9. BENCI

36 11 0
                                    

Via duduk di kelas sembari menunggu jam pelajaran pertama dimulai. Via sudah duduk selama setengah jam namun tak juga melihat kedatangan gezan di kelas ini.

Via masih sangat bersalah atas kejadian yang menimpa gezan semalam. Dia tidak tahu kegilaan apa yang muncul di otak el dan bisa melakukan semua ini tanpa berpikir dua kali.

Setelah bel istirahat berbunyi via ditemani oleh Arumi ke kelas Marcel untuk bertanya mengenai keadaa gezan. Karena semalam mereka langsung pulang setelah mengantar ghazan sampai di rumahnya.

Dan benar saja kata Marcel, gezan tidak bersekolah hari ini karena kata dokter dia harus istirahat dan tidak banyak berjalan. kaki kanannya lumayan parah hingga harus di gips. Awalnya via bingung karena kalau di gips berarti patah, tapi kata Marcel tidak sampai patah juga sih. Alasan di gips agar gezan tak mengerakkan kakinya agar masa pemulihan cepat.
memiliki motif karena alasan atas dirinya.

Setelah dari kelas Marcel, dua berpikir akan pergi menemui El "rum, lu duluan aja ke kantin pesenin gue makanan gua mau ke WC dulu ya" ucap via berbohong karena sebenarnya dia tidak ingin ke WC tapi ingin menemui El

"Okelah, jangan lama lama yah" Arumi segera pergi meninggalkan Via

Dia berjalan di koridor seorang diri dia rasanya marah sekali ingin dia memukul wajah el sekarang juga. 

"Via?" El tiba tiba berpapasan dengan via

"eh udah ketemu. Gue cuma bilang satu hal saja, jangan pernah temuin gue lagi gua mohon, gua benci banget sama lo" ucap via yang membuat seketika wajah El berubah drastis senyuman di pipinya seketika menghilang

"Via kamu kenapa sih?"

"Lo yang kenapa, lo tahu apa akibat dari ulah lo kemarin? Hah? kaki Gezan parah akibat pukulan lo"

El hanya diam saja

"Gua nggak habis pikir deh lo bisa ngelakuin ini semua"

"Karena dia deket-deket sama kamu, aku nggak suka"

"Emangnya kenapa kalau dia deket-deket sama aku? kita udah putus" ucap via dengan nada suara ditekan

***

Setelah memarkirkan motornya dengan baik via pun segera masuk tak lupa mengetuk terlebih dahulu, heheh.

Baru diketukan pertama tiba-tiba pintu pun terbuka Ibu Ratih tersenyum dengan ramah dan mempersilahkan via untuk segera masuk. Dan menanyakan perkembangan keadaan gezan

"Mau ketemu gezan yah? Ayo ibu antar, sekalian ibu mau bawain makanan dia"

"saya saja yang bawakan yah Bu,  boleh?" 

"Jadi nggak ngerepotkan kan?"

"Enggak Bu enggak sama sekali, kan sekalian ketemu gezannya Bu"

***

Kamar gezan...

"GEZ" panggil via disertai dengan ketukan

"Masuk Bu, ga di kunci kok" suara dari balik pintu mulai terdengar

Via membuka dengan perlahan dan segar masuk untuk menyeletakan nampan itu di atas meja, sungguh nampan itu sangat berat "nih makanan buat Lo.  dimakan kata ibu" ucap Via meletakkan nampan itu

Namun cowok yang tadinya fokus ke handphonenya tiba-tiba terkejut dan menatap via kebingungan
"Loh kok ada Lo?"

Via menghala pelan dan duduk di kasur "nggak apa-apa cuma mau lihat keadaan lo aja, soalnya kemarin gua nya anter aja nggak sempet lama-lama"

"Khawatir ya sama gua?"

Yah benar saja sifat kepedean di dalam diri cowok itu pun keluar dan membuat via menjadi sedikit kesal "Kenapa sih lo pedenya tuh minta ampun, gua ke sini itu karena gue ngerasa bersalah aja dan juga mau bawain kertas kuis lo" via segera membuka tasnya dan mengambil selembaran kertas dari sela-sela bukunya

Luka, ego dan takdir [TERBIT]✔️Where stories live. Discover now