Bab 26-Hubungan Baru

238 21 5
                                    

Kins tak segera menghubungi Reyniel perihal pamannya yang seenaknya menemui pria tampan itu, Paman Tio hanya tahu jika Ashlynn sudah bercerai dengan Keid dan sekarang mungkin mengetahui jika keponakannya bersama pria lain yang tak kalah kaya tanpa tahu jika berlandaskan pekerjaan. Kinsley tentu saja tak menyukai hal ini, yang ada di pikiran pamannya jelas kekasih sang keponakan pasti akan memberikan uang jika diminta. Milo menurunkan Kins di dekat gedung di mana Reyniel tinggal seperti biasa, menunggu selama beberapa menit sampai wanita cantik mengenakan dress marun di bawah lutut berlengan panjang sampai menghilang dan pergi. Namun, saat akan masuk ke pintu area parkir hendak naik lift, Kins disapa oleh seseorang yang turun dari kendaraan roda empat dekat pintu masuk dari area parkir.

"Selamat malam, masih ingat aku 'kan? Aku Demanda, saudara Reyniel."

"Ya, masih ingat. Ada apa menemuiku?" tanya Kins tenang.

"Maaf, soal pertemuan kita yang terakhir kali, bolehkah kutraktir kopi?" tawar Demanda dengan gincu merah bold.

"Hanya berdua?" tanya Kinsley.

"Hanya sebentar, aku ingin mengobrol ringan saja," ujar Demanda sembari tersenyum menunjukkan giginya.

Kinsley tampak berpikir sejenak, lalu menyetujui ajakan Demanda untuk mengopi di cafe dekat tempat tinggal Reyniel. Demanda mempersilakan Kinsley untuk ikut naik ke mobil dan benar-benar memilih cafe paling dekat dari tempat Milo menurunkannya tadi, keduanya duduk di satu meja bundar dekat dinding kaca.

"Terima kasih sudah menyetujui untuk kuajak bertemu di sini, aku janji hanya sebentar," ujar Demanda. "apa benar, Reyniel akan segera menikahimu?"

"Kurasa niatnya tak main-main," jawab Kinsley.

Pelayan cafe mengantar pesanan Demanda, menaruh cangkir kopi yang sama di masing-masing sisi.

"Silakan." Demanda mempersilakan Kinsley untuk menikmati kopi yang sudah dipesankannya. "sebagai saudara kami tak pernah menentang keputusan Reyniel, hanya saja perlu kau tahu jika keputusan Reyniel kadang berubah-ubah, seperti keputusannya untuk membantu kami membiayai pengobatan mama. Untuk kau tahu tentang hal itu."

"Aku yakin semua keputusan yang dibuat Reyniel sudah dipikirkannya matang-matang, termasuk melepas hubungan keluarga kalian yang rumit dan membuatnya trauma. Tidak tahukah kalian jika kesehatan mental seseorang dimulai dan sering dirusak dari lingkungan keluarga?" tanya Kinsley sembari membuat suara dalam di akhir kalimat.

Demanda yang masih memegang cangkir kopi setelah meminumnya seteguk, kini memilih meminumnya kembali, lalu diletakkan di cawan. "Kau sepertinya tahu banyak tentang kehidupan Reyniel, pantas saja Reyniel tampak tergila-gila padamu."

"Jadi ... apa maksud pertemuan ini? Apa kau berniat membujukku untuk merayu Reyniel mempertahankan apa yang telah kalian lakukan padanya?"

Tepat sasaran!

Demanda tersenyum. "Jika kau dinikahi Reyniel, bukankah kita jadi keluarga dan harus saling tahu posisi masing-masing?"

Demanda terkekeh, tetapi Kins tidak! Menurut Kinsley, Demanda menemuinya di luar sepengetahuan Reyniel untuk hal itu. Kinsley tersenyum menatap Demanda pada akhirnya.

"Mungkin Reyniel telah benar-benar menggunakan rasa kemanusiaannya untuk melakukan hal yang kalian inginkan, tetapi kalian tak pernah memikirkan perasaan dan mental Reyniel yang benar-benar terluka karena masa lalunya. Berhentilah bersikap manis di depanku," ujar Kinsley menghilangkan senyumnya sembari bangkit dari meja cafe meninggalkan Demanda yang tertohok dengan sikap Kinsley.

Di tempat lain, Reyniel melirik jarum jam dinding di ruang tengah, menurutnya Kinsley sudah terlambat dua puluh menit dari waktu yang telah mereka sepakati. Reyniel mengambil ponsel dan menghubungi nomor ponsel Kinsley untuk mencari tahu alasan ketidakhadirannya. Namun, Kinsley tak menjawab panggilannya hingga beberapa kali. Reyniel berpikir, jika Kinsley tak bisa dihubungi ia bisa menghubungi nomor darurat, yaitu nomor ponsel Milo! Pria yang sudah bekerja pada Kinsley selama beberapa tahun itu biasa menghabiskan waktu dengan menikmati malam sembari menunggu Kinsley menghubunginya nanti. Namun, baru saja akan memesan makan malam, ponselnya bergetar. Milo mengernyitkan kening karena belum lama mengantar Kinsley, ponselnya bergetar.

Deamflum [The End] Where stories live. Discover now