Rokok.

640 50 0
                                    

"Rokok lagi?"

Suara Juan memecah lamunan pria yang lebih tua di hadapannya. Asap putih lolos dari mulutnya.

"Biar ga stress" Ucap Harsa tanpa menatap lawan bicaranya.

"Lu sendiri ngapain kesini?"

"Lagi kabur" Juan mendaratkan bokongnya di sebelah Harsa. Ia menghembuskan nafas berat.

Harsa hanya diam menatap langit sembari meloloskan lagi asap putih. Ia menawarkan sebatang rokok untuk pria muda yang duduk di sebelahnya. Juan tak menolak. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Keheningan menguasai mereka selama beberapa menit.

"Ayah lu berulah lagi emang?" Juan mengangguk.

"Nih" Juan memperlihatkan memar di lengan kanannya. Pikirannya kembali tertarik pada kejadian dimana ayahnya berlaku kasar padanya. Pandangan Harsa tertuju pada memar itu.

"Mau gue samperin ga ayah lu?" Juan menggeleng. Ia membuang rokoknya ke tanah, dan menginjaknya.

"Ada gilanya lu" Ia bangkit dari duduknya. Menyimpan kedua tangannya dalam saku jaket.

"Gue duluan ya" Percakapan berakhir dengan Juan yang melangkah pergi dari tempat mereka berbincang tadi.

Angin malam berhembus menusuk kulit. Langit yang gelap, jalanan yang sepi, yang dapat didengar Juan hanyalah langkah kakinya. Ia menikmati suasana ini.

Langkah kakinya menuntunnya menuju rumah kecil kediaman dia dan ayahnya. Semakin dekat dengan rumah itu, dadanya berdegup kencang. Tak ada yang ia takuti selain ayahnya sendiri. Juan lebih bersyukur jika ayahnya mabuk. Malam ini, keberuntungan itu berpihak padanya. Aroma alkohol menyeruak begitu dirinya membuka pintu. Ayahnya mabuk, ia tertidur dalam keadaan telanjang dengan suara mengorok yang menguasai rumah kecil mereka. Setidaknya, malam ini sedikit melegakan, ia dapat tidur dengan tenang tanpa disambut pukulan.

Luckless. #HEEJAKE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang