Liburan

3 1 2
                                    

Dengan segelas ice americano yang tinggal setengah, Meidiana menunggu sosok Baskara dan juga Sakha di taman dekat perpustakaan kampus mereka sambil berkutat dengan laptop di hadapannya. Di temani dengan terik matahari yang hari ini agak bersahabat, karena tidak terlalu menyengat dan semilir angin yang melewati Meidiana memberikan kesejukan bagi siapapun yang merasakannya. Tak terasa waktu sudah 2 Minggu berjalan, ini adalah hari terakhir dari pengumpulan tugas UAS yang sudah diberikan oleh pak Wanto. Tugas yang lumayan berat, sebab mereka harus menempuh perjalanan jauh ke Jepara dan masih harus melakukan observasi lagi di Jakarta. Meidiana, Sakha dan Baskara memutuskan untuk mengumpulkan tugas ini bersama-sama.

"Dek Meiiii ~~"

Meidiana yang merasa namanya di panggil yang tentu saja dia tau siapa pemilik suara itu, karena hanya dia satu-satunya orang yang memanggil nya dengan sebutan 'Dek'. Awalnya memang Meidiana agak risih dengan panggilan itu, namun ia mulai terbiasa sebab ketiganya semakin dekat setelah mengerjakan projects ini. Ia melihat Baskara dengan strawberry milkshake di tangan nya dan Sakha dengan ice americano nya, tengah berjalan menuju ke arah Meidiana duduk.

"Udah lama?" Tanya Sakha yang meletakkan tas dan kopi nya di meja.

"Bisa dilihat dari kopi gue sih kak" ucap Meidiana.

"Sorry ya, si Babas lama" ucap Sakha.

"Dih kok jadi gue sih" ucap Baskara tak terima dengan perkataan Sakha yang kini duduk di sebelah Sakha.

"Lah kan emang elu. Siapa coba yang tadi milih minum aja lama banget padahal yang dibeli sama aja" ucap Sakha

"Hehehe ya kan gue pengen coba rasa yang lain gitu" ucap Baskara sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Terus kenapa jadinya tetep strawberry milkshake kak?" ini Meidiana yang berucap.

"Hehehe kayaknya yang lain gak ada yang enak dek, jadi mas Babas pilih yang pasti enak aja gitu" ucap Baskara dengan penuh senyum kepada Meidiana.

"Udah cepetan keluar laptop lu, gak kelar ni tugas entar" ucap Sakha yang entah kapan tapi laptop nya sudah berada di hadapannya dengan posisi menyala.

Ketiganya pun kembali serius di hadapan laptopnya masing-masing untuk melanjutkan tugas yang tinggal sedikit lagi kalo kata Mei, tapi gak tau sudah 3 jam mereka duduk di tempat dan posisi yang sama.

"Akhirnya selesai jugaaaaa" ucap Baskara yang terdengar seperti rengekan seraya meregangkan tubuhnya.

Dering telepon genggam milik Meidiana menghentikan kegiatan ketiganya merenggangkan tubuh. Nampak panggilan yang ternyata dari Aruna. Meidiana pun segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halo iya Run" ucap Meidiana dengan handphone yang di dekatkan di telinga kanannya.

"Gua... Gua lagi di taman deket perpus" lanjutnya.

"Iya ini lagi sama kak Sakha sama kak Bas juga"

"Iya abis finishing sama submit tugasnya pak Wanto"

"Ohhh ya udah gua tunggu"

🍒

Kini kursi di bawah pohon rindang yang semula kosong telah terisi penuh, bahkan kurang sampai-sampai harus mengambil kursi dari meja lainnya. Mereka ber 7 (?) Tengah duduk berbincang bincang sambil sesekali tertawa bersama ulah siapa lagi kalo buka Baskara dan Sakha yang tidak ada hentinya bertengkar setiap mereka bertemu. Tapi anehnya keduanya selalu bersama layaknya surat dan prangko. Iya, yang awalnya hanya ada Meidiana, Sakha dan Baskara kini sudah ada Aruna, Nadin, Gading dan juga Gamal yang ikut bergabung dengan ketiganya. Awalnya Aruna bertanya dimana sang sahabat berada melalui panggilan telepon dan hendak menghampiri Meidiana namun entah mengapa jadi ada Gading dan Gamal juga.

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang