memiliki elemen kegelapan?" tanyaku lagi.

"Kau akan langsung dibunuh." Bukan Profesor yang menjawab, melainkan Athalia. Aku mengangguk paham sembari menelan ludah dengan susah.

Setelah sesi tanya jawab selesai, Profesor Elvin meminta kami semua untuk mencari teman untuk bekerja sama. Aku ingin bersama Athalia, sayangnya elemen kami tidak bisa digabungkan. Dan lebih menyedihkan lagi saat murid kelas ini tidak ada yang ingin bekerja sama denganku.

Aku benci mengakuinya, di dunia ini aku memang dikucilkan. Entah salah apa yang telah aku perbuat pada mereka sebelumnya.

Aku melihat Elio yang masih berdiri sendiri. Senyumku terbit sepenuhnya. Aku langsung menghampirinya dengan semangat.

"Apa kau belum memiliki teman untuk mengkombinasikan kekuatan?"

"Belum. Apa kau sudah?" tanyanya kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Way Home for NadindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang