Prolog | The beginning of All

19 3 1
                                    

Jangan bilang Hana atau siapapun, kalau Garma sekarang lagi nyebat, bisa bisa Garma kena celometan pacarnya itu! Garma gusar sambil mengacak-ngacak rambut coklatnya. Laki-laki bermonolid mata abu-abu itu menurunkan dirinya dan berjongkok dengan kasar. Pikiran laki-laki itu berkecamuk, harap ada sesuatu yang bisa dijadikannya sebagai pelampiasan.

Beruntung ada tong sampah di dekat Garma yang bisa dijadikan kambing hitam, atas emosi Garma yang meluap-luap. Pasalnya, Garma sedang kalut karena saudara tirinya yang bernama Ronal itu telah membocorkan rahasia mereka berdua ke seantero sekolah.

Fakta bahwa, Garma Dirga Abimanyu dan Ronal Hansen Abimanyu, telah membunuh seseorang! Bukankah itu fakta yang mencengangkan. Dua orang putra dari pemilik yayasan sekolah mereka berada menjadi dua orang kriminal. Berita ini belum sampai ke orang tua mereka, sepertinya, melihat belum ada telponan dari, Pak Gema, papa mereka.

Garma mencoba menghubungi Ronal, namun ampas, panggilan tidak tersambung sedikitpun. Garma membuang sigaret miliknya dan segera berlari menuruni tangga dan mencari keberadaan Ronal.

"Si bajingan itu ada dimana, gila!" umpat Garma tanpa mempedulikan tatapan adik kelas yang melihat Garma berlarian seperti cacing kepanasan. Dengan nafas tersenggal-senggal akhirnya Garma berdiri tepat di depan kelas, saudara tirinya. Para pasang mata melihat Garma, kelas yang awalnya ramai berubah menjadi hening atas kedatangan Garma, cowok trouble maker yang sudah sangat terkenal, mentang-mentang anak pejabat.

Suara bariton Garma memecah keheningan, "Heh! Ronal dimana?" tanpa salam atau sapaan hangat, suara Garma itu terdengar sangat kasar. Namun orang-orang di kelas itu seperti sudah terbiasa.

"Kita nggak tahu, Ronal nggak masuk sejak pagi" ucap Romi, ketua kelas 11 IPS 2. "Serius?" tanya Garma masih dengan nafas yang tidak beraturan. Jangan tanya kenapa Garma bingung, karena Ronal pasti selalu datang tepat waktu, dan hari ini, Ronal pasti tahu kalau hal seperti pasti akan terjadi. Berita besar mengenai aksi pembunuhan mereka. Gila!!! Otak Garma lagi nggak waras sekarang.

TING!
TING!
TING!

Deretan notif bersahutan dari ponsel para siswa, dan setelah membaca notif itu mereka semua saling menodongkan layar ponsel dan mendongak ke arah Garma yang berada di hadapan mereka. "APA!?" tanyanya kasar.

"Coba cek ponsel lo" serga Romi, Garma sedikit was-was dan tangannya agak bergetar, dibukalah benda persegi panjang dengan casing Anjing serigala itu, layar ponselnya terbuka. Di tempat itu, Mata Garma terbelalak seperti akan keluar dari tulang wajahnya. BAHAYA!!! Berita sudah tersebar, pandangan mata dan rasa bertanya-tanya mulai melihat ke arah Garma. Dengan cekatan Garma melangkah pergi dari kelas itu, dan menuju kelas pacarnya, Hana Adera, gadis berambut pendek sebahu dengan alis rapi dan wajah bundar.

Belum sampai ke tempat yang dia tuju, langkah Garma terhenti ketika beberapa senior mendecak padanya. "Jadi lo pembunuh?!" ucap senior bernama Hardin itu dengan menyunggingkan senyuman miring mengejek. "LO DIAM BISA NGGAK SIH, ASSHOLE!" Balas kasar Garma. Maafkan Garma dan perkataan tidak sopannya, anak itu kurang diasuh dengan baik.

Garma sampai di depan kelas Hana, dan semua mata menyalak padanya, Hana menatap Garma dengan tatapan kecewa. Nggak, Hana nggak boleh lihat gue dengan tatapan kayak gini sekarang, please, Hana! Pikir Garma. Sebelum sebuah panggilan dari sound sekolah yang memanggil nama GARMA DIRGA ABIMANYU dan RONAL HANSEN ABIMANYU, untuk segera ke ruang kepala sekolah saat itu juga.

Namun Garma malah kabur ke toilet, ya anggap saja Garma pengecut! Laki-laki sok keren itu memang pengecut, beraninya cuman adu jotos, tapi ketika di minta pertanggung jawaban, langsung bersembunyi bagai udang di balik batu.

Garma menelan saliva-nya, mengusap wajahnya dengan kasar dengan air keran wastafel yang dibiarkannya menyala, untuk menutupi gemerisik para siswa yang lalu lalang di depan toilet. Sejenak Garma mengeluarkan bungkus rokok dari sakunya, mengambil satu batang rokok, menyelipkannya dianta bibir merah pecah-pecah miliknya, dan menyalakan pemantik api.

Kepulan asap memenuhi wajahnya, dilihatnya dirinya yang kacau di depan cermin. Perawakannya tidak karuan. Seragam yang tidak memiliki atribut lengkap, dan satu kancing yang tidak terkait dan membuat kalung leher berinisial H yang tergantung di lehernya terlihat. Sedikit samar-samar terlihat sebuah tato berbentuk kupu-kupu di bawah lehernya. Rambut basah yang bercampur dengan keringat dan air wastafel. Luka di alis yang menambah kesangaran penampilan Garma. Laki-laki itu lebih dari problematik! Tidak ada hal bagus yang bisa di dapat dari seorang Garma! Ah! Hampir lupa, kecuali satu hal. Kecuali wajahnya tampan lumayannya, yang mungkin bisa bikin Olivia Rodrigo naksir! Wajah Garma itu hampir mirip 11 12 dengan Louis Partridge!Kembali lagi ke keadaan Garma yang masih stress dengan mengisap sigaret itu di bibirnya. Nggak heran kalau Garma dicatat sebagai siswa kurang sehat secara jasmani setiap medical check-up yang dilakukan sekolah mereka setiap semester!

Satu hal yang bikin Hana terpesona pada Garma, tentu saja wajahnya yang mirip Louis Partridge, pasalnya Louis Partridge adalah aktor favorit Hana. Dan juga perhatian manis Garma, dan mungkin sedikit bantuan dari privilege keluarganya, pemilik yayasan sekolah dan berduit. Tapi mungkin sekarang Hana akan menyesali keputusannya karena sudah pernah mengajak Garma menjadi pacarnya, pasalnya sekarang Garma menjadi trending topic sekolah karena tersebar berita Garma dan Ronal telah membunuh seseorang!

Garma menyudahi kegiatan mengisap batang rokok yang hanya mengikis umurnya itu ke wastafel yang masih dengan keadaan keran menyala. Di tatap wajahnya lekat-lekat di depan cermin. Gausah kebawa stress, Garma, Lo harus buktiin seorang Garma bisa melewati hal ini! Ungkapnya dalam hati untuk memperkuat kepercayaan dirinya.

Garma keluar dari toilet, dan beberapa siswa yang berlalu-lalang disana, sungguh tersontak, dan bisik-bisik yang menggosipkan Garma sedikit terdengar. For your information, telinga Garma itu tajam. Dia itu ketua band dan punya posisi sebagai vokalis dan gitaris. 

Garma tanpa memperdulikan mereka segera kembali ke kelasnya, yang ternyata telah dihuni beberapa anak OSIS yang sedang menunggunya. Salah satunya ketua OSIS sekolah mereka, Zayan Rafa, laki-laki dengan mata tajam itu menelisik keberadaan Garma. "Beresin meja lo, dan ikut kita ke ruang kepala sekolah, sekarang juga" Ucapnya.

-----

Hah, sumpah deg deg an banget waktu nulis ini!

semoga enjoy ya! Harap bijak dalam membaca, disini banyak kata-kata kasar!

So vote dan comment kalau suka ya!! please buat author semangat!!!

ini foto waktu Ronal sama Garma masih smp, gemesin banget kan mereka, uhuk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini foto waktu Ronal sama Garma masih smp, gemesin banget kan mereka, uhuk!

Yang kepo sama visual Zayan Rafa angkat tangan sini!!!✋✋✋

CatastropherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang