35.

13.2K 194 47
                                    

Pagi harinya, sinar mentari yang masuk ke celah gorden berhasil membuat tidur seorang perempuan terusik, kedua kelopak mata gadis itu mengerjab berulang kali, lalu ketika ia membuka mata, senyumannya mengembang saat melihat wajah Zio pertama kali.

"Morning, my wife," ucap Zio dengan suara berat seksinya, membuat kedua pipi Kia memanas.

Apa istri? Oh astaga kupu-kupu kian berterbangan di perutnya ketika mendengar kalimat manis dari cowok itu, bukan hanya itu.. Zio juga sedang memegang setangkai bunga mawar.

"Morning to, my husband," jawab Kia malu-malu, membuat Zio ikut mengembangkan senyumnya.

Kia menerima mawar dari Zio, menghirup pelan lalu tersenyum. "Makasih, kamu abis dari mana?"

"Beli sarapan, sayang. Kita harus siap-siap kerumah sakit."

Bibir Kia melengkung, entah kenapa hari ini dia tidak mau keluar rumah, Kia ingin bermanja-manja di samping Zio.
"Boleh gak kerumah sakitnya besok aja?"

"No, sayang.. aku udah gak sabar liat perkembangan bayi kita. Kita juga gak tau sekarang usianya berapa."

Kia tersenyum. "Paling dia baru sekitar dua bulan, Zoo. Aku bisa hitung sejak terakhir aku M."

"Iya tapi kita juga harus kerumah sakit. Kamu butuh vitamin, sayang."

Mendesah kasar, lalu Kia mengangguk pasrah, tak tega melihat wajah penuh semangat Zio.
"Yaudah iya.. tapi sebelum kerumah sakit, kita ke taman dulu yuk, mau jalan-jalan sama kamu."

"As you wish, baby. Sekarang kita mandi dulu.." Zio mengecup bibir Kia, lantas mengangkat gadis itu ke kamar mandi.

Zio dengan penuh kesabaran membantu Kia membasuh tubuh, hingga keduanya sarapan bersama, keduanya lantas bergegas berangkat. Sesuai keinginan Kia, keduanya pergi ke taman terlebih dahulu.

Rambut pendek Kia berterbangan di terpa oleh angin, wajah cantik itu menyunggingkan sebuah senyuman. Ada banyak yang ia pikirkan, terutama keberadaan kembarannya dan lebih-lebih restu dari orang tuanya. Tapi Kia ingin melupakan bebannya saat ini, dan menikmati kebersamaannya dengan Zio.

Puas menikmati angin segar di taman, akhirnya kedua sejoli itu pun tiba di rumah sakit, setelah Zio mengambil nomer antrian, ia menuntun Kia duduk di sebuah kursi panjang dimana beberapa pasangan muda ataupun tua sedang menunggu giliran seperti mereka.

"Kamu haus gak? Laper?" tanya Zio setelah memastikan gadisnya duduk dengan nyaman.

Kia menggeleng. "Aku gak laper, cuma haus aja."

"Yaudah tunggu disini, aku mau beli minum dulu."

Kia mengangguk tersenyum. "Hati-hati ya.."

"Iya, sayang." Sebelum pergi, Zio menyempatkan diri mengecup kening Kia dalam-dalam, dan ulah pemuda itu membuat beberapa ibu hamil disana tersenyum-senyum.

"Ih Zio, kamu nih," ucap Kia malu dengan kedua pipi merah padam, dan setelahnya Zio benar-benar pergi.

"Suami lo manis banget sih."

Kia segera menatap ke samping kanannya dimana wanita cantik berperut buncit berkata padanya, terselip nada menggoda disana.

Mendengar kalimat suami dari wanita itu membuat Kia tersipu sendiri, tak sabar gelar itu tersemat pada Zio.
"Eh i-iya.." jawab Kia gugup.

Wanita itu tersenyum ramah. "Kandungan lo udah berapa bulan?" tanyanya sembari menatap ke arah perut Kia.

"Eh, gak tau. Soalnya baru cek positif trus kerumah sakit."

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang