"Eeeuuhhh"....ayrin mendengus kedinginan saat waktu subuh telah tiba. Perlahan dirinya membuka mata dengan tidur terlentang. Iya tersentak mendapati dirinya sudah berada didalam kamar. "kenapa aku udah dikamar?". Batinnya bingung. Dirinya berbalik menghadap kesebelah, dan disana iya tidak melihat keberadaan suaminya yang tidak lain adalah ustadz afzhal.
Ayrin melirik alarm disebelahnya "masih jam setengah lima, dimana dia. Mas afzhal udah bangun sepagi ini?". Pikirnya beranjak bangun. Iya berjalan kearah kamar mandi mungkin saja ustadz afzhal didalam sana.
Iya mengetuk pintu itu namun tak ada jawaban sama sekali. Iya langsung memutar gagang pintu itu dan tidak melihat siapa-siapa disana. "Dimana mas afzhal? Apa dia udah ke mesjid?, tapi kenapa dia gak bangunin aku gak kaya biasanya". Bingungnya lagi. Namun ayrin masih tak menggubris perilaku aneh yang terjadi, iya justru terlihat biasa saja tanpa mempermasalahkan hal itu.
Ayrin pergi ke kamar Ara membangunkan putrinya untuk sholat subuh bersama."Ara". Panggil ayrin sambil mengelus pucuk kepala anak kecil itu.
"Eeummghh". Dengus Ara membalas panggilan ayrin. Ara sangat mudah untuk dibangunkan, hanya dengan memanggil namanya saja dia sudah terbangun.
"Umma sekarang sudah jam berapa?".
"Udah mau jam lima, ayo bangun".
Ara duduk dipinggir ranjangnya sejajar dengan ayrin sambil menatap wajah sang ibu sambung. "Umma". Panggilnya pelan.
"Iya sayang, ada apa?".
"Ara sayang umma". Ucap Ara tiba-tiba saja sambil tersenyum. Ayrin merasa bingung sambil memegang pipi chubby Ara. "kenapa tiba-tiba Ara ngomong kaya gitu?".
Ara menaikkan bahunya "gak tau, tiba-tiba aja Ara pengen ngomong kaya gitu". Aryrin menghela nafasnya pelan "umma juga sayang banget sama Ara".
***
Persiapan untuk ijab kabul sudah disiapkan, afzhal sudah siap dengan pakaiannya dan begitu juga dengan Ustadzah Yura. Berita yang tidak senonoh antara keduanya sudah menyebar di seluruh penjuru pesantren dan membuat afzhal tak sanggup untuk menghadapi mereka karena merasa begitu malu. Iya sangat menyesal atas perbuatan yang sudah mereka lakukan. "Afzhal apa kamu sudah bicara dengan ayrin?". Tanya kyai Habil tanpa ekspresi menatap sang putra.
Iya hanya menggeleng "belum". Balasnya.
"Astaghfirullah halazim. Kenapa kamu tidak memberitahunya". Tegas kyai Habil.
"Afzhal malu jika harus mengatakannya pada ayrin. Afzhal bahkan tidak sanggup untuk menatap wajahnya".
"Jadi kamu mau dia tidak tau tentang perbuatan yang sudah kalian lakukan? dan kamu mau menutupi pernikahan ini padanya?, dimana hati nuranimu afzhal? Abi tidak pernah mengajarimu menjadi seorang laki-laki yang pengecut seperti ini!". Kyai Habil begitu dilanda kemarahan kepada ustadz afzhal.
"Lisa, panggil ayrin kesini sekarang".
"Ba-baik Abi". Dengan cepat Lisa melenggang pergi untuk menemui ayrin sesuai perintah kyai Habil.
Dengan perasaan gusar iya datang menghampiri sahabatnya "Ayrin... assalamualaikum". "Waalaikum salam, Lisa. Tumben banget pagi-pagi udah kesini, ada apa?". Tanya ayrin yang sedang menyapu halaman samping rumahnya.
"Ay ada panggilan untuk Lo dari kyai Habil, sekarang".
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Sang Pencipta
Teen Fictionبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم Ahlan Wasahlan. Ambillah yang baik, buanglah yang buruk. Happy Reading.... Apa yang ada didepan mata tak akan sanggup menandingi apa yang ada di dalam hati, dan yang sudah di dalam hati tak akan sanggup untuk...