16 - Address

279 14 2
                                    

"Masalah ini menjadi semakin rumit..."

Alfred tertawa kecil.

"Kamu yakin Huh?"

Kiran melirik Alfred.

"Dengan rencana ku?"

Pria itu menggeleng.

"Dengan dugaan kamu atas semua bukti yang di dapat dari rumah Ameera"

"Semua sudah tertera dengan rinci di buku itu hingga nominal Ameera meraup uang Abinawa"

"Lalu?"

"Aku akan membawa Ameera lalu meminta alasan nya dan mungkin membawa nya pada Abinawa untuk meminta maaf"

"Baik hati sekali Nona Muda ini" ucap Alfred dengan nada ringan.

Kiran menatap Alfred jengkel.

"Mau mu apa sih?"

Alfred mengendikkan bahunya.

"Tidak ada, ayo kita pergi"

Pria itu berjalan mendahului Kiran yang kini berusaha menahan amarah nya.

Gadis itu akhirnya ikut menyusul.

"Saya atau kamu yang bawa mobil ini?" tanya Alfred.

"Kamu saja" lanjut pria itu cepat dan langsung duduk di bangku penumpang paling depan.

Duduk bersebelahan dengan Kiran yang sudah siap melajukan mobil.

Perjalanan keduanya hanya ditemani oleh keheningan dan setelah 60 menit berlalu, mobil itu memasukki kawasan pedesaan yang masih sangat asri.

Mobil itu masih melaju hingga terhenti di depan sebuah gubuk yang sudah tua dan hanya terlapisi oleh kayu.

Alfred dan Kiran turun dari dalam mobil.

Alfred mengetuk pintu dan tidak ada tanggapan dari dalam rumah.

"benar ini alamatnya?" tanya Alfred.

Kiran mengangguk lalu kembali mencoba mengetuk pintu sekali lagi.

"berikan buku itu" pinta Pria itu.

Kiran memberikan buku bersampul coklat itu pada Alfred.

Ia membuka dan kembali membaca halaman, berisi alamat yang dimaksud.

"kita langsung masuk saja, pintu ini tidak dikunci" ucap Kiran sembari membuka pintu kayu itu lebih lebar.

Keduanya masuk dan hanya menemukan isi rumah yang sudah berdebu serta lapuk.

Membuat keduanya menjadi lebih bersiaga.

"aku akan ke ruangan sebelah kanan ini, kamu bisa memilih" ucap Alfred dan langsung masuk ke dalam ruangan yang dimaksud.

Sedangkan Kiran, gadis itu memilih untuk melihat secara gamblang pada ruang tengah serta dapur.

Dan barulah ia masuk ke dalam ruangan yang menurut nya adalah gudang.

Berisi beberapa tumpuk buku serta kardus.

Kiran mengitari ruangan dan ada sesuatu yang menarik perhatian nya.

Ia mengambil nya kemudian menemukan sobekan kertas besar berwarna biru tua.

Membalikkan kertas itu, menemukan sebuah potongan kalimat.

"Kiran"

Gadis itu menoleh pada Alfred.

"ada apa?"

"tidak, hanya memanggil"

ATAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang