4. AKU YANG PATAH HATI DAN WANITA MALAM

4 0 0
                                    


Sakit hati, pikiran kacau, hati merasa di porak-poranda! Ah, entahlah! Merasa hidup melangkah tanpa sebuah arah.

Setelah aku dicampakkan dan ditinggalkan oleh seseorang yang sangat aku sayangi, ia adalah kekasih yang sudah lama menemaniku. Begitu teganya, ia menghianati hubungan cinta aku dan dia. Ternyata selama ini ia berselingkuh dibelakang ku! Kesetiaan yang dibalas dengan perselingkuhan, itu adalah rasa yang sangat sakit, lalu susah untuk disembuhkan.

Kejadian tadi sore, yang membuat aku sangat kesal! Atas sikap wanita yang aku sayangi, dan lelaki brengsek yang menjadi perusak dari hubungan antara aku dan Naura.

Betapa sangat jijik, aku melihat apa yang dilakukan oleh Naura dan lelaki brengsek itu. Mereka berpelukan mesra, bercanda, berciuman disebuah bukit yang menjadi tempat umum. Bukan atas prilaku berpelukan, bercanda dan berciuman yang membuat aku jijik! Tetapi, mengapa Naura mau saja nurut apa yang dipinta lelaki brengsek itu! Ah, rasanya aku ingin memukul wajah lelaki itu, tetapi percuma aku berkelahi dengan seorang pecundang yang hanya menjadi perusak dalam hubungan orang!

Setelah dari kejadian itu, aku sempat berantem berbicara saling bentak bersama Naura. Masih ditempat yang sama, disebuah bukit itu. Tetapi, setelah lelaki brengsek itu pergi. Yang akhirnya, aku dan dia berakhir hubungan sampai saat itu saja.

Malam ini, aku berdiri sendiri diatas jembatan jalan. Dengan hembusan angin malam yang dingin, juga suara-suara kendaraan yang lalu lalang melintasi jembatan ini.

Aku berteriak sekencang mungkin, kemungkinan rasa sakit hatiku bisa sedikit terasa lega. Karena ada teori mengatakan, saat kita patah hati, teriak bebaslah, bisa jadi itu meringankan beban patah hati kita.

"Ngapain, teriak-teriak! Bikin berisik saja." Ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang berdiri disampingku, dengan jarak kurang lebih 1 Meter. "Malam-malam gini lagi." lanjutnya

Aku hanya diam, tak menghiraukan ucapan wanita itu.

"Kamu sedang patah hati yah?" Tanyanya kemudian

"So tahu lu." Ucapku dalam hati... "Tapi emang iya sih." Lanjutku dalam hati. Dan, aku tetap diam tak berbicara pada wanita itu.

"Kalau benar, teriaklah! Karena aku dulu juga pas patah hati, sering teriak disini." Ucap ia lagi

Aku diam, tetapi kemudian aku pun bertanya kepadanya.

"Terus, sekarang kamu datang kesini. Sedang patah hati lagi, lalu mau teriak lagi?"

"Enggak, setelah sekian lama. Aku merasa betah berada ditempat ini." Ucapnya yang diakhiri senyuman. Tetapi aku lihat, senyuman itu palsu, sepertinya ia menyembunyikan kesedihan... "Dan, dari tempat ini, aku mulai lupa dengan seseorang yang membuat aku sangat patah hati." Lanjutnya

"Semoga saja, aku juga bisa melupakan seseorang yang telah membuat aku patah hati sekarang." Ucapku

"Kamu pasti bisa melupakannya."

Aku pun hanya menganggukkan kepalaku.
"Mantan itu, adalah barang bekas. Juga bisa dibilang sebuah bangkai, yang perlahan-lahan setelah lama akan membusuk." Ucapnya, aku memandang kearahnya... "Jadi mantan itu, emang ditakdirkan untuk dilupakan. Jika kamu terus mengingat mantan yang menjadi barang bekas, atau sebuah bangkai. Lama-lama kamu juga akan ikut membusuk." Lanjutnya

Aku pun diam, dia juga sama. Setelah beberapa lama kita saling canggung, aku penasaran apa yang terjadi dengannya. Hingga membuat ia patah hati, merasa kesedihan yang begitu mendalam dan juga sepertinya ia sangat membenci lelaki yang membuatnya patah hati.

"Kalau aku boleh tahu, dan kamu mau menceritakannya. Sebenarnya apa masalahmu, yang membuat kamu bersedih dan merasakan patah hati begitu dalam?" Tanyaku padanya

CINTA DAN LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang